Home / Opini : Jumat Berkah

Mati Syahid

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 09 Nov 2023 20:43 WIB

Mati Syahid

“Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya maka ia syahid, barangsiapa yang terbunuh karena membela agamanya maka ia syahid, barangsiapa yang terbunuh karena membela darahnya (jiwanya) maka ia syahid dan barangsiapa yang terbunuh karena membela keluarganya maka ia syahid” (HR. At-Tirmidzi).

Seorang Hairdresser asal NTB, sedih membaca gugurnya ribuan Muslim Gaza akibat serangan Zionis Israel. Terutama anak-anak dan ibu-ibu.

Baca Juga: Tirakat

Kapster berusia 45 tahun itu mengingatkan kita tentang keutamaan meninggal dunia secara syahid.

Ia mengajak jamaah taklim pergi ke Gaza, membawa bantuan untuk warga Gaza. Ia rela kena roket zionis, rela mati syahid.

Saya kaget. Ya RT terperangah ada seorang ibu bicara tiga hal yaitu ajakan mengumpulkan donasi ke Gaza, mati syahid atau mati sia-sia?

Apalagi belum memikirkan urusan transportasi bisa sampai ke area perang Palestina-Israel.

Saya dan ibu-ibu lain mencari hadits tentang mati syahid menurut tuntunan Rasul.

Ada hadits yang menulis darah syahid harum semerbak .

Seorang mujahid yang mati di medan pertempuran yang sesungguhnya, boleh jadi darahnya berceceran dimana-mana. Orang awam yang melihatnya pasti akan ngeri, atau malah merasa jijik.

Namun di akhirat nanti, darah yang berceceran di sekujur tubuh itu justru akan berubah menjadi bau harum semerbak. Dan hal itu memang merupakan salah satu keutamaan bagi mujahid yang mati syahid di jalan-Nya, sebagaimana telah dijelaskan Rasulullah SAW dalam sabdanya

"Bungkuslah jasad mereka (syuhada') sekalian dengan darah-darahnya juga. Sesungguhnya mereka akan datang di hari kiamat dengan berdarah-darah, warnanya warna darah namun aromanya seharum kesturi."(HR An-Nasai dan Ahmad)

Meski hadits ini berbicara tentang apa yang terjadi nanti di hari kiamat, namun kenyataannya begitu banyak bukti di masa sekarang ini, mereka yang mati syahid, justru darahnya sudah berubah menjadi bau harum semerbak.

Dr Abdullah Azzam membuat buku khusus yang mengabadikan karamah para mujahidin itu dalam satu tulisan yang berjudul, Tanda-tanda Kekuasaan Allah di dalam Jihad Afghanistan.

Orang yang mati syahid mendapatkan kemuliaan dimana jasadnya setelah dikubur tidak dimakan tanah, tetapi utuh seperti ketika baru dikuburkan, meski sudah lama meninggal dunia.

Allah SWT memuliakan para syahid yang gugur akibat perang. Juga tetesan darahnya dicintai Allah SWT.

Selain berbau wangi, tetesan darah orang yang mati syahid itu dicintai Allah SWT. Bagi Allah SWT ada dua macam tetesan yang dicintainya, yaitu tetesan darah para syuhada, dan tetesan air mata orang yang takut kepada Allah SWT.

Dan tetes darah para syuhada adalah satu tetesan yang paling dicintai Allah, sebagaimana sabda beliau SAW:

Baca Juga: Puasa Syawal

"Tidak ada sesuatu yang dicintai Allah dari pada dua macam tetesan atau dua macam bekas, tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah dijalan Allah dan adapun bekas itu adalah bekas (berjihad) dijalan Allah dan bekas penunaian kewajiban dari kewajiban- kewajiban Allah." (HR at-Tirmidzi).

Juga jasadnya tidak dimakan tanah. Orang yang mati syahid mendapatkan kemuliaan dimana jasadnya setelah dikubur tidak dimakan tanah, tetapi utuh seperti ketika baru dikuburkan, meski sudah lama meninggal dunia.

"Kemudian aku tidak tega meninggalkannya dengan yang lainnya, maka aku keluarkan jasadnya setelah ena bulan. Ternyata bentuknya masih sama dengan bantuk ketika dikuburkan, kecuali bagian telinganya." (HR Bukhari)

Orang yang mati syahid mendapatkan kemuliaan dimana jasadnya setelah dikubur tidak dimakan tanah, tetapi utuh seperti ketika baru dikuburkan, meski sudah lama meninggal dunia.

Setiap anak mukallaf (belum baligh) yang meninggal, statusnya ahli surga.

Lembaga kemanusiaan Save The Children merilis setidaknya ada satu anak meninggal setiap 15 menit selama serangan Israel ke Jalur Gaza. Banyak di antara anak yang menjadi korban berasal dari keluarga Muslim. Lantas, tebersit pertanyaan, apakah anak-anak yang meninggal dunia akibat serangan Israel itu termasuk syuhada?

Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftahul Huda menjelaskan, secara bahasa, mati syahid yaitu mati dalam kondisi disaksikan oleh penduduk langit. Adapun secara terminologi, mati syahid artinya adalah seorang Muslim yang meninggal ketika berperang atau berjuang di jalan Allah. Selain itu, orang yang mati syahid juga adalah orang yang meninggal ketika membela kebenaran atau mempertahankan hak dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk menegakkan agama Allah.

Orang mati syahid karena apa saja?

"Mati syahid selain orang yang mati di jalan Allah, juga ada tujuh golongan yang termasuk mati syahid" yaitu, Mati karena penyakit perut, Mati tenggelam, Mati karena terserang tumor ganas, Mati karena penyakit tha'un, Mati terbakar, Mati karena tertimbun reruntuhan, Mati karena melahirkan. Setiap anak mukallaf (belum baligh) yang meninggal, statusnya ahli surga.

Baca Juga: Nyekar, Ziarah Kubur

Sebagian ibu ibu anggota majelis taklim menyarankan kita tak perlu ke Gaza hanya agar bisa mati syahid, seperti warga Palestina. Kita di Indonesia bisa kirim doa dan shalat gaib, seperti anjuran Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama .

Yaqut mengajak seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama melakukan shalat gaib untuk mendoakan para warga sipil Palestina yang mati syahid akibat serangan militer Israel.

Juga di AS, ada dua ribu orang salat Jumat di lapangan National Mall, yang menghadap ke gedung Kongres AS, jantung ibu kota Washington DC. Mereka berdoa bagi warga Palestina di Gaza yang terperangkap dalam serangan Israel. Serangan itu merupakan pembalasan atas serangan Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober lalu.

Berkhotbah di depan para jemaah sebelum salat Jumat (20/102023), Dr. Omar Suleiman, mengajak untuk mendoakan mereka yang disebutnya “mati syahid,” terutama perempuan dan anak-anak “yang menjadi syuhada dalam perang Israel-Palestina.”

Ia menyerukan warga dunia berdoa bagi yang telah meninggal dan berjuang bagi mereka yang bertahan. Menurutnya doa adalah yang paling dapat dilakukan semua orang, tidak saja warga Muslim, bagi Palestina, karena ini persoalan kemanusiaan. ([email protected])

 

Oleh:

Hj. Lordna Putri

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU