SURABAYAPAGI, Surabaya - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo mengatakan dalam beberapa tahun belakangan ini petani di wilayahnya mulai kesulitan mencari bibit porang.
“Penyebabnya, karena petani jatim mulai banyak yang menanam”, ujarnya, Minggu (19/9)
Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Ajak Kembali Semangat Bekerja dan Maksimalkan Pelayanan untuk Masyarakat
Karena ingin mempertahankan porang sebagai komoditas unggulan daerahnya. Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan pengawasan ketat terhadap peredarannya dengan menerbitkan peraturan gubernur (pergub).
Dalam pergub tersebut petani hanya diperbolehkan ekspor saat panen.“Itupun hanya dalam bentuk hasil jadi seperti tepung atau keripik” nujarnya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan tersebut, Hadi mengaku menjalin kerjasama dengan beberapa pabrik pengolahan porang. Salah satunya di kawasan Pasuruan dan Madiun.
Baca Juga: Pemprov Jatim Buka Rekrutmen CASN, 5.200 Formasi
Ia ingin porang yang dijual petani dalam bentuk olahan, dan bibit atau benihnya tidak dijual ke luar Jatim. Termasuk, benih porang varietas Madiun 1 yang menjadi unggulan.
"Jatim masih kekurangan (bibit dan benih porang). Makanya, ada Pergub untuk melarang benih porang ke luar," ujarnya.
Hadi menyampaikan, agar yang terjual merupakan produk olahan, pemprov berupaya untuk mengembangkan sejumlah pabrik kecil.
Baca Juga: 217 Pos Kesehatan Tersebar di 35 Kabupaten/Kota Jatim Selama Musim Mudik Lebaran
Sejumlah pabrik pengolahan porang akan di dirikan di 17 kabupaten/kota. Supaya, pengolahan porang agar tak dijual dalam bentuk mentah dan mempermudah pemrosesannya.
"Bagaimana pabrikan-pabrikan kecil itu berkembang? Melalui dana KUR atau diupayakan dengan kredit lain. Gubernur akan merencanakan membantu (para petani dan pengolahan)," tandasnya. sb5/na
Editor : Mariana Setiawati