SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan, heran dengan kebijakan pemerintahan Jokowi.
Melalui Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, mengumumkan kerja sama antara Indonesia dengan China untuk membangun pabrik vaksin di Indonesia. Rencana ini dikritik orang dekat SBY.
Baca Juga: Menang Pilgub, Emil Dardak Minta Kader Demokrat Kawal Hasil Sampai Tuntas
“Indonesia memiliki kemampuan dan sumber daya yang memadai untuk mengembangkan vaksin secara mandiri tanpa bergantung terhadap negara lain,”
kata Syarief dalam keterangannya, Jumat (27/8/2021).
Ia menyoroti ada apa selama ini, Indonesia banyak bergantung terhadap negara lain khususnya China. Juga banyak meminjam utang luar negeri dan kini berencana bekerjasama lagi dengan China untuk membangun pabrik vaksin yang membuat bangsa Indonesia tidak mandiri. Malah membiarkan China menguasai pasar vaksin di Indonesia.
Pemerintah Harusnya Memihak Vaksin Nusantara
Anggota Komisi I DPR dari Partai Demokrat menilai, pemerintah harusnya bisa mengutamakan vaksin buatan dalam negeri yang tidak kalah kualitasnya dengan produk negara lain. "Kita memiliki vaksin buatan dalam negeri yang bisa menyamai vaksin dari luar. Mengapa harus mengembangkan produk dari luar padahal kita memiliki produk vaksin dalam negeri?," tukas Syarief.
Baca Juga: Kader Demokrat Jatim Menang Pilgub dan 5 Pilkada Jatim
Mantan Menteri Koperasi dan UMKM ini menegaskan, pemerintah harus memiliki kebijakan keberpihakan dan membantu pengembangan antara lain Vaksin Nusantara yang digagas dr. Terawan Agus Putranto dan juga Vaksin Merah Putih.
"Pemerintah harusnya lebih fokus mengembangkan vaksin merah putih dan membantu pengembangan vaksin nusantara yang digagas oleh dr. Terawan yang murni buatan dalam negeri," tegasnya.
Baca Juga: Pimpin Rombongan Bimtek Fraksi DPRD Jatim, Dokter Agung Pastikan Anggotanya Solid Ikuti Arahan AHY
Apalagi, kata dia, Turki mulai melirik vaksin nusantara milik dr. Terawan. Bahkan dalam berbagai sumber menyebutkan, mereka berencana akan memesan 52 juta Vaksin Nusantara. Harusnya vaksin ini yang di kembangkan di Indonesia dan sudah seharusnya pemerintah menghargai vaksin karya anak negeri.
"Kami mendorong Pemerintah untuk menghargai dan adanya keberpihakan untuk mengembangkan vaksin buatan dalam negeri, bukan malah membangun pabrik vaksin bersama China. Kita punya kemampuan dan sumber daya yang tidak kalah dengan produk yang dari luar," tandas Syarief. (jk/sur/rmc)
Editor : Raditya Mohammer Khadaffi