Konflik dengan Turki, Saudi Hapus Jalan Sultan Ottoman

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 16 Jun 2020 10:21 WIB

Konflik dengan Turki, Saudi Hapus Jalan Sultan Ottoman

i

Ilustrasi jalanan di Arab Saudi. SP/ CNN

SURABAYAPAGI.com, Arab Saudi - Pemerintah Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi, memutuskan mengganti nama jalan yang diambil dari salah satu pemimpin kesultanan Ottoman, Sultan Sulaiman, yang diduga akibat perseteruan dengan Turki.

Dilansir Middle East Monitor, Selasa (16/6), penggantian papan nama jalan tersebut tersebar luas di media sosial.

Selama beberapa tahun belakangan hubungan antara Arab Saudi dan Turki memang tidak akur.

Baca Juga: Suami dan Selingkuhan Jadi Tersangka Usai Digerebek Istri Sah

Kedua negara itu terlibat mendukung faksi yang berbeda dalam perang sipil di Suriah.

Selain itu, Saudi juga berseteru ketika Turki memutuskan mendukung Qatar yang diblokade oleh Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir pada 2017. Alasannya adalah Qatar menjalin hubungan dekat dengan Iran.

Hubungan Turki dan Saudi kembali tegang terkait kasus pembunuhan jurnalis dan kolomnis, Jamal Khashoggi. Khashoggi meninggal dibunuh saat hendak memperbarui masa berlaku paspor di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2019.

Baca Juga: Tabrakan Kapal di Laut China Selatan, China dan Filipina Saling Menyalahkan

Dari hasil penyelidikan, diduga kuat pembunuhan Khashoggi dilakukan oleh tim yang dikirim dari Saudi dan diduga di bawah perintah Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman.

Turki mendesak supaya para pelaku diganjar hukuman setimpal.

Di sisi lain, Arab Saudi meminta para penduduknya untuk memboikot seluruh barang buatan Turki. Gerakan itu mendapat dukungan luas rakyat Saudi.

Baca Juga: Kisruh Adu Mulut Ojol vs Karyawan Mie Gacoan Gara-Gara Salah Paham

Bahkan Gubernur Riyadh, Faisal Bin Bandar, sempat menolak suguhan kopi asal Turki dan membuat sentimen terhadap negara tersebut meningkat.

Kementerian Pendidikan Saudi juga mengubah narasi dalam buku pelajaran sejarah, yang menyatakan Kekhalifahan Ottoman tidak mewakili umat Islam dan dinyatakan sebagai penjajah.   dsy1

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU