Dermaga Pelabuhan Dungkek dan Gili Iyang Diharapkan Dongkrak Ekonomi Sumenep

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 06 Jul 2023 13:04 WIB

Dermaga Pelabuhan Dungkek dan Gili Iyang Diharapkan Dongkrak Ekonomi Sumenep

i

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat Peresmian Dermaga Dungkek dan Gili Iyang, di Pelabuhan Dungkek, Selasa (4/7/2023). Foto: Pemprov Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Sumenep - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan dua dermaga yakni Dermaga Pelabuhan Dungkek dan Dermaga Pelabuhan Gili Iyang di Kabupaten Sumenep pada Selasa (4/7/2023).

Didampingi Wakil Bupati Sumenep, Kadis PR, KP, dan Perhubungan Kab. Sumenep serta Kadishub Jatim, Khofifah meresmikan Dermaga Pelabuhan Dungkek dan Gili Iyang ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan untaian melati.

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Tegaskan Pentingnya Sinergitas Tingkatkan Capaian IKU Pemprov Jatim

Usai peresmian, Mantan Menteri Sosial RI ini menekankan bahwa Pelabuhan Dungkek dan Gili Iyang merupakan milik masyarakat. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) sengaja merevitalisasi kedua pelabuhan ini untuk memperlancar mobilitas masyarakat dan jasa, sekaligus untuk mendorong arus wisata dan perekonomian daerah.

Hal ini cukup beralasan, sebab selama ini, perjalanan laut di sekitar Dungkek dan Gili Iyang belum terakses secara proporsional. Hal itu diketahuinya dari salah satu tayangan TV nasional yang ditontonnya beberapa tahun lalu, sebelum menjadi Gubernur.

“Kami membangun dua dermaga itu sebagai upaya pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan transportasi laut, baik untuk angkutan orang maupun barang, sehingga keberadaannya benar-benar berefek positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Khofifah, Selasa (5/7/2023).

Khofifah bercerita, sekitar 6 atau 7 tahun lalu saat ia berkunjung ke Pulau Giliyang, di sore hari sulit untuk mendapatkan tempat sandar perahu hingga ke tepi. Kebetulan kondisi air laut sedang surut.

“Akhirnya kami harus nyebur ke laut karena perahu tidak bisa merapat ke tepi. Ini membuat kami berpikir begitu pentingnya dibangun dermaga yang memadai di Pulau Giliyang,” ucapnya.

Selain itu, ia juga mengisahkan pernah melihat proses pengiriman sapi dari Pulau Sepudi dengan perahu. Sapi harus didorong hingga ke tengah laut karena perahu tidak bisa merapat.

“Saya kebetulan dari dulu memiliki satu keberpihakan terhadap animal welfare (kesejahteraan  hewan). Kasihan sekali sapinya harus didorong-dorong seperti itu. Maka saya bilang, ini harusnya kita bisa menyiapkan aksesibilitas bagi proses mobilitas untuk masyarakat dan ternak. Nah, ini tentu saja butuh dermaga yang memadai," jelasnya.

Baca Juga: Pemprov Jatim Layani Mudik dan Balik Gratis Kepulauan

Lebih lanjut, Gubernur perempuan pertama di Jatim ini mengatakan bahwa Pulau Gili Iyang di Kecamatan Dungkek memiliki keistimewaan tidak hanya wisata keindahan alam saja. Namun, juga memiliki kelebihan sebagai pulau oksigen.

Pulau Gili Iyang memiliki kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Yordania. Dibandingkan dengan daerah lain, kadar oksigen di pulau ini lebih tinggi, yakni sebesar 20,9 persen.

Pembangunan dermaga itu diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar pulau. Khususnya aksesbilitas ke Pulau Gili Iyang dalam rangka menarik wisatawan, untuk mengunjungi wisata kesehatan di Kabupaten Sumenep.

“Kabupaten Sumenep dianugerahi Pulau Gili Iyang dengan kandungan oksigen terbaik kedua di dunia sebagai wisata kesehatan untuk wisatawan. Karena itulah, masyarakat pulau setempat menjaga dan melestarikan alam terutama kandungan oksigennya guna kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Perhubungan Kabupaten Sumenep Yayak Nurwahyudi menyampaikan bahwa pembangunan dua dermaga itu berasal dari dana bantuan keuangan Pemprov Jatim sebesar Rp60 miliar.

Baca Juga: Tercatat Sejarah, SMAN I Arjasa Sumenep Peraih OSN Kabupaten Terbanyak Tahun 2024

“Rinciannya, untuk revitalisasi pembangunan Pelabuhan Dungkek sebesar Rp41,65 miliar. Sedangkan untuk pembangunan Pelabuhan Giliyang sebesar Rp17,79 miliar,” ungkapnya.

Yayak menjelaskan, Pelabuhan Dungkek memiliki panjang trestle 140 meter, lebar 7 meter dan panjang jetty 42 meter, lebar 8 meter, serta memiliki fasilitas penunjang lain seperti gedung kantor, terminal penumpang, area parkir, genset dan tandon air.

Sedangkan Pelabuhan Gili Iyang memiliki panjang trestle 195 meter dengan lebar 3,5 meter, sedangkan untuk jetty memiliki panjang 33 meter dengan lebar 8 meter.

“Kami berharap, pembangunan Pelabuhan Dungkek dan Gili Iyang menjadi pelabuhan penumpang lokal, sehingga bisa efektif sebagai terminal penghubung antar daerah ke daerah lain, guna melancarkan arus perdagangan untuk memajukan perekonomian daerah,” ujar Yayak. smn

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU