Siswa SMK Cabuli Remaja Sesama Jenis Hingga 4 Kali

surabayapagi.com
Kapolres Malang AKBP Hendri Umar saat menggelar konferensi pers di Mapolres Malang.

 

SURABAYAPAGI.COM, Malang - MAM (18) siswa SMK di salah satu sekolah di Malang harus berurusan dengan pihak kepolisian.  Remaja warga Sumberpucung kabupaten Malang itu diduga melakukan perbuatan asusila sesama jenis terhadap remaja sesama jenis berusia 15 tahun.

Baca juga: Anggota Polsek Sawahan Cabuli Anak Tiri Sudah Ditahan di Polres Tanjung Perak

Kapolres Malang AKBP Hendri Umar mengatakan, penanganan kasus ini berawal dari laporan perangkat desa. Itu setelah keluarga korban mengetahui adanya dugaan tindak asusila sesama jenis.

Bersama perangkat desa, keluarga korban kemudian melaporkan kasus ini ke polisi. "Dan perkara ini sudah kami tangani sekaligus mengamankan tersangka bersama barang bukti," ujar Hendri dalam konferensi pers di Mapolres Jalan Ahmad Yani, Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (28/1/2021).

Hendri menceritakan, tindak asusila itu diawali tersangka dengan menebar bujuk rayu untuk menarik simpati korban. Segala permintaan korban dituruti. Seperti membelikan kamus Bahasa Korea yang kini menjadi barang bukti.

Baca juga: Rumah di Malang Dirampok, Korban Disekap dan Dilakban

"Setelah dibelikan kamus Bahasa Korea, tersangka mengajak korban ke rumahnya. Kemudian diajak ke kamar dengan alasan memberikan kamus. Tetapi, tersangka memaksa untuk berbuat asusila, meski korban sempat menolak. Tetapi dipaksa oleh tersangka," papar Hendri.

Perbuatan asusila sesama jenis itu terjadi sampai empat kali. Sampai kemudian keluarga korban mencurigai dan melapor kepada perangkat desa setempat.

"Terjadi sampai empat kali. Tersangka memang mengakui penyuka sesama jenis. Kemudian orang tua korban curiga dan melapor kepada perangkat desa," jelas Hendri.

Baca juga: Oknum Polisi di Surabaya Cabuli Anak Tirinya Sejak SD Selama 4 Tahun, Korban Trauma Berat

Tersangka dijerat Pasal 82 jounto Pasal 76b Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 atas perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

"Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Selain itu juga dikenakan Pasal 292 KUHP dengan ancaman 5 tahun penjara," pungkas Hendri. 

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru