BEM FISIP Unpad: Kami Bersama Presiden Jokowi, Tapi Boong!

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 16 Jul 2021 21:42 WIB

BEM FISIP Unpad: Kami Bersama Presiden Jokowi, Tapi Boong!

i

Unggahan BEM FISIP Unpad yang mengkritik kepemimpinan Jokowi. SP/instagram bemfisipunpad

SURABAYAPAGI.COM, Bandung - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad) mengunggah pernyataan di media sosial Twitter bahwa mereka bersama dengan Presiden Jokowi disertai foto-foto presiden. Namun, kalimat tersebut ditambahi dengan kalimat lanjutan, yaitu "Tapi bohong".

"Kami bersama presiden Jokowi tapi boong," yang diunggah akun BEM FISIP Unpad, Kamis (15/7). Dalam keterangannya, BEM FISIP Unpad mengatakan bahwa Presiden Jokowi sering kali bertindak atau berkata, yang pada akhirnya kontras dengan kebijakan yang dibuat.

Baca Juga: Ramai-ramai Suarakan Jokowi, Jangan Pensiun

"Berbagai gimmick dan lip service yang dibuat pun nyatanya hanya sebagai pemanis mulai dari gimmick terbuka terhadap kritik hingga menggunakan pakaian adat," unggahnya.

BEM FISIP Unpad mencontohkan pernyataan Presiden Jokowi yang terbuka untuk dikritik. Namun, setiap kritik yang disampaikan kepada presiden melalui media sosial atau dalam aksi demontrasi berujung pada serangan digital atau represivitas kepada pengkritiknya.

Selain itu, beberapa kali Presiden memakai pakaian adat dalam acara kenegaraan. Namun, di lapangan, masyarakat adat sering dikriminalisasi. Termasuk perbedaan instruksi dan pelaksanaan terkait Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), karut-marut penanganan Covid-19 dan bagi-bagi kursi kepada keluarga dan rekan dekat.

Baca Juga: Jokowi Bagi Bansos dan Selfie-an

"Kami akan bersama Presiden Jokowi jika Presiden Jokowi serius dan berkomitmen kepada rakyat Indonesia. Cepat penuhi janji dan perkataannya pak, jangan bohong lagi," katanya.

Saat dikonfirmasi, Ketua BEM FISIP Unpad, Virdian Aurellio Hartono mengatakan, terdapat tiga hal yang mendorong lahirnya unggahan tersebut. Ia mengatakan, kebijakan pemerintah Presiden Jokowi yang lip service dengan pernyataannya. Selain itu, terulang aktivis mahasiswa dipanggil rektor akibat unggahan yang dibuat. Salah satu pemantik lainnya, yaitu merespons pernyataan salah satu BEM dalam menanggapi BEM yang mengkritik Presiden Jokowi, dengan sebutan kardun yang dinilai tidak intelek dan ilmiah. "Kami ini menjelaskan dengan rasionalisasi dan referensi. Herannya harusnya kampus di Indonesia belajar tidak merepresif mahasiswa," ujarnya, Jumat (16/7/2021). bd/cr3/rm

Baca Juga: Komedian Sule Mantu, Jokowi Datang

 

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU