SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengakui rencana merger Garuda Indonesia dengan Pelita Air.
Erick menilai penggabungan dua maskapai pelat merah itu memang diperlukan.
Baca Juga: Hadapi Nataru, Dirut Garuda Baru Bikin Gebrakan Soal Tiket Pesawat
Erick menyebut Garuda akan fokus melayani kelas premium, sementara Pelita Air di segmen premium ekonomi dan penerbangan berbiaya rendah. Pada kesempatan itu ia juga menyinggung persoalan jumlah kepemilikan pesawat yang tidak mencukupi.
"Kan memang kita konsolidasi. Kenapa, Garuda itu kan memang akan jadi premium, Pelita premium ekonomi dan tentu ada low cost. Nah memang integrasi ini memang harus terjadi. Dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup," ujar Erick saat ditemui di Soehanna Hall, Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Saat dikonfirmasi target merger terlaksana, ia hanya menyebut hal itu masih dalam proses kajian. "Masih kajian," singkat Erick.
Baca Juga: GUTF 2024, Garuda Indonesia Optimalkan Pangsa Umrah
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani juga sudah menjelaskan perihal rencana merger kepada Bursa Efek Indonesia. Ia menyebut aksi korporasi itu sudah masuk tahap diskusi awal.
"Dapat kami sampaikan bahwa terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut saat ini masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak-pihak terkait," kata Wamildan dalam keterbukaan informasi.
Baca Juga: Garuda Indonesia Beri Diskon 80 % untuk Beberapa Penerbangan
Adapun pihak terkait yang dimaksud salah satunya adalah kementerian BUMN selaku pemegang saham utama perseroan. Wamildan juga menyebut adanya optimalisasi berbagai peluang sinergi bisnis sektor transportasi udara.
"Utamanya Kementerian BUMN selaku pemegang saham utama Perseroan, untuk dapat mengoptimalkan berbagai peluang sinergi bisnis guna memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia sehingga dapat membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat," tutup dia. ec/rmc
Editor : Moch Ilham