Home / Politik Pemerintahan : Komisi B

Cetuskan Ide Baru Pompa Air Teknologi Solar Cell di Wilayah Pertanian

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 04 Jul 2023 19:59 WIB

Cetuskan Ide Baru Pompa Air Teknologi Solar Cell di Wilayah Pertanian

i

Subiato - Anggota Komisi B DPRD Jatim

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pompa Air di Wilayah Pertanian menjadi andalan satu-satunya bagi petani ketika masuk dalam musim kemarau. Namun pompa air juga membutuhkan biaya bahan bakar yang tidak sedikit, Subianto Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur mengusulkan ada pengganti bahan bakar untuk pompa air agar tetap dapat dioperasikan dengan murah.

“Saya usulnkan pemerintah memberikan bantuan solar cell atau perangkat listrik tenaga matahari sebagai pengganti genset yang selama ini menggunakan bahan bakar minyak,” cetus Subianto, Selasa (27/6/2023).

Baca Juga: Komisi E Dorong KONI Jatim Segera Ajukan Anggaran PON XII Aceh

Dijelaskannya, kekeringan air saat musim kemarau, menjadi permasalahan yang biasa dialami petani di Jawa Timur. Untuk mengatasi persoalan itu, petani biasanya menggunakan diesel untuk mengaliri air sawah mereka.

Namun demikian, irigasi menggunakan pompa diesel, tentu akan semakin menambah beban biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM). Melihat permasalahan ini, Subianto mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim agar menciptakan teknologi tepat guna. Menurutnya, pemprov bisa menggandeng akademisi dalam menciptakan teknologi solar cell dalam mendukung irigasi pertanian.

"Jadi langsung pompa itu pakai solar cell, jauh lebih irit. Itu ke depan harusnya pakai itu (solar cell), karena petani kasihanlah melihat biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi," kata Subianto.

Politisi Partai Demokrat itu menegaskan, bahwa jangan sampai petani semakin terbebani dengan biaya yang lebih besar hanya untuk kebutuhan irigasi pertanian. Pasalnya, petani sudah mengalami kesulitan dalam mendapatkan pupuk bersubsidi. Hal ini karena adanya pembatasan sehingga mereka harus disupport dengan pupuk non-subsidi yang belum tentu selalu tersedia.

Baca Juga: Komisi B Desak Dinas Pertanian Jatim Maksimalkan Kualitas dan Fungsi UPT Hortikultura di Batu

"Kami harapkan ke depan Dinas Pertanian menggandeng ITS (Institut Teknologi 10 Nopember) atau lembagah yang concern di bidang teknologi Pertanian agar menciptakan alat yang bisa (irigasi) menggunakan solar cell. Jadi (dipasang) di tengah sawah itu pakai teknologi yang tepat guna," harapnya.

Subianto juga mengungkap, jika di wilayah Dapilnya yakni Dapil Jatim VIII yang meliputi Kota Kediri dan Kabupaten Kediri, kekeringan air belum begitu seberapa. Hanya saja, untuk petani Tebu musim panen saat ini berdampak terhadap turunnya rendemen atau kadar kandungan gula dalam tebu.

"Pengaruh terhadap tebu itu banyak yang kering, rendemen juga tidak bagus. Jadi kasus ini (kekeringan) juga ada kaitannya rendemen tebu. Kondisi Dapil VIII ya kering, tapi belum terlalu," tandasnya. 

Baca Juga: Ketua Komisi B Usulkan PKL Jl KH Mas Mansyur Bisa Berjalan hingga Selesai Bulan Ramadhan

Sementara itu Ir. Dydik Rudy Prasetya, MMA Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur mengaku belum melakukan apapun terkait antisipasi kekeringan di areal Pertanian Jawa Timur. “Program untuk musim kemarau (di Pemprov Jatim) belum ada, masih menjalankan interuksi dari Kementan kemarin saja,”  ujar Rudy.

Diantaranya adalah program Mobilisasi Alat mesin pertanian (Alsintan), bantuan pompa air dan sebagainya. Karena Wilayah kekeringan itu, kata Rudy masih belum banyak. Hanya beberapa Wilayah saja yang masuk kategori merah. “Yang merah itu, hanya Tuban dan Bojonegoro,” sebutnya.

Dari Wilayah yang sekarang sudah merah itu, petugas Dinas Pertanian Sudah bersiaga. “Kita harus siaga disana. Tapi kan hujan itu masih turun lagi. Kita selalu update terus. Nanti kita kasih datanya,” pungkas Rudy. rko

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU