Jaga Ketahanan Pangan, Erick Thohir Bentuk Sugar Co.

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 11 Okt 2022 12:12 WIB

Jaga Ketahanan Pangan, Erick Thohir Bentuk Sugar Co.

i

Menteri BUMN Erick Thohir.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membentuk induk perusahaan perkebunan tebu dalam satu entitas bernama Sugar Co atau PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) pada Senin (10/10/2022). Hal ini dilakukan demi meningkatkan produksi dan hilirisasi gula di Tanah Air.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan upaya tersebut bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan dan energi di tengah ancaman ketidakpastian global. Ia menambahkan bahwa Sugar Co. dibentuk melalui integrasi sebanyak 7 perusahaan serta 2 cucu perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Baca Juga: Sri Mulyani-Erick Thohir Bahas Kinerja dan Transformasi BUMN

Peluncuran Sugar Co sendiri dilakukan di Kebun Tebu Temugiring, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (10/10/2022) petang.

"Hari ini (Senin) coba kami kick off. Kami berharap revitalisasi industri ini dapat memenuhi kebutuhan gula nasional untuk jangka menengah dan panjang," kata Erick Thohir, Senin (10/10/2022).

Selain memenuhi kebutuhan gula nasional, meningkatkan kesejahteraan petani tebu, dan menjaga stabilitas harga gula petani, Erick mengatakan fokus Sugar Co. adalah memproduksi produk turunan tebu sebagai campuran bahan bakar minyak, yakni bioetanol.

"Fokus Sugar Co tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, meningkatkan kesejahteraan petani tebu, menjaga stabilitas harga gula petani, tetapi juga menjadi produsen bioetanol yang merupakan produk turunan dari tebu sebagai campuran bahan bakar minyak,”ujar Erick.

Baca Juga: Dukung Sinergi Kementerian BUMN dan TNI, PLN Maksimalkan Sumber Daya Hingga Pengamanan Aset

Sebagai informasi, Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif berasal dari tumbuhan yang sudah melewati proses fermentasi. Salah satu tumbuhan yang bisa dimanfaatkan adalah tebu.

Erick menilai langkah ini sesuai dengan prioritas Presiden Jokowi yang menekankan pembangunan ekosistem dan mengurangi ketergantungan atas rantai pasok dunia untuk sektor pangan dan energi. Presiden Jokowi, lanjut Erick, juga ingin memastikan kesejahteraan petani harus menjadi bagian dalam revitalisasi ini.

"Kami ingin memastikan pendapatan petani yang Rp13,1 juta per hektare didorong menjadi Rp32,1 juta per hektare. Tapi jangan terburu-buru, bertahap karena perlu juga yang namanya pupuk, bibit, dan off-taker-nya," tuturnya.

Baca Juga: Dirut PLN Raih Best CEO of Communications, PLN Jadi Best of The Best Communications

Berdasarkan hasil studi di Brasil, Erick menyebut satu ton tebu dapat menghasilkan setara 1,2 barrel minyak mentah.

"Seiring dengan meningkatnya produksi tebu nasional, Sugar Co sendiri berpotensi memproduksi bioetanol sebanyak 1,2 juta KL pada 2030," urainya.

Ke depannya, lanjut Erick, Pertamina akan memulai pilot project di Pabrik Gula (PG) Gempolkrep untuk memproduksi Bioetanol dari Sugar Co. Dikatakan campuran Bioetanol ke BBM Pertamina mampu memproduksi bahan bakar lebih ramah lingkungan. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU