Komisi X DPR Panggil Erick Thohir, Kerugian Batalnya Piala Dunia U-20 Capai Rp 418 M

surabayapagi.com
Ketua PSSI Erick Thohir kembali menuai kontra usai FIFA resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Ketua PSSI Erick Thohir kembali menuai kontra usai FIFA resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 karena anggaran untuk gelaran Piala Dunia U-20 dibilang fantastis, hingga dikatakan capai Rp 418 M.

Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian akan segera memanggil Ketua PSSI Erick Thohir terkait kerugian dari batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Baca juga: Erick Thohir, Apa Lemah Nasionalismenya, Terus "Belanja" Pemain Naturalisasi

"Nanti kami akan rapat tapi menunggu dulu tim Pak Erick Thohir kembali dari Qatar doanya ya. Termasuk soal dampak ke anggaran akan kita bahas," kata Hetifah, Kamis (30/03/2023).

Sebelumnya, Erick Thohir telah diutus Presiden Jokowi menemui Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Doha, Qatar. 

Namun usai pertemuan pada Rabu (29/03/2023) malam tersebut, FIFA memutuskan tak mengizinkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. 

Banyak polemik yang menyebabkan pembatalan tersebut, salah satunya akibat tragedi Kanjuruhan hingga penolakan kehadiran Timnas Israel yang juga merupakan peserta Piala Dunia U-20.

Hingga saat ini, FIFA belum menentukan sanksi yang akan diberikan kepada PSSI.

Sementara itu, Hetifah kecewa atas inkonsistensi pemerintah daerah yang menjadi salah satu faktor batalnya ajang olahraga ini. 

Dirinya berharap, Timnas Indonesia masih bisa main di Piala Dunia U-20.

"Timnas sepak bola U20 Indonesia masih dapat bermain di Piala Dunia 2023, meskipun bukan di Tanah Air sendiri. Karenanya, saya berharap Pak Erick Thohir dan Kemenpora terus melakukan upaya lobi guna meminimalisir dampak pembatalan ini," tutupnya.  

Baca juga: Pegawai BUMN akan Libur 3 Hari Sepekan

Sementara itu, kerugian yang dimaksud diantaranya, adanya proyek pembangunan yang kebanyakan belum rampung.

15 lapangan latihan tersebut terdiri dari 3 lapangan di Palembang, Sumatera Selatan yakni Lapangan Atletik, Baseball, dan Panahan di Jakabaring; 3 lapangan di Sumedang dan Bandung, Jawa Barat yakni Lapangan IPDN, UNPAD, Sidolig.

Lalu ada 4 lapangan di Solo, Jawa Tengah yakni Lapangan Sriwedari, Banyu Anyar, Sriwaru, dan Kota Barat; 1 lapangan di Madura, Jawa Timur yakni Stadion Gelora Bangkalan; 4 lapangan di Bali yakni Lapangan Ngurah Rai, Kompyang Sudjana, Gelora Trisakti Legian, dan Gelora Samudra Kuta.

Pelaksanaan renovasi 2 stadion utama dan 15 lapangan latihan ini dibagi menjadi 3 paket pekerjaan, dengan anggaran APBN keseluruhan mencapai Rp 418 miliar.

Paket pertama (klaster Bali), dikerjakan oleh kontraktor PT PP Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 152,9 miliar. Paket dua (klaster Solo) dikerjakan oleh PT Nindya Karya WIlayah II dengan nilai kontrak sebesar Rp 78,8 miliar.

Baca juga: Siap-siap Sambut Musim Lebaran, BUMN Bakal Gelar Mudik Gratis Lagi

Dan paket tiga (klaster gabungan Bandung, Bangkalan, dan Palembang) dikerjakan oleh PT Nindya Karya Wilayah II dengan nilai kontrak sebesar Rp 83 miliar.

Pekerjaan konstruksi dari paket-paket tersebut dimulai sejak penandatanganan kontrak antara Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya dengan kontraktor pelaksana pada 6 November 2020 silam.

Pada awal Februari 2023, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, persiapan renovasi stadion untuk Piala Dunia U-20 sudah selesai direvitalisasi dan siap digunakan. dsy/kmp

 

Editor : Desy Ayu

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru