Anak Risma, Tagih Janji ke Wali Kota Eri Cahyadi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Mei 2021 22:15 WIB

Anak Risma, Tagih Janji ke Wali Kota Eri Cahyadi

i

Wali kota Surabaya Eri Cahyadi bersalaman dengan Ketua Karang Taruna Surabaya Fuad Benardi saat audiensi di Balai Kota Surabaya, Selasa (18/5/2021).

 

Pertanyakan Kampung Dolly yang Sampai saat ini Masih Nganggur

Baca Juga: Anak Risma dan Bambang Haryo Melejit, Eks Sekdaprov Rasiyo Merangsek

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Anak mantan Wali kota Tri Rismaharini, menagih janji ke Walikota Eri Vahyadi. Tagihan Fuad Benardi, disampaikan sat ia bersama pengurus Karang Taruna Kota Surabaya melakukan audiensi dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Selasa (18/5/2021).

Kemarin, Ketua dan para pengurus Karang Taruna mempertanyakan janji Eri di Pilkada Surabaya 2020 lalu. Antara lain menanyakan peran pemuda di dalam pembangunan kota melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang).

"Audiensi tadi kami membahas ada 4 atau 5 hal. Pertama kami membahas mengenai peran pemuda di dalam pembangunan kota lewat Musrenbang di kelurahan," kata Fuad, usai audiensi, Selasa siang.

Putra sulung Menteri Sosial Tri Rismaharini itu menyebut, ide dan gagasan dari pemuda sejauh ini kurang didengar oleh pemerintahan daerah.

Karena itu, ia berinisiatif menemui Eri untuk menanyakan pelibatan peran pemuda untuk turut serta membantu mengatasi berbagai persoalan di Kota Surabaya.

"Karena memang selama ini, para pemuda terutama karang taruna itu, ya kadang kurang didengar ataupun kurang dilibatkan di dalam musrenbang. Padahal, kan Pak Wali pada waktu kampanye kan visi misinya nanti dana kelurahan itu nanti dipergunakan untuk pemberdayaan masyarakat, terutama juga untuk pemudanya," tutur Fuad.

Menurut pengamatan Fuad, selama ini, anggaran kegiatan lebih banyak pergunakan untuk kegiatan fisik, tanpa melihat apa yang menjadi keinginan dari para pemuda di Surabaya.

 

Krisis Mental

Padahal, para pemuda di Surabaya tengah mengalami krisis mental. Ia mencontohkan, banyak pemuda di Surabaya tidak memiliki perencanaan untuk masa depan mereka sendiri.

"Saya melaporkan ke Pak Wali bahwa memang kondisi para pemuda itu ada di beberapa wilayah di Surabaya itu kayak semacam krisis mental. Maksudnya krisis mental itu begini, jadi kayak enggak punya tujuan hidup. Itu kan jauh lebih mengerikan," ungkap dia.

Ia berharap, Pemerintah Kota Surabaya bisa memberikan pelatihan, bukan hanya secara teknis, namun juga mental.

"Karena memang itu sudah tak survei sendiri, maksudnya sudah pernah ketemu dengan pemudanya. Beberapa pengurus karang taruna ataupun anggotanya juga ada yang kondisinya seperti itu," kata Fuad.

Baca Juga: PDIP Tunjuk Putra Risma, Fuad Benardi, sebagai Ketua Banteng Muda Indonesia Surabaya

"Ketika (pemuda) ditanya kamu mau ngapain enggak bisa jawab. Ini kan perlu ditangani sejak sekarang dengan memberikan semacam pelatihan kayak revolusi mental-nya Pak Jokowi," kata Fuad.

Fuad juga sempat menanyakan perihal keterlibatan para pemuda di Surabaya, dalam pembangunan ekonomi mikro dan makro di Kota Pahlawan.

"Kami berkeinginan membantu pemkot untuk mengurangi pengangguran. Dengan cara gimana, ya kita harus juga membuka lapangan pekerjaan dengan usaha-usaha," kata Fuad.

 

Siap Maksimalkan Aset

Fuad mengatakan pihaknya  mempertanyakan perannya dalam turut serta pembangunan kota Surabaya.

Menurut putra pertama Risma ini, masih banyak aset-aset yang dimiliki pemkot tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Para pemuda, kata Fuad, diharapkan bisa memaksimalkan aset-aset tersebut untuk kegiatan menjalankan usaha.

Baca Juga: Anak Mensos Terancam Gagal Seleksi Direktur Pelayanan PDAM

Diakuinya, yang menjadi kendala selama ini adalah pemuda di Surabaya memiliki keterbatasan modal untuk membuat usaha.

Apabila aset pemkot bisa dipergunakan, ia yakin para pemuda bisa memanfaatkan aset tersebut untuk kegiatan usaha.

"Iya, kita menanyakan sistemnya seperti apa, karena kan ada beberapa aset-aset di pemkot, kayak di Dolly atau di mana, sampai saat ini kan nganggur kosong," kata Fuad.

Tahun 2014, Gang Dolly di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, ditutup wali kota Risma didukung Gubernur Jatim Pak De Karwo. Lokasi ini sangat terkenal sebagai lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara. Disampingnya ada lokalisasi Jarak.

Sebagai tempat prostitusi, Dolly memang melegenda di Surabaya. Bisnis esek-esek di kawasan ini disebut-sebut saat itu ada sekitar 1.187 PSK. Ini ditunjang jumlah mucikari 311 orang. Angka tahun 2014 ini melonjak dibanding pada 2012 sebesar 1.022 PSK dan 292 mucikari. Dalam semalam, perputaran uang di kawasan itu sekitar Rp 2 miliar.

Sementara, Wali Kota Eri Cahyadi, seusai pertemuan dengan Fuad dan rombongan Karang Taruna Surabaya, mengajak para pemuda dan pemudi Karang Truna Surabaya untuk turut andil membangkitkan gairah pemuda Surabaya.

Pesan Wali Kota Eri Cahyadi itu tersebar melalui video singkat yang diperuntukkan seluruh anggota dan pengurus Karang Taruna Surabaya. Berdurasi 59 detik, Eri Cahyadi berbicara di ruang kerjanya.

"Buat teman-teman Karang Taruna di Surabaya. Sampeyan itu pemuda di Surabaya. Karena itu aku meminta tolong, arek-arek Karang Taruna Surabaya harus bangkit. Tak tunggu kiprahmu dan tak tunggu kerjasamamu. Karena kalian punya ketua Karang Taruna yang hebat di Surabaya. Ayo bangkit," pesan Eri, yang videonya tersebar di aplikasi pesan WhatsApp, Selasa (18/5/2021). n alq/pat/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU