SURABAYAPAGI.COM, Magetan - Kabupaten Magetan dikenal sebagai daerah penghasil tembakau. Di antaranya yakni Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Plaosan, Kecamatan Panekan dan Kecamatan Parang.
Musim kemarau tahun 2023 menjadi berkah tersendiri bagi para petani tembakau di Dusun Ngrobyong, Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan.
Baca Juga: Anggarkan Rp 5,9 Miliar, Pemkab Magetan Bakal Rehabilitasi Bangunan Sekolah
Bupati Magetan Suprawoto mengatakan, musim kemarau memberi keuntungan. Pasalnya, hasil panen bagus dan harganya mengalami kenaikan. Pada pandemi Covid 19 lalu, hanya dihargai Rp 3 ribu per kilogram dari petani.
"Tembakau basah dihargai Rp 8 ribu per kilogram. Sedangkan tahun lalu tembakau pernah jatuh pada harga terendah," kata Suprawoto, Selasa (1/8/2023).
Lebih lanjut, ia menambahkan, harga tembakau kering yang sudah dirajang turut naik Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram. Ia menilai hal tersebut menunjukkan indikator yang baik.
"Sehingga menjadi harapan besar bagi para petani, supaya tetap menanam tembakau sebagai mata pencaharian di sektor pertanian," tutupnya.
Baca Juga: Fenomena Upwelling, Ribuan Ikan Keramba di Telaga Ngebel Mati Mendadak
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Magetan, Uswatul Chasanah menyampaikan bahwa harga varietas tembakau rejeb asal Kecamatan Parang lebih tinggi, jika dibanding dengan tembakau temanggungan.
"Tembakau rejeb rajang dijual dengan harga Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per kilogramnya," ungkap Uswatul, Selasa (1/8/2023).
Selain harganya yang tinggi, sambungnya, tembakau rejeb juga telah ditetapkan sebagai tembakau unggul Nasional yang sudah mendapatkan pengakuan dalam bentuk sertifikat.
Baca Juga: Harga Eceran LPG 3 KG di Magetan Tembus Rp 22 Ribu per Tabung
Maka dari itu, ia pun mendorong para petani di Kabupaten Magetan lebih banyak menanam tembakau.
"Ke depan kami harapkan petani lebih giat lagi menanam tembakau. Agar bisa terciptanya suatu kawasan, sebagai syarat untuk bisa bekerja sama dengan industri rokok," tukasnya. mgt
Editor : Redaksi