Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lamongan telah usai digelar pada tanggal 27 November 2024 lalu, dan hasilnya sudah hampir dipastikan pemenangnya adalah pasangan petahana nomor urut 02 yaitu pasangan Yuhronur Efendi dan Dirham Akbar Aksara dengan prosentase 55% sekian sedangkan pasangan Abdul Ghofur dan Firosya Shalati atau nomor urut 01 hanya menghasilkan suara 44% sekian (hasil resminya menunggu pleno akhir KPUD Lamongan.
Beberapa bulan terakhir warga NU Lamongan memiliki ikhtiar politik yang luar biasa untuk kemajuan dan pembangunan di kabupaten Lamongan, dengan memberikan dukungan kepada pasangan nomor urut 01 yaitu Abdul Ghofur dan Firosya Shalati. Dengan berbagai upaya sosialisasi yang sungguh-sungguh melalui berbagai banom dan lembaga di tubuh NU Lamongan yang masif, tapi ikhtiar yang baik itu belum mendapatkan hasil seperti yang diinginkan.
Baca Juga: Hentakan Asa Perubahan, Lihatlah Realita Saatnya Ganti Bupati Lamongan
Begitulah politik, begitu dinamis dan penuh tantangan. Kalah dan menang hal yang biasa dalam politik dan demokrasi. Kini saatnya warga nahdliyin introspeksi bukan hanya soal hasil Pilkada, tetapi juga terkait dengan proses demokrasi yang sehat dan keutuhan umat.
Beberapa alasan mengapa introspeksi ini penting antara lain:
1. Menjaga Solidaritas dan Persatuan
Pilkada seringkali memunculkan perbedaan pilihan politik yang bisa mengarah pada polarisasi. Warga Nahdliyin, yang dikenal dengan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan komitmennya terhadap kebersamaan, perlu introspeksi agar tidak terjebak dalam perpecahan. Toleransi dan ukhuwah (persaudaraan) sesama warga Nahdliyin dan dengan masyarakat umum harus terus dijaga.
2. Evaluasi Keterlibatan Politik
Introspeksi penting untuk mengevaluasi sejauh mana keterlibatan warga Nahdliyin dalam proses Pilkada sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang mengedepankan keadilan, amanah, dan kemaslahatan umat. Ini juga kesempatan untuk menilai apakah suara yang diberikan mengarah pada pemimpin yang benar-benar mampu mensejahterakan umat, atau mungkinkah warga nahdliyin masih gampang dipecah belah.
3. Mendorong Partisipasi Aktif
Proses Pilkada adalah bagian dari tanggung jawab warga negara. Warga Nahdliyin, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, perlu introspeksi tentang sejauh mana mereka berpartisipasi dalam proses ini, baik dalam hal memilih maupun dalam mendukung calon yang memiliki visi dan misi yang baik untuk daerah dan masyarakatnya.
4. Meningkatkan Kualitas Demokrasi
Dengan introspeksi, warga Nahdliyin dapat belajar dari pengalaman Pilkada 2024 untuk lebih kritis dalam memilih pemimpin yang tidak hanya mempromosikan kepentingan kelompok tertentu, tetapi juga memperhatikan kepentingan semua lapisan masyarakat, terutama yang marginal.
5. Membangun Kemandirian dan Kesadaran Politik
Introspeksi dapat menjadi momentum bagi warga Nahdliyin untuk meningkatkan kesadaran politik mereka. Mereka perlu lebih mandiri dalam berpikir dan tidak terjebak dalam politik identitas yang sempit. Keputusan politik harus berlandaskan pada akal sehat dan pertimbangan yang lebih luas, bukan semata-mata berdasarkan kedekatan emosional atau kesetiaan pada golongan.
Secara keseluruhan, introspeksi setelah Pilkada 2024 penting bagi warga Nahdliyin Lamongan untuk merenung dan memperbaiki diri dalam rangka menjaga persatuan, kualitas demokrasi, serta meningkatkan kesejahteraan umat. Menjaga kondusivitas merupakan langkah penting untuk mencapai kebangkitan dan kemajuan Kabupaten Lamongan. Sebagai warga Nahdliyin, kita diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun lingkungan yang harmonis, menjaga persatuan, dan mendukung program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan semangat gotong royong dan saling mendukung, kita bersama-sama bisa mewujudkan Kabupaten Lamongan yang lebih maju dan sejahtera.
Setelah Pilkada 2024, warga Nahdliyin di Lamongan, seperti halnya warga Indonesia pada umumnya, diharapkan melakukan beberapa langkah untuk menjaga keharmonisan dan kelangsungan pembangunan di daerah.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan; Pertama menjaga Kerukunan dan Persatuan. Setelah Pilkada, sangat penting untuk menjaga persatuan dan kerukunan antar warga, terlepas dari siapa yang menang atau kalah. Warga Nahdliyin bisa menjadi contoh dalam memperkuat silaturahim dan bekerja sama untuk kepentingan bersama;.
Kedua, mendukung pembangunan daerah. Meskipun pilihan politik berbeda, warga Nahdliyin dapat berperan aktif dalam mendukung program-program pembangunan yang ada. Bantu pemerintah daerah dalam mewujudkan visi dan misi pemimpin terpilih melalui kegiatan sosial, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat;
Ketiga, meningkatkan keterlibatan dalam organisasi sosial kemasyarakatan. Nahdlatul Ulama (NU) memiliki banyak banom dan lembaga yang dapat berperan dalam membantu program pemerintah daerah. Warga Nahdliyin bisa bergabung dan terlibat dalam kegiatan yang positif, seperti program kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi;
Keempat, mengedepankan etika dalam berpolitik. Mengedepankan sikap santun dan tidak terprovokasi dengan isu-isu yang bisa memecah belah masyarakat. Warga Nahdliyin yang memiliki kedekatan dengan tradisi dan agama diharapkan untuk menjaga etika dan prinsip dalam berpolitik, tetap menghargai perbedaan, serta menghindari hoaks dan ujaran kebencian;
Kelima, melaksanakan ajaran agama dan kebudayaan lokal. Nahdliyin juga dikenal dengan kepeduliannya terhadap ajaran Islam yang moderat serta budaya lokal yang kuat. Setelah pilkada, tetap melaksanakan tradisi yang ada, seperti pengajian, tahlilan, dan kegiatan keagamaan lainnya untuk menjaga stabilitas sosial dan spiritual masyarakat;
Keenam, mengedepankan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai warga Nahdliyin yang selalu peduli pada pendidikan, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat adalah salah satu hal penting. Partisipasi aktif dalam pendidikan, baik formal maupun informal, akan sangat mendukung pembangunan jangka panjang;
Dan yang terakhir mendorong transparansi dan akuntabilitas pemerintah. Warga Nahdliyin dapat berperan sebagai kontrol sosial yang aktif untuk memastikan bahwa pemerintah daerah menjalankan tugasnya dengan transparan, adil, dan akuntabel. Ini penting untuk menghindari praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang yang merugikan masyarakat.
Dengan sikap yang positif dan aktif, warga Nahdliyin di Lamongan dapat membantu menciptakan suasana pasca-pilkada yang damai, produktif, dan sejahtera bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kemudian perlu disampaikan juga beberapa langkah dan strategi warga Nahdliyin Lamongan dalam pembangunan Kabupaten Lamongan di masa transisi ini, untuk mencerminkan kombinasi antara prinsip-prinsip ajaran Islam yang moderat dan usaha untuk menciptakan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan memperhatikan aspek sosial, budaya, serta ekonomi.
Baca Juga: Kepercayaan Terhadap DPR-RI Makin Tergerus
Dalam konteks ini, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas besar yang berpengaruh di Lamongan, berperan aktif dalam berbagai sektor, baik dalam pembangunan fisik maupun sosial. Berikut beberapa langkah dan strategi yang dapat diidentifikasi:
A. Pemberdayaan Ekonomi Umat
Salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan warga Nahdliyin di Lamongan adalah mengembangkan usaha ekonomi mikro yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Pengembangan koperasi, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), serta program pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren menjadi salah satu prioritas. Warga NU sering menginisiasi pelatihan kewirausahaan, pengelolaan keuangan, serta pemasaran produk lokal.
Kemudian Lamongan dikenal memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, termasuk sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Warga Nahdliyin harus mampu mengadakan pelatihan atau pembinaan kepada petani dan nelayan untuk meningkatkan hasil produksi mereka dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
B. Penguatan Pendidikan Pesantren sebagai Pusat Pendidikan dan Pengabdian
Pesantren-pesantren di Lamongan memainkan peran penting dalam pendidikan karakter dan intelektual. Nahdliyin aktif dalam mengembangkan pendidikan di tingkat pondok pesantren, baik dalam bidang keagamaan maupun keterampilan praktis seperti keterampilan hidup dan kewirausahaan.
Mengusung pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan keberagaman, warga Nahdliyin Lamongan mendorong pendidikan yang inklusif dan tidak diskriminatif. Selain itu, program beasiswa dan pelatihan bagi anak-anak kurang mampu sering kali diadakan untuk memastikan akses pendidikan yang merata.
C. Pembangunan Infrastruktur yang Berkelanjutan
Warga Nahdliyin di Lamongan harus sebisa mungkin terlibat berkolaborasi dalam musyawarah dan diskusi dengan pemerintah daerah terkait pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya. Nahdliyin Lamongan juga dapat mendorong pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis pada prinsip keberlanjutan.
Dalam pembangunan infrastruktur, warga Nahdliyin juga dapat menekankan pentingnya pembangunan yang tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga pada kualitas kehidupan sosial masyarakat. Pembangunan desa yang berbasis pada kearifan lokal dan gotong royong menjadi salah satu nilai yang diusung agar tetap bisa menjaga persatuan dan kesatuan dalam berbagai aspek kehidupan.
D. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
NU memiliki berbagai lembaga yang turut andil dalam sektor kesehatan, seperti Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU). Warga Nahdliyin, bisa berupaya dan berusaha meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil melalui pengobatan gratis atau murah, serta program vaksinasi dan pencegahan penyakit.
Baca Juga: Gibran dan Bobby Sudah Njabat, Kaesang Belum
NU juga bisa berperan dalam melakukan penyuluhan terkait pola hidup sehat, pentingnya sanitasi, dan kebersihan sebagai upaya untuk menekan angka penyakit yang dapat merugikan masyarakat.
E. Penguatan Toleransi dan Kerukunan Antar-Umat
Dalam masa transisi sering kali terjadi penuh dengan tantangan sosial dan politik dengan berbagai fitnah dan berita hoax. Warga Nahdliyin Lamongan bisa berperan sebagai mediator dan penggerak kerukunan antar umat beragama dan antar-suku. Menggelar acara-acara dialog antar agama dan budaya untuk memperkuat toleransi sosial di tengah keberagaman yang ada.
Warga Nahdliyin memegang teguh prinsip gotong royong sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling mendukung, baik dalam bidang sosial, budaya, maupun ekonomi.
F. Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi
Warga Nahdliyin Lamongan juga harusnya bisa mulai mengadopsi teknologi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam sektor pendidikan, pertanian, dan kesehatan. Menggunakan platform digital untuk memperkenalkan produk lokal, menyebarkan informasi mengenai program pemerintah, dan mempercepat akses pelayanan publik. Banyak warga Nahdliyin yang terlibat dalam pelatihan teknologi untuk para pemuda dan masyarakat umum, guna meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi era digital dan memaksimalkan potensi lokal.
G. Peran Kepemimpinan NU dalam Politik Lokal
NU Lamongan harus terus terlibat dalam proses kepemimpinan daerah dan harus memiliki peran besar dalam dunia politik di Lamongan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang harus di ketahui warga Nahdliyin adalah bahwa setiap proses keputusan entah program atau peraturan dalam kepemimpinan didaerah maupun dipusat tentu saja melalui proses politik yang berliku.
Para tokoh NU sekali lagi harus terlibat dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan publik dan pembangunan daerah, serta berusaha memastikan bahwa kebijakan pemerintah daerah sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan sosial dan keberlanjutan.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, warga Nahdliyin di Lamongan berusaha untuk tidak hanya berperan aktif dalam pembangunan fisik Kabupaten Lamongan, tetapi juga menciptakan tatanan sosial yang lebih baik dan lebih inklusif di masa transisi.
Wallahu a'lam.
Mahrus Ali (Ketua Lesbumi PC. NU Lamongan Tahun 2010-2013 dan Ketua LAKPESDAM PC. NU Lamongan 2013-2018).
Editor : Moch Ilham