Pakar Hukum Pidana: Kerusuhan di Kanjuruan Malang Bukan Peristiwa Pidana

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 03 Okt 2022 09:12 WIB

Pakar Hukum Pidana: Kerusuhan di Kanjuruan Malang Bukan Peristiwa Pidana

i

Prof. Dr. Romli Atmasasmita. SP/Ariandi.

Baca Juga: Dua Terdakwa Tragedi Kanjuruhan, Divonis Bebas

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pakar Hukum Pidana sekaligus Guru besar Ilmu Hukum khususnya Hukum Pidana Internasional di Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dr. Romli Atmasasmita angkat bicara terkait tragedi di stadion Kanjuruhan Malang.
 
Menurut Prof. Romli, peristiwa kerusuhan supporter Arema di stadion Kanjuruhan bukan peristiwa pidana. Hal ini disampaikan saat dihubungi melalui pesan WhatsApp pribadi pada Minggu (2/10/2022). 
 
"Karena peristiwa tersebut termasuk keadaan darurat atau force majeure," ucapnya dalam pesan singkat WhatsApp jalur pribadi, Minggu (2/20/2022). 
 
Lebih lanjut, pakar hukum universitas Padjadjaran ini juga mengatakan bahwa adanya peraturan FIFA yg melarang penggunaan gas air mata hanya berlaku dalam keadaan normal saja tidak dalam keadaan darurat.
 
"Berdasarkan International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) dan penggunaan senjata api dalam hukum internasional, dalam keadaan darurat ( State of emergency) polisi dapat menggunakan senjata api tanpa perlu dimintakan pertanggungjawaban kecuali digunakan excessive force," jelas Prof. Romli..
 
Sekedar informasi, tragedi kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan ratusan korban jiwa itu terjadi akibat para suporter yang tidak terima dengan kekalahan tim kesayangannya Arema FC di kandang sendiri saat melawan tim Persebaya Surabaya.
 
Sehingga para suporter turun ke lapangan dan mengejar para pemain dan official. Menanggapi hal tersebut, petugas langsung melakukan upaya-upaya pengamanan supaya para suporter Arema tidak masuk ke dalam lapangan ataupun mengejar para pemain. 
 
Dalam upaya tersebut, petugas terpaksa mengeluarkan tembakan gas air mata lantaran situasi pada saat itu mulai tidak kondusif. Para suporter Aremania menyerang petugas dan merusak 13 mobil dinas, 10 diantaranya milik Polri. ari

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU