SURABAYAPAGI, Surabaya - Saya menilai tidak tepat dan tidak etis soal wacana yang meminta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan pada Pemilu Presiden 2024.
Tidak etis, masa Waketum NasDem Pak Ahmad Ali meminta Pak Probowo Subianto selaku Ketua Umum Gerindra untuk menjadi pendamping Anies sebagai cawapres.
Baca juga: Anies Akui Prabowo, Keluarga Intelektual Terpandang
saya menilai pernyataan Ahmad Ali tersebut tidak etis karena daya tawar politik yang dimiliki NasDem dan Gerindra sangat berbeda. Hasil Pemilu 2019 menunjukkan bahwa Gerindra meraih 17,5 juta suara, sedangkan Partai NasDem 12,6 juta.
Menurut saya, wacana tersebut ibarat mengajarkan ikan berenang di air yang bening karena publik tahu bahwa elektabilitas Prabowo lebih tinggi dibandingkan Anies dari beberapa hasil survei.
Baca juga: Bawaslu Pasrah
Publik tahu bahwa elektoral Prabowo jauh lebih tinggi dari Aniesdan beliau merupakan pemimpin Partai Gerindra yang mesin partainya solid.
Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra, partainya memiliki modal ambang batas mengajukan capres -cawapres atau presidensial threshold. Oleh karena itu, Prabowo lebih tepat menjadi capres, bukan sebagai cawapres dalam kontestasi Pilpres 2024.
Baca juga: FPI, PA 212, hingga GNPF-Ulama ke MK Dukung Putusan Adil
(Lewat keterangannya di Jakarta yang dikutip dari laman dari republika.co.id, Selasa (06Desember 2022).
Editor : Mariana Setiawati