Andika Perkasa dan Nilai ''Jualnya''

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 12 Jul 2023 10:06 WIB

Andika Perkasa dan Nilai ''Jualnya''

i

H. Raditya M Khadaffi

Analisis Politik:

Raditya M Khadaffi

Baca Juga: Emil Dardak, Si Genius, Bisa Menteri, Bisa Tetap Wagub

 

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa, sudah merapat ke PDI Perjuangan. Etika politiknya, tak pantas parpol lain merayu menantu mantan Ketua BIN Jenderal (Purn) Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H., M.H.

Maklum, saat masih aktif di militer, Andika dapat pinangan dari NasDem. Dia menolak. Andika Perkasa, saat itu sudah memutuskan merapat ke PDIP. Dan setelah pensiun, secara terbuka dukung Ganjar Pranowo.

"Ya komunikasi sudah ada, tetapi saya kan segera setelah pensiun 1 Januari (2023, red) kemarin, saya sudah memutuskan yang saya jawab tadi (merapat ke Ganjar)," kata Andika di podcast What The Fact! Politics, Senin (10/7/2023).

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa menyatakan meski memberi dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) Pilpres 2024, Andika mengatakan dua nama capres lain yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, sama baiknya. Namun, ia memilih Ganjar karena alasan pribadi.

"Saya yakin tiga-tiganya memiliki tujuan yang sama menjadikan Indonesia negara yang lebih maju, tetapi kan secara personal kita punya preference. Secara personal, saya lebih pas mendukung Mas Ganjar," kata Andika saat berkunjung ke Gedung Transmedia, Jakarta Selatan, Rabu (5/7/2023).

Andika tak bisa mengungkap alasan memilih Ganjar dibanding Anies dan Prabowo. Menurutnya, hal itu murni preferensi pribadinya. Dan ia menegaskan siap jika diberikan tugas sebagai bagian dari tim pemenangan atau calon wakil presiden.

"Posisi saya dari awal saya siap kok ditugaskan apa saja. Jangankan tim pemenangan atau calon wakil presiden, enggak ditugaskan apa pun saya siap," ujarnya.

Mengapa Andhika, merapat ke PDIP? Jejak digital yang saya simpan, mertuanya memiliki kisah panjang dengan Megawati. Saat Hendropriyono menjabat sebagai Panglima Kodam Jakarta Raya (Pangdam Jaya), Ia adalah orang yang “membiarkan” berlangsungnya Musyawarah Nasional (Munas) Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Saat itu Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi Ketua Umum.

Jusuf Wanandi dalam buku "Menyibak Tabir Orde Baru" menyebut Hendropriyono adalah jenderal yang punya simpati dengan Megawati.

Konon, pada saat pelaksanaan Munas PDI saat itu, Hendro mengaku tidak mendapat perintah khusus dari Panglima TNI untuk memenangkan Megawati. Apa yang Ia lakukan murni karena simpati terhadap Megawati. Alasannya Megawati adalah anak Bung Karno, idolanya sejak muda.

Peran Hendro sebagai Pangdam Jaya kala itu banyak yang bilang sangat berjasa bagi karier politik Megawati yang berhasil terpilih menjadi Ketua Umum PDI.

Bahkan pasca Orde Baru tumbang, hubungan antara keduanya disebut semakin menguat.

Tak salah, usai pensiun, Andika hadir di peringatan Bulan Bung Karno yang digelar PDIP di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 24 Juni lalu. Ia hadir mengenakan batik berwarna merah.

Ia pun sempat berfoto dengan Ganjar Pranowo. Kehadiran Andika itu menyusul rencana PDIP menjadikannya sebagai ketua tim pemenangan Ganjar di Pilpres 2024.

Mungkin Andhika dipilih jadi ketua tim pemenangan Ganjar di Pilpres 2024.? Akal sehat saya bilang mungkin. Andhika, ibarat sebuah produk, ia punya nilai jual yang tinggi dibanding Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid, yang juga masuk radar partai untuk jadi bagian tim pemenangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Baca Juga: "Memeras" Uang Rakyat

Andhika Punya Keunggulan Competitive Intelligence

Menurut analisis saya, Andhika bakal dijadikan ketua tim pemenangan Ganjar di Pilpres 2024, wajar.

Sadar atau tidak, Andhika punya nilai "jual" yang tinggi. Ibarat sebuah "produk" sosok Andhika, punya keunggulan komparatif (comparative advantage) dengan biaya peluang yang lebih rendah. Mengapa? Ia anak seorang jenderal yang pernah menjadi Kepala BIN, era presiden Megawati.

Hendro juga menjabat di bagian intelijen selama hampir 9 tahun dalam Angkatan Darat. Setelah pensiun dari militer, Hendro, meduduki posisi sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Salah satu konsep Hendro, saat di BIN, adalah pendirian Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Saking mahirnya dalam intelijen, Hendro, dijuluki jenderal intelijen. Bahkan, gelar akademik profesor intelijen diraihnya dari STIN. Ia menjadi profesor intelijen pertama di Indonesia dan masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Hendro, pernah menduduki posisi strategis di internal BIN. Apalagi keberadaan BIN dalam melakukan intelijen diarahkan untuk pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap ancaman terhadap keamanan nasional. Secara kedudukannya, BIN berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kini lulusan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) masih ada yang aktif di BIN.

Mereka bisa dimintai suplai data intelijen oleh Andhika, saat menantu Hendropriyono, benar terpilih jadi Ketua tim pemenangan Ganjar di Pilpres 2024.

Apalagi, sudah punya KTA PDIP. Ini bisa membuat calon pemilih capres memilih PDIP ketimbang parpol kompetitornya.

Andhika pasti akan punya tim kampanye yang memahami dan mempromosikan keunggulan PDIP untuk dapat memenangkan kompetisi di pasar yang kian sengit melawan koalisi NasDem, PKS dan Demokrat serta Gerindra, dkk.

Baca Juga: Pilgub 2024, Khofifah Tanpa "Lawan Tanding" Sebanding

Menurut Air Focus, salah satu aspek manajemen bisnis ada konsep yang membuat pelanggan memilih PDIP ketimbang milik kompetitornya. Apa? Ganjar dan Andhika beserta timnya yang tahu.

Menyadur laman The Balance, keunggulan kompetitif atau competitive advantage, adalah aspek-aspek yang membuat barang atau jasa dari sebuah perusahaan menjadi lebih unggul.

Sebagai pemenang pemilu 2019, Mega tahu keunggulan PDIP.

Apalagi dalam pilpres 2024 ada misi melanjutkan pembangunan yang dirintis Jokowi, PDIP feeling saya sudah menemukan keunggulan kompetitifnya.

Hal yang saya pahami, meskipun istilah ini biasanya digunakan untuk dunia bisnis, strategi competitive advantage juga bisa diterapkan oleh politik .

Secara konseptual untuk mendapatkan dan mempertahankan competitive advantage, PDIP mestj mampu untuk menunjukkan kualitas yang lebih besar daripada pesaingnya.

Andhika dan tim pasti tahu cara menyampaikan informasi tersebut kepada target audiens bidikan partainya wong cilik.

Saya amati PDIP saat ini memiliki produk dengan "harga" yang lebih rendah daripada milik pesaingnya. Apa dan siapa? Pemilih pemula dan pemilih pendidikan SMA ke bawah dan grassroot di desa dan pinggiran kota. Ini contoh PDIP memiliki competitive advantage.

Nah, untuk menciptakan keunggulan tersebut, perusahaan bisa menganalisis data competitive intelligence untuk memahami kekuatan kompetitor PDIP. Nah, peran competitive intelligence ini bisa diback up mertua Andhika sampai muridnya yang dididik di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN). Belum prajurit-prajurit yang pernah digembleng saat Andhika jadi Kasad dan Panglima TNI. Itulah nilai "jual" Andhika. ([email protected])

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU