Pilihan Sistem Pemilu Tergantung Kondisi Masyarakat

surabayapagi.com
Denny Indrayana, Guru Besar Hukum Tata Negara

SURABAYAPAGI, Surabaya -  Saya menilai sistem pemilu sangatlah variatif. Namun menurut saya pilihan sistem pemilu akan tergantung kondisi masyarakat, bagaimana masyarakatnya, bagaimana pendidikannya, bagaimana kesiapannya.

Menurut Denny seharusnya sistem pemilu di Indonesia tidak bergonta-ganti, melainkan ajeg pada satu sistem pemilihan, maksimalkan kelebihannya dan minimalisasi kekurangannya. Selain itu  penting juga untuk menegakan sistem pemilihan yang anti politik uang. 

Baca juga: Anies Akui Prabowo, Keluarga Intelektual Terpandang

Bagi saya yang penting yang langsung atau tidak langsung, bagi saya yang penting tidak adanya politik uang, itu yang lebih mendasar.

Politik uang menggerogoti sistem pemilihan baik secara maupun tidak langsung, bahkan dalam semua sistem pemilu di Indonesia. Selain itu saya coba membandingkan sistem pemilihan di Indonesia dengan sistem pemilihan di Amerika Serikat.

Baca juga: Bawaslu Pasrah

Menurut saya sistem pemilihan di Indonesia memiliki sistem pemilihan lebih langsung, berbeda dengan sistem pemilihan di Amerika Serikat yang menerapkan kemenangan berdasarkan electoral college.

Direct presidential election adalah salah satu ciri kemurnian presidensial karena dia menguatkan daulat rakyat dan karenanya menurut saya seharusnya ini dikuatkan juga dengan penghapusan presidential election, karena daulat rakyat terdiskon, terdistorsi dengan adanya presidential threshold yang mengebiri kelangsungan pemilhan oleh rakyat menjadi  sudah disaring diblokade partai-partai politik yang harus berkoalisi.

Baca juga: FPI, PA 212, hingga GNPF-Ulama ke MK Dukung Putusan Adil

 (Lewat keterangannya dalam diskusi bertajuk 'Koalisi, Sistem Pemilu, dan Sistem Presidensial Multi Partai', secara daring, Selasa (17 Januari 2023). 

Editor : Mariana Setiawati

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru