Survei PSDK Unisda, Selain Berpendidikan Warga Inginkan Pemimpin dari Kalangan Santri dan Pesantren

author Muhajirrin

- Pewarta

Selasa, 11 Jun 2024 14:51 WIB

Survei PSDK Unisda, Selain Berpendidikan Warga Inginkan Pemimpin dari Kalangan Santri dan Pesantren

i

Ahmad Sholikin,  peneliti senior Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PSDK) saat menyampaikan hasil survei nya. SP/MUHAJIRIN 

SURABAYAPAGI.com, Lamongan - Sebentar lagi Lamongan akan menggelar pemilihan bupati dan wakil bupati pada 27 November 2024 mendatang. Sejumlah calon sudah bermunculan, masyarakat mulai terpolarisasi diantaranya menginginkan calon pemimpin selain pintar dan berpendidikan adalah dari kalangan santri dan pesantren.

Hal itu disampaikan oleh Ahmad Sholikin,  peneliti senior Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PSDK), dalam merilis hasil survei preferensi politik warga Lamongan dalam pemilihan kepala daerah, Selasa (11/06/2024) di Kantor nya di Jalan Andansari Nomor 58 Kelurahan Sukomulyo, Kec/Kab. Lamongan.

Baca Juga: Bobol Minimarket, Warga Bojonegoro Nyaris Dihakimi Warga

Disebutkan olehnya, dalam survei nya, alasan utama masyarakat memilih calon bupati dan wakil bupati Lamongan dari kalangan Santri dan Pesantren menempati urutan ke dua dengan prosentase 11,66 persen, mengalahkan tokoh partai  politik dan tokoh muda generasi millenial. 

"Dalam survei yang kami lakukan pada medio 26 - 31 Mei 2024 tersebut, cukup surprise kalangan santri dan pesantren menjadi alasan utama dipilih dan menempati urutan kedua," kata Sholikin panggilan akrabnya.

Sedangkan di posisi pertama tambah dia, calon kepala daerah juga harus orang pintar dan berpendidikan dengan prosentase 17,71 persen. Di urutan ke tiga ada tokoh partai politik dengan prosentase 11,43 persen, tokoh muda milenial 11,7 persen.

Lebih jauh kata Sauqi Futaqi peneliti dari Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), munculnya kalangan santri dan pesantren, yang menjadi alasan utama masyarakat memilihnya ini menjadi sesuatu hal positif.

Artinya kata Sauqi, masyarakat sudah bisa membaca dan menilai, kalau kalangan santri dan pesantren mampu menjadi bupati dan wakil bupati kalau mendapatkan kesempatan. "Kemunculan tokoh kalangan santri dan pesantren ini menjadi menarik untuk diperbincangkan, dan masyarakat menilai santri dan pesantren perlu untuk diberikan kesempatan menjadi bupati dan wakil bupati," jelasnya.

Baca Juga: Disnakeswan Lamongan: Penyembelihan Hewan Kurban Naik 10 Persen

Apalagi tambah dia, selama ini bupati dan wakil bupati dari kalangan yang lain, masih belum bisa dianggap mampu memenuhi ekspektasi masyarakat. Seperti dalam survei kali ini tokoh dari unsur birokrasi (ASN) menempati urutan 3 dari bawah dari 14 variabel pilihan tokoh.

"Ketertarikan masyarakat untuk memilih tokoh birokrasi ASN hanya 2,29 persen dan ada diurutan 11 dalam variabel tokoh yang kita tanyakan kepada responden," ungkapnya.

Ditambahkan Halim, peneliti PSDK bila survei ini masih sangat dinamis koresponden cenderung bisa merubah pilihanya lantaran belum masuk masa kampanye dan tahapan pilkada.

"Masih dinamis, mengingat hari ini pemilih masih mengukur kandidat berdasarkan media sosial, juga belum masa kampanye," ujarnya.

Baca Juga: Meski Lapak Hewan Kurban di Lamongan Menurun, Disnakeswan: Masih Surplus

Sementara itu, survei PSDK ini melibatkan 1.200 koresponden yang tersebar di 27 kecamatan di Lamongan dari berbagai jenjang usia dan latar belakang profesi. Survei digelar pada 26 - 31 Mei 2024 lalu.

Sekedar diketahui, dari nama-nama calon baik bupati maupun wakil bupati yang dikaitkan bakal ikut running bupati dalam pilkada mendatang, dan mempunyai background santri dari pesantren salah satunya Gus Raden Imam Mukhlisin.

Selain sebagai santri pria yang mengajar baik jadi guru dan dosen di lembaga pendidikan Pondok Pesantren Sunan Drajat tersebut, juga sekarang ini oposisi nya sebagai ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Lamongan. jir

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU