Biaya Retribusi Pasar di Kota Pasuruan Digratiskan 2 Bulan ke Depan

surabayapagi.com
Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf.

SURABAYAPAGI.COM, Pasuruan - Dalam rangka meringankan beban masyarakat khususnya pedagang di sejumlah pasar tradisional di tengah pemberlakuan PPKM Darurat, Pemkot Pasuruan menggratiskan biaya retribusi pasar hingga dua bulan ke depan.

Keputusan tersebut membuat para pedagang bisa bernafas lega. Pasalnya, sejumlah pedagang mengeluhkan omset mereka yang menurun drastis di tengah pemberlakuan PPKM Darurat.

Baca juga: 2025, Pemkot Pasuruan akan Bangun Rest Area Bernuansa Arafah

Pembebasan sementara retribusi ini tertuang dalam Keputusan Wali Kota Pasuruan bernomor: 188/163/423.011/2021 tertanggal 12 Juli tentang Pembebasan Retribusi Pelayanan Pasar.

“Kemarin sudah saya tanda tangani. Sementara retribusi bagi pedagang dibebaskan untuk membantu mereka di tengah pandemi,” ujar Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Kamis (15/7).

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan, Yanuar Afriansyah mengatakan, retribusi yang dibebaskan berlaku bagi seluruh pasar.

Pasar tersebut di antaranya adalah Pasar Besar, Pasar Kebonagung, Pasar Gadingrejo, Pasar Karangketug, Pasar Poncol, serta Pasar Mebel Bukir. Pungutan retribusi yang dibebaskan sementara berlaku untuk bedak, los, kios, serta pelataran pasar.

Baca juga: Hindari Pemotor di Jalan Pantura Rejoso, Pikap Muat Kabel Nyasar ke Lintasan KA

“Pembebasan sementara pungutan retribusi ini berlaku mulai 15 Juli 2021 sampai 15 September 2021,” kata Yanuar.

Namun begitu, pedagang yang masih memiliki tunggakan retribusi tidak dibebaskan. Misalnya, ada pedagang yang memiliki tunggakan retribusi pada bulan-bulan sebelumnya harus tetap membayar.

Sementara itu, salah satu di Pasar Besar Kota Pasuruan, Diniyah mengaku senang dengan adanya pembebasan sementara retribusi pasar ini. Pedagang pakaian ini mengaku selama pandemi dagangannya sepi.

Baca juga: Avanza Tabrak Truk, 3 Orang Tewas

“Ya senang. Pinginnya ya seterusnya. Karena dagangan sepi banget,” ujarnya. 

 

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru