Lho! Kok Rusak Baliho Anies-AHY

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 01 Sep 2023 21:18 WIB

Lho! Kok Rusak Baliho Anies-AHY

i

Penurunan dan pengrusakan baliho bergambar Anies-AHY, terjadi di beberapa daerah di Indonesia, Jumat (1/9/2023). Bahkan, ada sengaja merusak wajah Anies Baswedan.

Anggota Tim 8 KPP Sudirman Said: Tidak Semua Dalam Koalisi Setuju AHY Menjadi Cawapres Anies 

 

Baca Juga: Ashari Pastikan 99 Persen Rekom Partai Demokrat Jatuh ke Mbak Vinanda Untuk Maju Pilwali Kota Kediri

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Partai Demokrat sudah memerintah untuk men-take down baliho bergambar Anies-AHY di seluruh Indonesia. Perintah itu setelah adanya keputusan sepihak NasDem menentukan duet Anies dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Nasdem yang membentuk koalisi secara sembunyi-sembunyi dengan PKB untuk mengusung skema Anies-Muhaimin menjadi penanda bagi berakhirnya Koalisi Perubahan,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Khoirul Umam, dalam keterangannya, Jumat, (1/9/2023).

Anggota Majelis Tinggi Demokrat Syarief Hasan mengakui ia yang minta copot baliho Anies-AHY.   Kemarin, Partai Demokrat malah membeberkan isi surat tertulis dari bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan yang ditujukan ke Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Surat itu bertuliskan harapan Anies agar AHY berkenan menjadi pendampingnya dalam kontestasi politik 2024 mendatang.

"Surat Anies ke AHY minggu lalu. Surat ini dibuat tanggal 25 Agustus 2023 dan disaksikan oleh dua orang," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam keterangannya, Jumat (1/9/2023).

 

Baliho di Surabaya

Pencopotan baliho Demokrat bergambar Anies Baswedan dan AHY juga dilakukan di Surabaya. Pencopotan dilakukan usai duet Anies dengan Cak Imin terbongkar.

Baliho tersebut terpajang di Jalan Kertajaya, Surabaya. Wajah Anies dan AHY yang terpasang di reklame kini diganti menjadi wajah AHY dan kader Demokrat Kota Surabaya.

 

Sumut dan Riau

Juga Baliho yang menampilkan Anies Baswedan dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor DPD Partai Demokrat Sumut juga diturunkan. Penurunan baliho tersebut setelah intruksi dari DPP keluar.

Ketua DPD Demokrat Riau Agung Nugroho juga akui terjadi pencopotan baliho Anies, karena kekecewaan kader dan simpatisan menjadi alasan mengapa spanduk Anies di Riau banyak diturunkan. Bahkan tanpa komando secara langsung, pencopotan dilakukan serentak di 12 kota dan kabupaten.

 

Baliho di Jakarta

Juga di Jakarta, ada sejumlah baliho yang memasang gambar Anies-AHY, dicopoti. Salah satunya di kawasan Margonda, Depok.

Pada Juli kemarin, baliho itu berada di dekat lampu merah Simpang Ramanda, Jalan Margonda Raya, Depok. Baliho tersebut berlatarbelakang warna putih dengan tulisan tagline 'Perubahan & Perbaikan'.

Namun, pada Kamis (31/8), baliho bergambar Anies-AHY itu sudah di-take down. Baliho itu kini kosong.  Hal sama terjadi di Kota Semarang, kader Partai Demokrat di Semarang mencopot baliho, spanduk, hingga poster Partai Demokrat bergambar bakal capres Anies.

 

Di Semarang Malah Dirusak

DPC Demokrat Kota Semarang melepas baliho paling besar berkuran 5x12 meter di persimpangan Jalan Sompok Lama dan Jalan Mataram. Baliho tersebut bergambar Ketum Demokrat AYH dan Anies di sisi kiri, dan Ketua DPC Demokrat Kota Semarang, Wahyoe 'Liluk' Winarto

Kader DPC Demokrat Pati merusak baliho bergambar Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di jalanan Kota Pati. Perusakan itu buntut kekecewaannya terhadap keputusan sepihak NasDem yang mengusung Anies-Cak Imin.

Perusakan baliho bergambar AHY yang berdampingan dengan Anies dilakukan di sejumlah jalan di Pati, Kamis (31/8/2023) malam. Di antaranya di pertigaan Penthol Godi Pati dan Jalan Lingkar Selatan Pati.

 

Baliho di Kalimantan

Salah satu baliho Anies yang diturunkan kader Demokrat yakni yang berada di Kalimantan Timur. Baliho tersebut bergambar Anies dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan tulisan 'Perubahan & Perbaikan'

DPD Demokrat Aceh juga men-take down baliho Anies Baswedan. Dalam video berdurasi 13 detik, sejumlah kader Demokrat menarik baliho bergambar Anies-AHY.

"Kami tidak pernah keluar, mereka yang pergi!" kata kader Demokrat sembari mencopot baliho Anies.

Termasuk Pengurus Demokrat Cianjur juga menurunkan baliho Anies Baswedan. Kader yang mencopot baliho Anies menegaskan ini merupakan instruksi DPP.

DPD Demokrat DIY tegak lurus dengan perintah pengurus pusat Demokrat untuk mencopot baliho bergambar Anies Baswedan.

Baca Juga: Bidik Kursi Bupati Lamongan, Yes dan DK Berebut Rekom Demokrat

Soal pencopotan baliho bergambar Anies Baswedan, Arif mengatakan baliho tersebut sudah dicopot lebih dahulu. Dia bersyukur tak terlalu lama menyewa baliho.

"Kader itu kan dimana-mana marah, penurunan baliho luar biasa. Kemarin saya pasang (baliho) ukuran 12 x 6 (meter, bergambar) Pak Anies sama AHY di dekat Polda. Untung nyewanya saya nggak lama, jadi nggak usah nurunin sudah diturunin," kata Arif.

 

Kalkulasi politik Demokrat

"Pastinya antara ke Prabowo atau Ganjar. Demokrat pasti akan berkoalisi dengan mereka yang kemungkinan menangnya relatif kuat," kata Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno kepada wartawan, Kamis malam (31/8/2023).

"Tapi dari segi kalkulasi politik Demokrat sepertinya lebih ke Ganjar karena di koalisi Ganjar baru PPP yang lolos parlemen yang sudah berkoalisi. Jadi kehadiran Demokrat jauh lebih bermanfaat. Kalau di Prabowo sudah banyak partai," lanjut Adi.

Lantas, ke mana Demokrat akan berlabuh usai tak lagi dukung Anies?

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai secara otomatis KPP akan bubar. Dia menilai Partai Demokrat geram dan tidak mungkin lagi mendukung Anies Baswedan.

"Pasti bubar jalan poros perubahan. Apalagi Demokrat menyebut ada pengkhianatan dengan keputusan sepihak soal cawapres Anies," ujarnya

 

Anies-Cak Imin Jadi Problematik

Sementara Direktur Eksekutif IndoStrategic, Ahmad Khoirul Umam, menilai kans kemenangan duet Anies-Cak Imin menjadi problematik. Sebab, elektabilitas keduanya yang sama-sama lemah.

"Potensi kemenangan pasangan Anies-Imin agak problematik. Karena lemahnya elektabilitas Anies kurang terbantu oleh elektabilitas Cak Imin yang belum optimal," kata Umam kepada wartawan, Kamis (31/8/2023).

Umam menilai mesin politik yang dimiliki PKB yakni kaum Nadliyin juga tidak akan berjalan optimal jika mendukung Anies capres. Sebab menurutnya, PKB sudah membawa nama Prabowo dalam satu tahun belakangan ini. Terlebih kata Umam, para kiai dan sesepuh juga sudah terlanjur mendukung Prabowo

 

Demokrat Ungkit NasDem dan Anies

Baca Juga: Usai Vinanda Kini Giliran Mas Awi Kembalikan Berkas Bacawali Kota Kediri ke DPC Partai Demokrat

Juru bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan seharusnya ada komunikasi sebelum keputusan itu dibuat.

"Jadi bukan menarik partai baru masuk ke dalam koalisi ini nggak dong. Kalau menarik partai ada calon teman, ya kita telusuri sama-sama, pelajari sama-sama, lalu kemudian gimana nih kira-kira," kata Herzaky kepada wartawan di Cikeas, Bogor, Kamis (31/8/2023).

Herzaky lalu mengungkit terkait NasDem dan Anies yang sebelumnya tidak punya teman koalisi sebelum berkoalisi dengan Demokrat. Bahkan menurutnya, hal tersebut dimulai dari bulan Januari. "Selama ini mohon maaf kita sampaikan juga tapi Mas Anies lebih dari 5 kesempatan berulang kali, bahkan kalau kita cerita sesuai dengan yang tadi dirilis, di bulan Januari ketika sekian lama sejak deklarasi oleh teman-teman NasDem, NasDem dan Mas Anies tidak punya teman koalisi," ungkapnya.

 

Tak Semua Setuju AHY

Anggota Tim 8  Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Sudirman Said menjelaskan bahwa sesuai dengan piagam kerjasama tiga partai (Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat), penentuan cawapres ditentukan oleh capres yakni Anies Baswedan.

Dia hanya menyampaikan pembahasan nama bakal cawapres di Koalisi Perubahan sempat menemui jalan buntu.

"Capres telah melakukan tugas itu dengan membahas dengan berbagai pihak, mereview semua pilihan nama yg diusulkan," kata Sudirman Said dalam keterangan pers tertulis kepada wartawan, Kamis (31/8/2023).

Selanjutnya, para parpol anggota KPP berembuk. Tersebutlah satu nama cawapres untuk Anies, yakni Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Setelah melalui proses penjajakan, pembahasan, dan eliminasi sampai pada kenyataan bahwa nama yang tersedia dan bersedia adalah Agus Harimurti Yudhoyono. Hal ini disampaikan kepada semua pimpinan partai dalam koalisi di bulan Juni 2023," kata Sudirman.

Ada partai yang ingin agar pasangan Anies-AHY segera ditetapkan. Namun pembahasan belum berhenti. Tidak semua pihak dalam koalisi setuju bila AHY menjadi cawapres Anies. Ada partai yang tidak ingin terburu-buru.

"Pimpinan partai merespon secara beragam atas usulan ini. Pertama, ada partai yang berpandangan bahwa menyetujui dan meminta segera ditetapkan. Kedua, ada yang berpandangan bahwa tidak perlu terburu-buru menetapkan tapi menunggu menjelang akhir pendaftaran sembari mengantisipasi bila ternyata muncul opsi nama lain.

 

Rilis Usai Dinamika

"Perbedaan pandangan antar partai ini belum menemukan titik temu. Karena belum terjadi kesepakatan, maka proses penentuan calon wakil presiden tidak bisa diputuskan," kata Sudirman Said.

Keterangan pers yang dirilis usai dinamika terbaru mengemuka, yakni Partai Demokrat mengungkao Partai NasDem menyodorkan pasangan Anies-Cak Imin sebagai pasangan capres-cawapres. Partai Demokrat tidak terima dan merasa dikhianati. n erc/jk/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU