Disperta Banyuwangi Daftarkan Paten Indikasi Geografis Kopi Robusta

surabayapagi.com
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menghadiri Pesta Rakyat Kopi Gombengsari. Foto: Pemkab Banyuwangi.

SURABAYAPAGI.COM, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi agar mendapatkan paten indikasi geografis. Pendaftaran dilakukan ke Kementerian Hukum dan HAM pada Selasa (15/8/2023).

Untuk diketahui, indikasi geografis merupakan paten yang menunjukkan asal muasal suatu produk berdasarkan faktor lingkungan geografis, termasuk faktor alam dan manusianya. Dengan mendapatkan indikasi geografis, maka paten suatu produk akan terlindungi. Selain itu, brand produk juga akan terangkat.

Baca juga: Masuk Musim Panen, Harga Beras di Banyuwangi Turun

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Disperta) Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda menyampaikan bahwa persiapan pendaftaran indikasi geografis telah dilakukan sejak tahun 2019.

Ilham mengatakan bahwa Disparta fokus mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk pendaftaran paten itu selama dua tahun terakhir. Dalam proses pengurusan dokumen itu, Disparta dibantu oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

"Kami telah melakukan pemetaan kopi robusta di Banyuwangi, mulai dari asal usulnya, karakter rasa, dan kekhasannya," kata Ilham.

Usai diajukan, tim Kemenkumham akan memverifikasi keabsahan dokumen yang diberikan. Kemudian proses dilanjut dengan verifikasi lapangan.

Baca juga: Jennifer Calista dari Ambush Coffee Beri Penyuluhan ke Desa Kopi GombengsariĀ 

"Mudah-mudahan bisa selesai dalam tiga bulan, sehingga Desember mendatang sudah bisa terbit untuk indikasi geografis kopi robusta Banyuwangi," harapnya.

Pihaknya menuturkan bahwa Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah penghasil kopi robusta terbesar di Jawa Timur.

Total luas perkebunan kopi di Banyuwangi tercatat sekitar 15 ribu hektare (ha) yang tersebar Kecamatan Kalibaru, Glenmore, Songgon, dan Kalipuro. Adapun Banyuwangi menghasilkan kopi robusta sebanyak 10.673 ton dalam setahun.

Baca juga: Bocah 13 Tahun di Banyuwangi Hanyut di Sungai

"Mayoritas kebun kopi di Banyuwangi adalah kebun kopi rakyat. Hanya sedikit yang dimiliki oleh perusahaan perkebunan," ujarnya.

Ilham berharap, dengan mendaftarkan indikasi geografis, khasanah kopi robusta Banyuwangi bisa terlindungi.

"Harapan lainnya, brand kopi robusta Banyuwangi bisa lebih dikenal di kancah nasional dan internasional. Sebagaimana kopi arabika Gayo asal Aceh dan kopi arabika Kintamani asal Bali," tandasnya. bn-01/cha

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru