SURABAYAPAGI.COM, Jakarta – Nasib Jokowi, ironis. Pernah dicalonkan sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta dan Presiden oleh PDIP. Kini setelah lengser dari jabatan presiden, malah dipecat resmi oleh parpol banteng monyong putih. Ironisnya, Jokowi, yang disorot ingin membangun politik dinasti, malah disingkirkan dari parpol pengusungnya. Tak tanggung tanggung malunya. Anak sulungnya dan menantunya juga ikut di depak.
Pengumuman pemecatan yang ditandatangani Ketua Umum PDIP Megawati dan Sekjen Hasto, diliput pers dalam dan luar negeri. Ini membuktikan sesama mantan presiden, Megawati menunjukan taringnya singkirkan Jokowi, yang mantan presiden
Baca Juga: Praperadilan Hasto, Munculkan "KPK" Koplo
Megawati sendiri, sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang resmi mengeluarkan alias pemecatan keluarga Jokowi itu dari keanggotaan PDIP.
Surat Keputusan pemecatan terhadap Jokowi, Gibran Rakabuming, dan Bobby Nasution itu dibacakan Ketua DPP Bidang Kehormatan Partai, Komarudin Watubun, Senin (16/12/2024).
Komarudin mengaku menyampaikan pemecatan ini atas perintah langsung dari Megawati Soekarnoputri dan ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP itu.
Dia ditemani tiga pengurus DPP lain, yakni Bendahara Umun Olly Dondokambey, Ketua Bappilu Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, dan Said Abdullah, serta para pengurus DPD.
Komar membacakan tiga SK pemecatan berbeda. Masing-masing yakni SK Nomor 1649 yang memecat Jokowi, SK Nomor 1650 yang memecat Gibran, dan SK Nomor 1651 yang memecat Bobby Nasution yang kesemuanya ditekan pada 4 Desember 2024.
"Memberi sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Joko Widodo dari keanggotaan PDIP. Dua, melarang saudara tersebut di atas, pada diktum satu di atas untuk tidak melakukan kegiatan dan menduduki jabatan apapun yang mengatasnamakan PDIP," kata Komar lewat keterangan video, Senin (16/12/2024).
Tak terlihat para petinggi PDIP lainnya pada kesempatan itu, termasuk Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto maupun Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Selain pemecatan Jokowi, Gibran dan Bobby, DPP PDIP juga melakukan pemecatan terhadap 27 anggota lainnya. Tetapi dalam video, pengumuman nama-nama yang dipecat hanya disebutkan sebatas Jokowi, Gibran, dan Bobby saja.
Menurut Komarudin, terhitung setelah dikeluarkannya surat pemecatan ini, maka DPP PDI Perjuangan tidak ada hubungan dan tidak bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukan oleh saudara Joko Widodo.
Kata Komarudin, DPP PDI perjuangan akan mempertanggungjawabkan surat keputusan ini pada kongres yang akan datang.
Sikap PDIP untuk memecat Jokowi dan keluarganya itu disampaikan setelah kedua pihak terus berseberangan menjelang Pilpres 2024. Meski begitu, PDIP sebelumnya enggan menyampaikan sikap tegas kepada kadernya itu.
Dalam beberapa kesempatan, para pengurus PDIP terutama lewat Sekjen Hasto Kristiyanto hanya menyebut Jokowi bukan bagian dari partai. Dia menyebut Jokowi bukan lagi bagian dari PDIP sejak mencalonkan anaknya di Pilpres 2024.
"Memberi sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Joko Widodo dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dua, melarang saudara tersebut di atas, pada diktum satu di atas untuk tidak melakukan kegiatan dan menduduki jabatan apapun yang mengatasnamakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," kata Hasto, Rabu (4/12/2024).
Respon Jokowi
Jokowi sendiri sudah merespons terkait pemecatan dirinya oleh PDIP. Ia tidak ambil pusing dengan pemecatan tersebut dan menyebut kini hanya partai perseorangan.
"Ya, berarti partainya perorangan," kata Jokowi kepada wartawan di Solo, Kamis (5/12/2024) lalu.
Dalam pertemuan dengan wartawan tersebut, Jokowi tak memberikan penjelasan lebih detil tentang maksud jawabannya. "Partainya jadi perorangan. Ya, udah itu," kata Jokowi.
Partai Golkar dan PAN Buka Diri
Usai resmi dipecat oleh PDIP, partai berlambang pohon beringin, Partai Golkar, terbuka bagi Jokowi bila ingin bergabung pada partai berwarna kuning itu.
"Kalau kenegarawanan Pak Jokowi, sudah nggak usah diragukan lagi. Semua mantan presiden RI adalah negarawan," kata Adies Kadir, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Senin (16/12/2024).
"Kalau mau bergabung ke partai mana, terserah Pak Jokowi silakan tanya beliau. Dan saya selalu sampaikan, bahwa Partai Golkar terbuka bagi siapa pun yang ingin bergabung," lanjutnya.
Sementara, Partai Amanat Nasional (PAN) juga siap bila Presiden ke-7 RI itu ingin bergabung ke partai berlambang matahari.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga mengaku, partainya siap menerima Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) jika ingin bergabung. Hal itu menanggapi PDIP yang menyebut Jokowi dan keluarganya sudah tak lagi menjadi bagian PDIP.
"Jika Pak Joko Widodo bersedia untuk masuk sebagai kader PAN, maka PAN akan sangat senang," kata Yoga.
Namun, Yoga menilai, Jokowi lebih baik menjadi bapak bangsa, ketimbang gabung partai. Sebab, sosok Jokowi mampu membantu pemerintahan Prabowo Subianto.
"Tapi, apakah Pak Jokowi mau? Karena banyak sekali beberapa pemikiran Pak Jokowi lebih baik menjadi bapak bangsa yang membantu pemerintahan Pak Prabowo," ujar dia.
Riuh di Media Sosial
Baca Juga: KPK Diolok-olok Megawati, Malah Defend
Pemecatan Jokowi dari anggota PDIP itu pun menjadi riuh ramai di media sosial. Pun beragam pro dan kontra terkait pemecatan Presiden ke-7 RI itu.
Hal ini tentunya karena ini sesuatu hal yang mungkin baru pertama kali terjadi di Indonesia. Ada mantan presiden dipecat oleh partai politik yang pernah mengusungnya. Itu mungkin sebabnya banyak netizen bersuara.
Ada yang mendukung PDIP memecat Jokowi. Ada juga yang mendukung Jokowi lepas dari PDIP. Semua punya argumen masing-masing. Inilah pro kontra netizen soal PDIP yang memecat Jokowi dan anak mantunya:
"Resmi. Surat pemecatan @jokowi, @gibran_tweet dan @bobbynasution_ dari keanggotaan @PDI_Perjuangan yg ditandatangani langsung Ketua Umum Megawati Soekarno Putri dan Sekjen Hasto Kristiyanto telah keluar. Babak baru pertarungan dimulai. Jreng.. jreng.. jreng..," kata politisi @akbarfaizal68.
"Biasa aja, dipecat tinggal pindah parte. Jkw jd presiden, anak jd wapres, mantu jd gubernur," kata @kangth***..
"Jdi gelandangn politik cuy. Abis lah stlh ini. Udh bkan pres., ga punya partai lgi," tukas @Legisla*** yang senang PDIP pecat Jokowi.
"Kalau Jokowi dipecat dari PDIP berarti itu menguntungkan dia, karena Jkw bisa bebas untuk masuk memilih partai lain," komentar @Awandiat***.
"Pecat Jokowi saat masih menjabat justru jadi bumerang, PDIP bakal nyungsep senyungsep nyungsepnya. Udah bener PDIP pecat Jokowi pasca Ndak menjabat lagi jadi presiden," celetuk @AmatKr***.
Nasib Jokowi
Pemecatan Jokowi dan keluarganya setelah dirinya dianggap berperan besar dalam pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Padahal, pada kontestasi politik tersebut, PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Demikian pula saat Pilkada 2024, Jokowi dan Gibran dikabarkan cukup intens membantu pemenangan sejumlah calon kepala daerah yang diusung KIM Plus.
Pada sejumlah pilkada, KIM Plus tercatat berhadapan langsung dengan jagoan PDIP.
Termasuk, Pilkada Sumatera Utara, PDIP memastikan menantu Jokowi, Bobby Nasution telah dipecat usai maju sebagai cagub pada kontestasi politik tersebut.
Padahal PDIP mengusung petahana Edy Rahmayadi yang maju bersama Hasan Basri Sagala. Selain itu, Bobby pun telah bergabung menjadi kader Partai Gerindra.
Baca Juga: PDIP Jatim Besok Gelar Seminar Refleksi Perjalanan Demokrasi
Jokowi sendiri pertama kali menjadi kader PDIP pada tahun 2004, setelah diusung untuk maju dalam kontestasi pemilihan Wali Kota Solo. Dan pada 2005, PDIP menduetkan Jokowi dan FX Hadi Rudyatmo untuk maju Pilwakot Solo.
Usaha paslon ini berbuah hasil. Jokowi dan FX Hadi berhasil memenangi Pilkada Solo. Cerita kesuksesan Jokowi di Kota Solo berlanjut pada periode kedua.
Karier politik Jokowi terus berlanjut. PDIP kembali menaruh kepercayaan kepada Jokowi. Kali ini, Jokowi dipercaya PDIP untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012, atau saat Jokowi masih menyisakan sekitar 3 tahun lagi masa jabatan di Solo.
PDIP pun resmi mengusung Jokowi yang saat itu didampingi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari Gerindra. Jokowi berhasil menjadi Gubernur Jakarta mengalahkan pasangan Foke-Nara.
Promosi jadi Presiden
Dukungan PDIP untuk Jokowi tak berhenti hanya di Jakarta. Meskipun baru memimpin Jakarta dua tahun, Jokowi diproyeksikan untuk Pilpres 2014. PDIP lagi-lagi memberikan kepercayaan untuk Jokowi.
Maka, pada 2014, PDIP resmi mengusung Jokowi menjadi calon presiden bersama Jusuf Kalla. Lawan kuat Jokowi di Pilpres adalah tokoh yang dulu memintanya menjadi Gubernur DKI, Prabowo Subianto. Jokowi dan Jusuf Kalla berhasil mengalahkan Prabowo-Hatta dalam satu putaran.
Kemudian pada 2019, Jokowi kembali menjadi Presiden untuk periode kedua, usai mengalahkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Jokowi saat Pilpres 2019, menggandeng Ma’ruf Amin.
Mulai Renggang dengan PDIP
Namun, pada 2023, muncul dinamika dalam hubungan Jokowi dan PDIP. Hubungan Jokowi dan PDIP mulai tampak renggang.
Adapun pada tahun ini Jokowi terakhir kali menghadiri acara HUT PDIP. Tepatnya saat acara HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 10 Januari 2023.
Tetapi Jokowi masih tampak bersama PDIP. Jokowi bahkan hadir saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP untuk Pilpres 2024.
Kerenggangan hubungan antara Jokowi dan PDIP makin terlihat saat putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto. Hal ini diumumkan pada 22 Oktober 2023.
Selanjutnya, Jokowi tak pernah hadir lagi dalam acara PDIP. Jokowi pernah tidak datang pada 2 acara besar PDIP pada 2024. Kedua acara tersebut adalah HUT PDIP pada Januari 2024 dan HUT Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. PDIP juga tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke acara Rakernas PDIP pada 24-26 Mei 2024. erk/jk/cr2/rmc
Editor : Moch Ilham