Hindari Lonjakan Kasus COVID-19, Hadapi Libur Nataru dengan Disiplin Prokes

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 18 Nov 2021 15:45 WIB

Hindari Lonjakan Kasus COVID-19, Hadapi Libur Nataru dengan Disiplin Prokes

i

Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN bertajuk 'Akhir Tahun Nyaman Dengan Prokes Aman' pada Rabu (17/11/2021).

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Kondisi pandemi di tanah air terus melandai. Bahkan dalam beberapa hari terakhir kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di bawah 400 kasus pernah hari.

"Kita bersyukur sekali dalam beberapa hari terakhir kasusnya sudah dibawah 400 per hari," ujar  Ketua Bidang Perubahan Prilaku Satuan Tugas COVID-19 Sonny Harry B Harmadi dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN bertajuk 'Akhir Tahun Nyaman Dengan Prokes Aman' pada Rabu (17/11/2021).

Baca Juga: Libur Nataru 2024 Sumbang Rp120 Triliun ke Ekonomi Nasional

Tekait libur Natal dan Tahun Baru, Sonny berharap semua pihak betul-betul mematuhi protokol kesehatan (Prokes), melaksanakan arahan pemerintah, membangun kesadaran dan disiplin kolektif.

Pengalaman bahwa setiap libur panjang selalu beresiko terjadi peningkatan kasus COVID-19, harus jadi perhartian. Saat ini, berdasarkan indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa-Bali, menunjukkan mobilitas masyarakat mulai meningkat secara signifikan.

"Kalau disertai penurunan kedisiplinan protokol kesehatan bukan tidak mungkin berakibat lonjakan kasus. Jangan sampai lengah," ujarnya.

Sonny pun mengingatkan semua pihak bahwa pandemi belum selesai. Saat ini, kasus konfirmasi mingguan di 37 Kabupaten/Kota mengalami peningkatan.

Hal ini tentu perlu jadi perhatian bersama dan satgas daerah jangan sampai terus terjadi penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan berdampak peningkatan kasus.

Baca Juga: Pelindo Pastikan Seluruh Terminal Beroperasi 24 Jam Selama Libur Nataru

"Meski saat ini kenaikan kasus masih dalam jumlah kecil namun harus tetap hati-hati dan berusaha melakukan upaya terbaik agar tidak berkembang cepat," kata Sonny.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, lanjutnya, tiap dua pekan pemerintah melakukan asesmen secara berkala terkait indikator level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di setiap Kabupaten/Kota. Hal ini sangat penting untuk bisa mengevaluasi langkah yang perlu dilakukan.

Dalam kesempatan yang sama, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono pun mengingatkan, jangan sampai masyarakat euforia dengan kondisi pandemi yang melandai. Miko menilai, masyarakat cenderung gampang lupa dengan badai COVID-19 yang terjadi pada Juli 2021 lalu.

"Hampir tiap hari kita mendengar kabar duka saat badai COVID-19 pada Juli 2021 lalu. Tapi sayangnya masyarakat gampang lupa, protokol kesehatan mulai abai," ujarnya.

Baca Juga: Mendag Zulhas Pastikan Harga Bapok dan Inflasi Stabil saat Nataru

Untuk itu, dia berpendapat, protokol kesehatan diatur dalam peraturan daerah hingga tingkat Kabupaten/Kota. "Seperti kewajiban menggunakan masker dah larangan berkerumun," katanya.

Sementara Passionate Homecook Putri Habibie mengatakan, protokol kesehatan tidak bisa ditawar-tawar. Meski saat ini pandemi tengah mereda, Putri tetap memilih menggelar kelas online, meski permintaan kelas offline tinggi. Dia mengakui, tedapat kendala ketika menggelar kelas online salah satunya harus beradaptasi dengan teknologi.

"Tetapi kesehatan dan keselamatan harus dijunjung tinggi. Karena kelas offline meningkatkan risiko karena harus bertemu banyak orang," tegas Putri. jk

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU