Harga Minyak Mentah Kembali Menguat Hingga 30 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 02 Okt 2023 11:39 WIB

Harga Minyak Mentah Kembali Menguat Hingga 30 Persen

i

Harga Minyak Mentah Naik Hingga 30 persen.

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Harga minyak per Senin (2/10/2023) menguat. Minyak mentah berjangka Brent untuk Desember naik sekitar 0,2 persen menjadi US$92,38 per barel. Untuk minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) sendiri naik menjadi US$91,02 setelah sebelumnya turun sekitar 92 sen pada pekan lalu.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 2 Persen Jelang Pertemuan OPEC+

Kedua harga acuan minyak ini meningkat hampir 30 persen di kuartal ketiga, di tengah prediksi kekurangan pasokan minyak mentah yang besar pada kuartal keempat, setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan hingga akhir tahun.

Dilansir dari Reuters mengatakan, harga minyak pada minggu ini menguat.

"Harga minyak memulai minggu ini dengan catatan yang kuat di tengah kekhawatiran pasokan dan tidak adanya perubahan kebijakan yang diharapkan oleh OPEC+, sementara penghindaran penutupan pemerintah AS pada akhir pekan memberikan sedikit kelegaan," kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Sekuritas.

Baca Juga: SKK Migas Jabanusa: Wilayah Jatim dan Jateng Capai 106 Persen Produksi Minyak Mentah

Adapun lebih lanjut, berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 42 ekonom, diperkirakan rata-rata harga Brent per barel berada di US$89,85 pada kuartal keempat dan US$86,45 pada 2024.

Penguatan harga minyak ini terjadi seiring perhatian investor pada prospek pasokan global yang ketat dan Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang terhindar dari penutupan operasi (shutdown).

Baca Juga: Aksi Militer Israel di Gaza Sebabkan Harga Minyak Mentah Memanas

Sementara itu, investor tetap berhati-hati terhadap perekonomian Tiongkok. Pasalnya, survei sektor swasta menunjukkan aktivitas pabrik di negara tersebut berkembang lebih lambat pada lalu September seiring permintaan eksternal yang lesu.

Tiongkok sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah serangkaian langkah-langkah kebijakan yang sederhana, tetapi prospeknya dibayangi oleh kemerosotan properti, penurunan ekspor dan tingginya pengangguran kaum muda, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan lemahnya permintaan bahan bakar. ac

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU