SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Surabaya terhitung sejak 22 Maret lalu, berada pada level 1.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya, Ridwan Mubarun mengklaim, kota pahlawan merupakan kota besar satu-satunya yang telah masuk PPKM Level 1.
Baca Juga: Sinergi Pemkot Surabaya dengan Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 1,4 Juta Batang Rokok Ilegal
"Alhamdulillah Surabaya kini berstatus PPKM Level 1, berlaku mulai 22 Maret-4 April 2022. Satu-satunya kota besar di Indonesia yang masuk ke level 1," kata Ridwan, Rabu (22/03/2022).
Dengan penerapan PPKM level 1 ini, kata Ridwan, maka seluruh kegiatan bisa kembali dilakukan dengan kapasitas 100 persen.
"Mulai makan di restoran bisa 100 persen hingga pengaturan salat bisa rapat dan kapasitasnya bisa 100 persen," ucap dia.
Ridwan mengatakan, mal, pusat perbelanjaan dan perdagangan bisa beroperasi sampai pukul 22.00 WIB. Sementara untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, masih akan dibahas bersama para ahli.
"Kota Surabaya PTM saat ini masih 50 persen. Karena sekarang sudah level 1 maka nanti kami akan menggelar rapat dengan para ahli untuk meminta pendapat apakah bisa digelar 100 persen atau bagaimana," katanya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Mahsur mengaku, Pemkot Surabaya sebelumnya sudah menyiapkan skenario PTM 100 persen pada Januari lalu. Namun, setelah terjadi lonjakan kasus Covid-19 Pemkot Surabaya harus menyesuaikan PTM menjadi 25 persen.
Dengan turunnya level PPKM ke angka 1 ini, maka dalam waktu dekat Pemkot Surabaya akan menerapkan PTM 100 persen dengan pola pembagian shift. Masing-masing shift nantinya akan berdurasi selama 6 jam.
“Jadi dibagi satu Shift nanti 50 persen, karena maksimal 6 jam pembelajaran jadi setiap shiftnya nanti ketemu 3 jam,” terangnya.
Baca Juga: RPH Surabaya Tegaskan Pemingsanan Sapi Sesuai Standar Halal, Bukan Penembakan
Jika nantinya ada PTM bisa berjalan 100 persen, siswa-siswi tidak diwajibkan untuk masuk jika belum mendapatkan izin dari orang tua. Yusuf menambahkan, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kluster sekolah.
“Jadi tetap ada pilihan daring dan offline. Harapan saya, nanti kalau PTM sudah jalan, kita sambil sosialisasi ke orang tua untuk memberikan pemahaman,” ucapnya.
Perlu diketahui, selain Surabaya ada pula daerah lain yang berada pada PPKM Level 1, khusunya untuk wilayah Jawa-Bali. Beberapa wilayah tersebut antara lain, Kabupaten Pangandaran, Kota Mojokerto, Kabupaten Tuban, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Lamongan.
Selain itu, sebagai konsekuensi dari PPKM Level 1, beberapa relaksasi akan dilakukan, mulai dari tempat ibadah dibuka dengan kapasitas maksimal 100 persen, pembelajaran tatap muka, kegiatan ekonomi semakin terbuka, hingga ruang terbuka hijau dibuka kembali.
”Kita semua bersyukur, tren kasus Covid-19 melandai, dan sisi lain vaksinasi dan penanganan berbasis test, tracing, dan treatment di Surabaya terus dipacu. Ini yang kemudian mendorong penurunan level PPKM. Selamat bagi seluruh masyarakat, pemerintah kota, TNI, Polri, dan tenaga kesehatan yang telah bekerja keras bersama menjaga kota ini,” ujarnya.
Baca Juga: Kota Surabaya Raih Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka dari Perpusnas RI
Adi mengatakan, momentum penurunan level PPKM untuk Surabaya menjadi semakin spesial karena menyongsong datangnya bulan Ramadan di mana awal bulan puasa tersebut diprediksi dimulai pada awal April 2022.
”Bulan Ramadan selalu disambut dengan rasa antusias untuk beribadah. Ke masjid hingga menjalankan ibadah yang bermakna sosial seperti bersedekah. Pasar-pasar rakyat juga bergeliat di bulan Ramadan. Jadi dengan PPKM Level 1, semua direlaksasi. Dan ini saya yakin membuat warga semakin bergembira menyambut Ramadan karena aktivitas ibadah sudah mendekati normal dan di sisi lain geliat ekonomi juga mulai terasa,” jelas politisi PDI Perjuangan tersebut.
”Artinya PPKM Level 1 juga merupakan momentum untuk terus nge-gas pemulihan ekonomi,” imbuh Adi.
Adi pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga situasi COvid-19 tetap terkendali dengan baik melalui penerapan protokol kesehatan secara disiplin.
“Tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Juga penting menjaga kesehatan, dan konsumsi makanan yang sehat. Juga konsumsi minuman maupun makanan penjaga daya tahan tubuh, bisa dengan makanan-minuman khas lokal seperti jamu, buah lokal, dan sebagainya,” papar Adi. min,alq
Editor : Moch Ilham