SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Hari Senin (6/1/2025), Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto resmi digelar serentak di 26 provinsi. Program ini menyasar 15-20 juta orang hingga akhir tahun 2025 mendatang.
Program ini ditujukan khusus untuk anak-anak yang sedang bersekolah dan diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat.
Baca Juga: "Berburu Harta Karun Jagat", Mirip Permainan Judi
Saya ikuti liputan dari sebuah TV swasta sore kemarin, mayoritas anak sekolah gembira. Liputan mulai anak anak TK hingga siswa SMA di berbagai kota dan kabupaten. Wajah wajah sumringah anak Indonesia ini memberi gambaran wong cilik melu gemuyu.
Sebutan wong cilik ini pernah saya dengar dalam pidato perdana Presiden Prabowo Subianto di depan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, 20 Oktober lalu. Dua kali kata itu keluar. Yang kedua adalah janji, kita semua harus membuat ”wong cilik bisa gemuyu”, wong cilik bisa tertawa.
Akal sehat saya menilai dua kali Prabowo Subianto menyebut wong cilik itu, tampaknya bukan sebagai sekadar kata yang menunjuk kepada kelompok sosial yang lemah dan miskin.
Ini sebuah filosofi yang layak untuk diteladani dan dilanjutkan semangatnya Prabowo, untuk membahagiakan dan menyejahterakan masyarakat kecil.
***
Program makan bergizi gratis ini telah menuai respons positif dari para siswa. ada manfaat mendapat sarapan gratis dari pemerintah. Selain membantu memenuhi kebutuhan gizi, program ini, kata bebera siswa juga membantu siswa menjadi lebih irit dalam pengeluarannya.
Mariono, siswa kelas 6 SD di Bogor, saat di wawancarai sebuah TV swasta mengaku senang dengan adanya program ini. Menurutnya, program ini tidak akan menguras lagi uang jajannya untuk membeli makanan.
Catatan jurnalistik saya program MBG sejatinya program politis. Ternyata kini di lapangan program MBG menjadi program kemanusiaan. Masuk akal, program MBG, untuk persiapan SDM Indonesia Emas 2045.
Menurut Guru Besar FKUI dan Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama, program ini bertujuan untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang memadai demi mendukung pertumbuhan fisik dan mental mereka. Gizi yang baik merupakan dasar utama bagi perkembangan optimal anak-anak.
Program ini bertujuan memberikan akses makanan kaya protein kepada anak-anak dan kelompok rentan, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
Program ini dicetuskan saat kampanye untuk orang tak mampu. Ini saya catat MBG bertujuan memberikan akses makanan kaya protein kepada anak-anak dan kelompok rentan, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
Pernyaatan bagaimana aspek produksi dengan anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) Rp10 ribu? Akal sehat saya, anggaran itu mesti didiskusikan ulang. Maklum, harga paket makan siang katering di beberapa sekolah sebesar Rp 15 ribu.
Apalagi menyangkut standar gizi yang ada di dalam satu porsinya. Paling tidak standar gizi minimum.
Pengalaman saya saat masih SD, standar makanan dari orang tua terdiri karbohidrat, protein, kalsiumnya dan serat yang dari buah. Ini slogan 4 sehat 5 sempurna.
***
Jujur sebagai jurnalis milenial saya kagum dengan layanan di hari pertama program MBG, Dipublikasikan ada 19,47 juta anak mulai tingkat PAUD hingga SMA, ibu hamil, dan penduduk rentan lainnya yang akan ditangani oleh program MBG. Ini karena pemerintah mengalokasikan dana di APBN 2025 sebesar Rp 71 triliun.
Dari dana sebesar itu anggaran MBG per hari sendiri dipatok sebesar Rp 10.000 per porsi. Anggaran MBG sebesar Rp 71 triliun ini masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Bagaimana dapur memaksimalkan anggaran tersebut?
Salah seorang juru masak di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Lanud Halim Perdana Kusuma, Jonie Kusuma Hadi menyebut, modal awal untuk memproduksi menu MBG dilakukan dengan skema reimburse atau penggantian biaya, yang dilakukan per minggu dengan besaran anggaran Rp 10.000 per porsi MBG.
"Nanti reimburse, reimburse ke BGN per minggu. (Anggaran per minggu?) Anggarannya perminggu kita untuk food cost-nya Rp 10 ribu (per pax)," kata Jonie kepada wartawan di SD Angkasa 5 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (6/1/2025).
Jonie tidak sendiri dalam memasok paket MBG. Di SPPG Khusus Lanud Halim Perdana Kusuma, ia bekerja bersama 25 anggota yang terdiri dari admin, kepala dapur, ahli gizi, para juru masak, pengantar makanan, hingga petugas kebersihan.
Baca Juga: Hakim-hakim Miliarder, Ternyata Hasil Kejahatan
Pada operasional pertama, Jonie mengaku tidak mendapat kendala apapun. Akak tetapi, ia tak menampik perlu waktu untuk menyesuaikan menu MBG dengan anggaran sebesar Rp 10.000 per porsi.
"Sebenernya tidak ada kendala, hanya saja kemarin, budget Rp 10 ribu kan kami masih menyesuaikan menu yang di tetapkan oleh BGN," jelasnya.
Sementara untuk usulan menu, ujar Jonie, juru masak mengajukan ke ahli gizi. Setelahnya, SPPG baru mengusulkannya lagi ke Badan Gizi Nasional (BGN).
Pada hari pertama, Jonie menyediakan sekitar 1.500 porsi.
"Hari ini kami 1.500, untuk berikutnya karena daerah atau wilayah dapur yang saat ini kita, sesuai dengan geospasialnya 3.800. Jadi hari berikutnya, besok sudah 3.800. Kalau se-Halim kurang lebih 11.000. Jadi makanya nanti ada dapur tambahan untuk mencukupi wilayah distribusi," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SD Angkasa 5, Lili mengatakan, porsi MBG yang diberikan hari Senin sudah cukup bagi para muridnya. Meski begitu, ia berharap menu MBG ke depan bisa lebih bervariasi.
Jonie Kusuma Hadi sajikan menu makan bergizi gratis (MBG) senilai yang Rp 10 ribu, berisi menu ayam teriyaki, sayur buncis, nasi dan pisang. Luar biasa!
***
Menariknya pada hari pertama sejumlah menteri digerakan oleh presiden mengecek di lapangan.
Maklum, saat di Magelang, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membentuk komponen cadangan (Komcad) berkekuatan 500 anggota .
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, misalnya mengecek pembagian makan bergizi gratis di SDN Cilangkap 05 Depok, Jawa Barat.
Baca Juga: Megawati Ingin ketemu Prabowo, Butuh Aktualisasi Diri
Meutya tampak membagikan langsung makanan bergizi gratis kepada para siswa. Makanan itu terlihat disajikan dengan wadah stainless steel.
Makanan yang disajikan itu terdiri dari nasi, ayam, sayur tumis, tahu, dan jeruk. Para siswa terlihat senang saat Meutya menyajikan makanan kepada mereka di dalam kelas.
Juga Dandim 0508/Depok Kolonel Inf Iman Widhiarto mengatakan pembagian makan bergizi gratis dibagi dua sesi yakni pagi dan siang. Sebanyak 2.000 makan bergizi gratis akan dibagikan pada pagi hari dan 1.000 untuk siang.
Sementara, Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Muhammad Ali mengungkap dapur umum MBG yang dikelolanya terdiri dari 78 titik di jajaran pangkalan utama TNI AL serta 18 titik di jajaran Korps Marinir.
Rinciannya, 10 titik MBG di Brigif Infanteri 1/Marinir di Jakarta, Seskoal di Jakarta, Pusdikmar di Surabaya, Brigif Infanteri 2/Marinir di Sidoarjo, Resimen Bantuan Tempur 2/Marinir di Surabaya, Lanal di Malang, Lantamal di Makassar, Lanal di Biak, Brigif Infanteri 4/Marinir di Lampung, dan Yonif 10/Marinir di Batam.
Juga Jubir Kantor Komunikasi Kepresidenan Ujang Komarudin ikut meninjau lansung SPPG. Dia mengatakan ibu-ibu antusias memasak di dapur.
"Ya, saya tadi dari pagi sudah ke sini gitu ya. Luar biasa ini program Pak Presiden yang dilaksanakan oleh dibantu oleh Pak Dandim ya. Lalu juga ibu-ibu gitu, luar biasa masak di dapur itu. Lalu juga masyarakat antusias juga," jelasnya.
Dia meminta masyarakat untuk menyambut program makan bergizi gratis ini. Dia menyebut program Presiden Prabowo Subianto ini bisa membuat anak-anak tumbuh cerdas, kuat dan kompetitif.
Menyimak menu makan bergizi gratis senilai Rp 10 Ribu, di Halim dan Depok, sajiannya wajar membikin orang berdecak. Ada surprise bagi anak anak miskin.
Ini filosofi agawe Wong Cilik Melu Gemuyu yang membuat rakyat kecil ikut bahagia.
Juga ada pihak yang berpartisipasi dalam program makan bergizi gratis ini. Antara lain TNI.
Pada hari pertama Senin lalu, saya ikut memantau di beberapa sekolah SD di Surabaya, masyarakat tampak bergembira dengan adanya program makan bergizi gratis. ([email protected])
Editor : Moch Ilham