Hindari Pakai Baju Warna Gelap dan Pakai Sun Screen

surabayapagi.com

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini mengindikasikan cuaca panas yang tidak biasa di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Bahkan, di Surabaya sendiri, dalam sepekan mengalami hawa panas, terik dan sumuk.

Untuk menghadapi cuaca panas di Surabaya dan Jawa Timur dalam sepekan terakhir hingga beberapa minggu ke depan, beberapa dokter yang dihubungi tim Surabaya Pagi menyarankan agar selalu perbanyak minum air putih dan menggunakan pelindung seperti tabir surya atau topi dan payung.

Baca juga: BMKG: Suhu 35,4 Celsius di Surabaya, Sampai Agustus

Melalui keterangannya, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, meminta masyarakat untuk mengonsumsi banyak air mineral untuk mencegah dehidrasi. Sebab, cuaca panas dapat menyebabkan dehidrasi akibat tubuh yang terus-terusan kehilangan cairan.

"Jangan menunggu haus. Lalu, hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis," tegas dr. Syahril.

 

Hindari Baju Warna Gelap

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menggunakan pakaian yang melindungi diri dari sinar matahari, seperti topi, baju berbahan ringan dan longgar, hingga menggunakan payung saat bepergian.

"Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas. Sebisa mungkin, berteduhlah di antara pukul 11.00 hingga 15.00," imbau dr. Syahril.

Hal senada juga diungkapkan BMKG, dr Syahril juga meminta menggunakan tabir surya (sunscreen) minimal 30 spf pada kulit yang tidak tertutup oleh pakaian sebelum keluar rumah. Bahkan, sunscreen diwajibkan untuk diaplikasikan ulang setiap dua jam meskipun saat berawan, setelah berenang, atau berkeringat.

Baca juga: Gelombang Panas di Asia Dongkrak Harga Batu Bara

 

Antisipasi Gatal-gatal

Sedangkan, antisipasi gatal-gatal karena cuaca panas, dr Ismiralda Oke Putranti, mengingatkan akibat cuaca panas, bisa timbul keringat berlebih dan meningkatkan resiko infeksi jamur kulit seperti panu atau kurap.

Tak jarang, rasa gatalnya semakin hebat bila berkeringat atau lembab. Bahkan lebih lanjut, keringat akan terperangkap dan merangsang timbulnya reaksi peradangan, ditandai dengan timbulnya bintil-bintil merah dengan lenting air di permukaannya dan disertai rasa gatal.

“(Bintil merah gatal) kita kenal sebagai biang keringat (keringat buntet) atau dalam bahasa medisnya miliaria,” ujarnya.  

Baca juga: Sudah Sebulan, Jembatan Kaca di Kampung Warna-warni Alami Keretakan

Selain itu, pada area tertentu seperti pada kulit kepala, wajah, telinga, ketiak dan seputar kemaluan, cuaca panas juga merangsang produksi minyak berlebih pada area kulit berambut.

Kadar minyak yang cukup banyak menyebabkan meningkatnya kolonisasi jamur yang normal ada di kulit yang disebut dengan Malassezia furfur.

Dalam hal perawatannya, masing-masing masalah yang berkaitan dengan rasa gatal pada kulit tersebut dapat dilakukan dengan cara tersendiri.

Cuaca panas juga dapat membuat keringat berlebih yang berpotensi menyebabkan biang keringat, maka saat suhu panas diusahakan agar berada di ruangan yang sejuk dan keringkan area yang timbul biang keringat. “Bisa dioleskan bedak kocok,” tuturnya. dsy/ci/rmc

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru