SURABAYAPAGI.com, Ngawi - Keseruan puluhan bandanger atau pengojek gabah balapan mengangkut gabah 50 kilogram, memeriahkan Balapan Bandangan Grass Track di Desa Mangunharjo, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, yang digelar usai panen raya setiap tahunnya.
Bandangan merupakan istilah yang biasa digunakan masyarakat setempat untuk para pengangkut gabah dari area persawahan ke jalan raya dengan menggunakan motor bebek yang telah dimodifikasi. Pekerjaan ini biasa ditemukan ketika musim panen padi di Kabupaten Ngawi.
Baca Juga: Petani di Ngawi Manfaatkan Lahan Waduk untuk Bercocok Tanam Imbas Kemarau
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengungkap jika event balapan ini digelar dalam rangka bentuk syukur atas panen raya, juga memperingati HUT ke-79 RI dan HUT ke-666 Kabupaten Ngawi.
“Ini bentuk tasyakuran juga. Balapan ini diikuti tidak hanya oleh para ojek gabah di Mangunharjo atau wilayah Ngawi saja, tapi juga dari daerah sekitar seperti Bojonegoro, Nganjuk, bahkan Madura,” ujar Bupati, Senin (05/08/2024).
Baca Juga: Berkah Musim Kemarau, Produksi Tembakau di Ngawi Naik 300 Hektar
Pada gelaran ini, pembalap harus membawa beban gabah seberat 50 kilogram yang dibawa di motor dan melalui lintasan yang telah ditentukan. Selain sebagai ajang adu ketangkasan, lomba ini juga menjadi simbol kearifan lokal dan semangat gotong royong masyarakat desa.
Lebih lanjut, Ony menyebut, Grass Track sebagai kegiatan untuk mengangkat khazanah lokal pembandang gabah, melalui kompetisi tersebut. Diharapkan, nantinya kegiatan itu dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar.
Baca Juga: Ngawi Specta Carnival, Suguhkan Potensi dan Kearifan Lokal Pertanian
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif masyarakat Desa Mangunharjo dalam melestarikan tradisi balap bandangan. Acara ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi ajang promosi potensi desa wisata dan produk pertanian lokal,” imbuhnya. ng-01/dsy
Editor : Desy Ayu