Menjadi Kepala Desa Perlu Berpikir Inovatif Membangun Desa

surabayapagi.com
Kepala Desa Kebunagung Bustanul Affa (Kaos Kuning)  tengah menikmati wisata perahu terapung diatas sungai Kebunagung Kab. Sumenep. SP/ Ainur Rahman

SURABAYAPAGI.COM, Sumenep - Kepala Desa Kebonagung Bustanul Affa, mengakui dirinya sebagai Kades harus memiliki pikiran yang inovatif dalam membangun desa, sebab masyarakat perlu diperhatikan dalam segala hal, salah satunya memaksimalkan pelayanan masyarakat, dan memberikan ruang aspirasi bagi masyarakat, khususnya dalam hal yang inovatif, katanya kepada Surabaya Pagi, Minggu (23/08)

Menurut Tanu sapaan akrabnya, pembelajaran edukatif, instruktif, dan rekreatif, perlu diberikan kepada masyarakat agar mereka bisa merasakan nyaman tinggal di desanya. Kenyamanan, ketentraman dan hiburan adalah hal terpenting yang perlu diberikan kepada masyarakat desa, apalagi di masa pandemi covid 19 ini,” tegasnya.

Baca juga: Pelapor Tanah Kas Desa di Sumenep, Janji Ungkap Kasus Lebih Besar dengan Pelaku Sama

Selain itu sambung Tanu, “Ditengah masa pandemi covid-19 dan memasuki era new normal, masyarakat Kebunagung perlu rekreatif sebagai penunjang rasa penat karena telah menjalani karantina selama kurang lebih tiga bulan,” kata Kades Kebunagung.

Memasuki era Normal, Kades yang baru menjabat 1 tahun ini mengaku telah membikin perahu terapung dengan memfungsikan aliran sungai Kebunagung sebagai pusat rekreatif bagi warganya, jadi aliran sungai sepanjang 1 km menuju Gua Jeruk itu dijadikan kampung wisata dengan aneka ragam permainan di atas sungai, salah satunya, bebek angsa, dan perahu yang mengapung.

Baca juga: Pemkab Sumenep Gelar Festival Led Lebaran Hari Ketupat 2024 di Pantai Lombang Sumenep

"Saya hanya merintis, agar pemuda di Desa Kebonagung berpikir positif bahwa banyak hal yang perlu digarap di desa, ya salah satunya kampung wisata desa, jadi pengelolaan kedepan bisa di kelola oleh pemuda Karang Taruna, dengan begitu kata dia, desa nanti memiliki saham untuk mensejahterakan desanya" urainya.

Dikatakan Tanu, “Kalau Karang Taruna sudah bisa mengelola pendapatan dari desa, maka sudah bisa dipastikan desa itu sejahtera, aman dan tentram, apalagi masyarakat memiliki keterampilan yang unik layaknya home industri, nah ini yang disebut kolaborasi antara masyarakat desa dengan karang Taruna. Jadi Karang Taruna bisa memanajemen usaha desa,” pungkasnya. AR

Baca juga: Pertengahan Ramadhan, Harga Sembako di Pasar Tradisional Mulai Berangsur Landai

 

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru