Home / Peristiwa Nusantara : Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, K

Para Perempuan Tangguh di Balik Layar Suksesi Khofifah - Emil

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 30 Jan 2019 00:04 WIB

Para Perempuan Tangguh di Balik Layar Suksesi Khofifah - Emil

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Adalah Lia Istifhana, sosok yang tak banyak dikenal orang dalam suksesi gubernur terpilih itu. Dalam kesibukkannya mengurus rumah tangga, bekerja, dan berorganisasi, dia tetap menjalankan perannya untuk membantu Khofifah dalam kontestasi Pilgub Jatim. Orang-orang terpanggil untuk membantu Beliau dengan ikhlas, sebagai keluarga dan sesama perempuan tanpa pembagian peran dan tanpa titah ataupun penunjukkan, saya tergerak untuk ikut dalam pemenangan ini, kata Lia yang juga aktivis di Muslimat NU Jatim itu, (Senin, 28/1/2019) Meski tidak masuk dalam structural pemenangan, panggilan untuk membantu pemenangan Khofifah - Emil dalam Pilgub 27 Juni 2018 itu menjadi semakin nyata. Lia mulai menyapa relawan dengan caranya yang khas. Jejaringnya disemua lini organisasi, perkawanan sekolah, kampus ia bangun silaturahim hingga akhirnya merasa nyaman, percaya dan akhirnya menjatuhkan pilihan pada pemimpin masa depan, Khofifah Emil. Saya bekerja, saya punya kesibukan, saya seorang istri juga ibu dalam keluarga saya, anak-anak saya masih kecil-kecil, tetapi bukan halangan bagi saya untuk tetap membantu Beliau dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur. Jadi seperti kewajiban ya, kami ini kan keluarga, orang lain saja membantu dengan maksimal, berarti kita keluarganya harus lebih maksimal kan ya? Dan Alhamdulillah, wes wayahe, kata perempuan kelahiran 12 Februari yang juga keponakan Khofifah Indar Parawansa itu. Dalam kampanye pilgub lalu, Ning Lia turut membantu dalam pemenangan, dengan road show di media social, misalnya Grup WA, FaceBook, dan Instagram. Saya punya dua Handphone maka saya manfaatkan secara maksimal. Untuk Facebook dan IG ini, itu milik saya pribadi ya, saya memposting apapun tentang Ibu (Khofifah) dan Mas Emil. Disitu saya kaitkan dengan link berita atau teori yang berkaitan dan menguatkan. Saya hanya memposting tentang mereka saja, bukan dan tidak menyangkut paslon lain, tambahnya. Uniknya group WA yang dikelola Lia ini jumlahnya mencapai puluhan, ia mengaku satu group saja rata-rata lebih dari 294 peserta. Grup WA tersebut ada sebagai wujud apresiasi dan penghargaan bagi para relawan. Dan mereka yang tergabung di grup WA ini sangat heterogen, bukan hanya dari tokoh masyarakat saja, siapapun bisa asalkan paham bahwa grup tersebut adalah grup relawan, jadi otomatis yang masuk menjadi relawan murni. Bahkan, Alhamdulillah, yang ada malah munculnya loyalitas tulus tanpa batas. Mereka ini hebat banget, mereka benar-benar mengagumi ketokohan seseorang, ketokohan Ibu (Khofifah). Ini tidak dapat dinilai dengan materi karena ketulusan tidak bisa dibeli oleh apapun. Itu yang saya pelajari dari mereka, sambung putri bungsu tokoh NU dan PPP Jawa Timur itu. Lia menambahkan, ia tak pernah khawatir groupnya itu bisa disusupi oleh tim lain. Baginya tidak ada yang perlu ditakuti karena grup yang dikelolanya itu adalah murni ajang silaturahim antarrelawan dan sebagai penyemangat satu dengan lainnya dalam hal ini untuk dukungan kepada pasangan Khofifah-Emil dalam Pilgub Jatim. Bahwa kebaikan InsyaAllah tidak akan sia-sia. Semoga kebaikan para relawan menjadi kebaikan untuk mereka semua, kata Lia sebagai doa untuk para relawan. Gaya Ning Lia, sapaan akrab nya, memang begitu khas dalam menyapa. Maklum, Lia merupakan Putri bungsu dari tokoh Nu dan politisi melegenda PPP. Dia terlahir dari pasangan KH. F. Masykur Hasjim dan HJ. Aisjah. Meski malang melintang sebagai aktivis, Lia tetap mengambil peran utamanya sebagai istri dan ibu rumah tangga, ia juga tercatat sebagai karyawan dan staf pengajar di STIA Taruna, Rungkut, Surabaya. Mengenyam pendidikan S1 di Unair jurusan Sosiologi serta Ekonomi Islam di UINSA kemudian melanjutkan pendidikan linear S2 nya di UINSA dan meraih gelar Magister Ekonomi Islam. Ibu Dosen yang sekarang tengah menyelesaikan desertasinya dalam bidang Ekonomi Islam di UINSA ini memang dikenal sebagai pribadi yang ramah, mudah bergaul, dan komunikatif. Hal tersebut dilatarbelakangi keaktifannya di organisasi sejak ia masih berada di jenjang S1, sebut saja PMII, IPPNU, Fatayat, LazizNU, Perempuan HKTI, Perari dan beberapa organisasi lain. Kalau organisasi, banyak yang saya ikuti, tapi saya tidak pernah mengambil peran sebagai inti karena saya bekerja. Kalaupun terpaksa masuk ke pengurus inti, saya pasti mengajukan syarat saya akan kurang aktif karena kesibukan saya, ungkap ibu dua jagoan ini. arf

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU