SMPN 2 Buduran Komitmen Sebagai Sekolah Ramah Anak

author Redaksi

- Pewarta

Senin, 19 Feb 2024 17:25 WIB

SMPN 2 Buduran Komitmen Sebagai Sekolah Ramah Anak

SURABAYAPAGI.COM, Sidoarjo - Sebagai salah satu satuan pendidikan formal tingkat menengah pertama di wilayah Sidoarjo, SMPN 2 Buduran berkomitmen menjadi Sekolah Ramah Anak (SRA).

Sekolah yang menyandang berbagai gelar diantaranya sebagai sekolah penggerak, sekolah  pendidikan inklusi  juga sekolah adiwiyata ini sudah lama berupaya menyelenggarakan sekolah ramah anak.

Baca Juga: KSAD dan Ketua Umum Persit Rasakan Kelezatan Kopi Babinsa, Produk Unggulan Kodim 0816 Sidoarjo

Hal ini dilihat dari fasilitas sekolah yang aman dan ramah anak,  mulai dari fasilitas teras depan yang khusus  kursi roda, ruang toilet yang cukup bagus dengan memisahkan toilet putra dan putri juga dilengkapi dengan toilet  khusus putri yang fasilitasnya sangat bagus, serta dilengkapi box peralatan pribadi remaja putri dan bak sampah, "Secara berkelanjutan kami membangun kelengkapan fasilitas yang mendukung  sekolah ramah anak (SRA) seperti jalannya kursi roda untuk disabilitas yang tentunya peralatan yang menyesuaikan dengan kondisi siswa berkebutuhan khusus ini." Ujar Aris Setiawan SPd, MPd Kasek SMPN 2 Buduran, Kamis (15/2).

Begitu juga dengan kondisi, ruang belajar, perpustakaan, kantin serta fasilitas olahraga sangat rapi  demi memenuhi kebutuhan siswa di sekolah. Semuanya terasa aman, nyaman dan menyenangkan membuat para siswa merasa enjoy dalam belajar sehari-hari.

Lebih lanjut juga dipaparkan oleh Kasek yang ramah namun berwibawa ini, penyelenggaraan SRA di sekolah ini sudah lama dilakukan bahkan sebelum seleksi ditetapkan sebagai sekolah penggerak sudah ada agen anti  bullying,  untuk  melindungi serta menjaga keramahan dalam penyelenggaraan pendidikan yang nyaman aman serta menyenangkan.

"Peduli dan berbudaya serta berbasis lingkungan hal ini mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dalam belajar juga melindungi anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan yang salah." Papar Aris.

Baca Juga: Kenal Lingkungan dan Budaya dengan Outdoor Learning

Disebarkan dengan gamblang, agen anti bullying untuk tahun ini di sekolah ini juga punya program 'Gengsi Spendura' yaitu agensi sekolah SMPN 2 Buduran bertoleransi yang sudah terafiliasi dengan komunitas budaya Brang Wetan  Henry Nur Cahyo.  Dengan perubahan anti intoleransi ini sebagai antisipasi di sekolah ini jangan sampai terjadi perlakuan yang salah yakni lingkungan belajar yang tidak sehat, mencegah terjadi kekerasan antar peserta didik maupun kekerasan yang dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan juga sebab musabab lainnya.

"Jika sudah terbentuk perilaku pendidikan yang berkarakter dan lingkungan sekolah yang sehat dan ramah  dapat menjamin terpenuhinya hak anak sehingga memungkinkan anak belajar dengan baik dan menyenangkan sehingga dapat mengekspresikan  potensinya dengan baik pula" Ujar Aris Setiawan 

Selain itu, menurut Kasek yang sudah lima tahun mengembangkan SMPN 2 Buduran ini berharap bisa menciptakan hubungan antar warga sekolah yang lebih baik, akrab, dan berkualitas sehingga anak terbiasa dengan pembiasaan yang positif serta memudahkan pemantauan kondisi anak selama anak di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Baca Juga: Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, Pemdes Kedung Wonokerto Bangun Poskesdes

Sementara itu, salah satu siswa kelas 7 sebut saja Tony  menyambut baik atas penyelenggaraan sekolah ramah anak di sekolahnya, ditanya terkait perlindungan atas penggunaan gadget di sekolahnya, " Kami  mempunyai gadget hp tapi di sekolah kami harus mematuhi aturan ketat sekolah dalam penggunaannya agar tidak terpengaruh hal negatif dari penggunaan gadget" ujarnya.

Tidak dipungkiri, bahwa siswa SMP adalah generasi z yang tidak lepas dari gadget, namun untuk menjamin keberhasilan literasi digital serta dapat berkreasi, siswa tidak boleh membawa HP ketika masuk jam belajar di sekolah karena bebas dari pengaruh konten konten negatif, "Selama jam belajar berlangsung siswa tidak diperbolehkan membawa handphone kecuali ketika ada pelajaran yang mengharuskan menggunakan gadget dengan pengawasan ketat para guru." tuturnya lagi.  Hdk/hik

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU