SURABAYAPAGI.com, Sidoarjo - Untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan siswa, memperkokoh silaturahmi, dan memperkuat semangat kebersamaan sesama umat muslim juga yang beragama lain, SMP Negeri 2 Sukodono, menggaungkan Gerakan Seribu salat dhuhur berjamaah bagi para guru dan siswa siswinya.
Program yang juga untuk membangun karakter pelajar regius ini menurut, Mar'atus Solicha SPd, MPd selaku Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 2 Sukodono sudah lama dijalankan, namun dari tahun ke tahun ada perubahan dan peningkatan kegiatan.
Baca Juga: Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Olimpiade Sains-Metematika Tingkat Asia
Gerakan salat berjamaah disekolah ini, setiap harinya melibatkan ribuan siswa dalam melaksanakan salat bersama di Masjid Budi Utomo, dimana kegiatan ini biasanya diiringi dengan acara lain seperti zikir, shalawatan, maupun tahfidz Al Qur'an.
Selain meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dan memperbaiki akhlak dan adab dalam ibadah, pergerakan yang di gelontorkan setiap hari ini juga dimaksudkan agar dapat memperkokoh membangun semangat kebersamaan dan silaturahmi sesama muslim.
"Gerakan ini juga peduli pada pelajar non muslim sekaligus siswi yang absen tidak ikut sholat karena berhalangan tetap ada pembelajaran agama," ujar Mar'atus, Sabtu (19/10/2024).
Selanjutnya, di jelaskan oleh Ibu Kasek yang ramah namun berwibawa ini. Sebelum pelaksanaan giat gerakan sholat bersama bagi seluruh warga sekolah, tim takmir Masjid Budi Utomo SMPN 2 Sukodono, sudah menetapkan jadwal sholat sekaligus para pembina yang bertugas mengurus pelajar yang absen tidak ikut sholat.
"Jadi dalam pergerakan ini sangat menyeluruh, selain meningkatkan disiplin religius siswa dalam pembiasaan taat sholat juga ada gerakan peduli untuk membina siswi yang tidak ikut sholat karena berhalangan untuk tetap belajar fiqkih agama bersama tim guru pembina keputrian yang sudah ditentukan oleh takmir masjid," paparnya.
Baca Juga: 238 Atlet Sidoarjo Berlaga Popda XIV dan Peparpeda II 2004 Jawa Timur
Dicontohkan oleh Mar'atus Solicha, pola bimbingan bagi oleh para siswa yang sedang berhalangan tidak ikut sholat berjamah itu bukan dilakukan satgas takmir Masjid Budi Utomo, namun oleh para gurunya, bertempat di ruang kelas yang berbeda, misalnya kelas 7 bimbingan berada di kelas A, kelas 8 berada di kelas B," urainya.
Sedangkan untuk siswa dan siswi SMP 2 Sukodono yang memeluk agama lain dalam pergerakan ini juga mengikuti pelajaran agama. Namun dalam kesempatan yang sama mereka dibimbing para guru agama yang sesuai dengan keyakinan masing masing.
"Siswa beragama kristen dibina oleh para guru bidang agama Kristen," tutur Mar'atus.
Program gerakan seribu sholat dzuhur berjamaah bagi seluruh warga sekolah SMP Negeri yang berada di Desa Plumbungan Sukodono ini, juga bertujuan untuk memperkuat kompetensi dan karakter siswa sesuai,
Baca Juga: Pemanfaatan Makam Baru Jadi Solusi Tepat Tutup Makam Lama yang Sudah Penuh
dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurmer saat ini di antaranya Salah satu nilai dalam Profil Pelajar Pancasila adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
Di sebutkan pula, program ini juga untuk membangun kemandirian Seorang siswa. Bila mereka memiliki kemandirian, menjalankan sholat tanpa di suruh mereka akan memiliki rasa tanggung jawab akan iman dan taqwa yang besar dalam bertindak, berpikir, memiliki prinsip, integritas tinggi.
Rentetan dari Pergerakan sholat ini yang tak kalah pentingnya yakni program pembiasaan doa sentral yang dilakukan oleh seluruh para siswa dan siswi pada awal di gelar belajar mengajar juga di akhir pelajaran sebagai upaya melatih hafalan surat surat pendek Al Qur'an.
Ada pula pembiasan piket salam menyambut kedatangan siswa sebagai bentuk pembiasaan agar tumbuh sifat saling menyemangati dalam belajar, terbangun rasa silahturahmi menebar keselamatan dengan mengucapkan "Assalamu'alaikum" sebagai wujud penghormatan kepada sesama dan penghambaan kepada Allah SWT. Hdk
Editor : Desy Ayu