SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menjelang upacara ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Ibu Kota Nusantara atau IKN, harga sewa mobil di Kalimantan Timur melonjak hingga 100 persen dari harga pasaran sebelumnya. Termasuk sewa kos-kosan.
Saat ini ketersediaan mobil di sana terbatas, Biaya sewa mobil di IKN melonjak drastis. Alphard yang normalnya Rp 7 juta per hari kini jadi Rp 25 juta per hari.
Baca Juga: Jokowi Meminta ke Prabowo untuk Berlari Kencang
Lonjakan harga sewa mobil yang begitu tinggi terjadi di Kalimantan Timur jelang Upacara ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN). Bahkan peningkatan biaya sewa itu nyaris empat kali lipat.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pengusaha Rental Mobil Daerah Indonesia (Asperda) Kalimantan Timur Damun Kiswanto mengungkap biaya sewa Alphard yang biasanya hanya Rp 7 juta per hari melonjak hingga Rp 25 juta untuk dipakai harian.
Tak cuma Alphard, biaya sewa Toyota Fortuner juga naik dua kali lipat. Fortuner yang biasanya bisa disewa Rp 2,5 juta per hari kini menjadi Rp 5 juta per hari.
"Bahkan untuk Alphard yang biasanya Rp7 juta per hari naik cukup signifikan menjadi Rp 25 juta per hari," ungkap Damun dilansir Antara, Senin.
Kenaikan biaya sewa juga terjadi pada model Hiace. Mobil yang bisa mengangkut hingga 15 penumpang itu biaya sewanya menjadi Rp 15 juta per hari dari biasanya Rp 3,5 juta per hari.
Kenaikan biaya sewa rental itu kata Damun tak terhindarkan lantaran ada keterbatasan unit rental sementara permintaannya cukup tinggi. Di samping itu, biaya pengiriman per unit mobil cukup tinggi mencapai Rp 13 juta.
Sekneg Sewa 1.000 Unit Mobil
Jelang perayaan HUT ke-79 RI itu, Kementerian Sekretariat Negara menyewa 1.000 unit mobil untuk operasional tamu negara dan kalangan VVIP.
DPD Asperda Kaltim harus menambah unit mobil dari luar daerah untuk menambah kebutuhan dari Kemensetneg karena keterbatasan unit mobil rental di wilayah itu.
Dalam memenuhi keterbatasan unit mobil tersebut DPD Asperda Kaltim melakukan koordinasi dengan DPP Asperda Indonesia yang sepakat memberikan dukungan sejumlah unit mobil untuk dikirimkan ke Kalimantan Timur.
Baca Juga: Pengurus PBNU Hadap Jokowi, Janji Investasi di IKN Rp Rp 2-3 triliun
Kos kosan dan Kontrakan
Demikian, kos-kosan dan kontrakan di wilayah Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur laris manis alias banyak permintaan. Sebagian besar penghuni kos-kontrakan di sana merupakan pekerja proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Melansir Antara, sudah sangat sulit mendapatkan kamar kos maupun kontrakan yang kosong untuk dihuni. Sebagian besar sudah terisi penuh yang didominasi oleh pekerja proyek pembangunan infrastruktur IKN dari luar daerah.
Banyaknya permintaan ini membuat tarif sewa kamar kos maupun kontrakan melejit. Bahkan, harga sewa kontrakan per tahunnya ada yang tembus Rp 125 juta.
Menurut warga Desa Bukit Raya sekaligus pemilik kontrakan, Nuril, harga sewa kontrakan tergantung dari material rumah yang digunakan. Jika rumah berbahan dasar kayu dan bentuk panggung, seperti punya dirinya, maka tarif sewanya Rp 85 juta per tahun.
"Kalau rumah beton dan bagus, tarif bisa lebih dari Rp 125 juta per tahun, rata-rata rumah kontrakan ditempati orang yang kerja di proyek pembangunan Kota Nusantara," ucapnya, dikutip dari Antara, Senin (5/8/2024).
Baca Juga: Upacara Adat Wilwatikta Lamongan, Doakan Perpindahan Ibu Kota Negara ke IKN
Rp 50 Sampai Rp 125 Juta
Sementara itu, dari data yang dimiliki Antara, tarif sewa kontrakan di Sepaku sekitar Rp 50 juta sampai Rp 125 juta per tahun. Menurut salah satu pemilik kontrakan, Rusli, tarif tersebut naik karena banyak yang mencari kontrakan.
"Harga sewa rumah kontrakan terus naik sejak ada pembangunan Kota Nusantara, sebelumnya hanya sekitar Rp 5 juta sampai Rp 15 juta per tahun," ungkapnya.
Sementara itu, tarif sewa kamar kos di Sepaku sekitar Rp 3,5 juta sampai Rp 6 juta per bulan. Hal itu melonjak sangat tinggi dibandingkan sebelumnya yang hanya sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per bulan.
"Sebelumnya tarif kamar kos hanya Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta, karena semakin banyak yang cari kos-kosan harga sewa ikut naik," ujar salah satu pemilik kos, Parini. n kn/ant/cr4/rmc
Editor : Moch Ilham