Korban Tembakan Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Berpotensi Alami Kebutaan Permanen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 17 Okt 2022 15:42 WIB

Korban Tembakan Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Berpotensi Alami Kebutaan Permanen

i

Korban mengalami mata merah akibat tembakan gas air mata saat tragedi Kanjuruhan.

SURABAYAPAGI.COM, Malang – Sejumlah korban insiden di Stadion Kanjuruhan pada beberapa waktu lalu terancam mengalami kebutaan permanen akibat efek dari gas air mata. Fakta tersebut baru terungkap dari hasil pemeriksaan medis korban setelah salah satu korban dengan kondisi mata merah mengadukan ke posko tim gabungan Aremania (TGA) di Jalan Kawi, Malang.

Pendamping hukum tim gabungan Aremania Anjar Nawan Yusky mengatakan ada sebanyak 300 korban yang melapor ke Posko Aremania di Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Malang hingga saat ini.

Baca Juga: Wacana Renovasi Stadion Kanjuruhan Masih Belum Pasti

Anjar menjelaskan hasil rekam medis salah satu korban dengan kondisi mata merah itu, rumah sakit mendiagnosa karena luka terinjak – injak. Padahal dari pengakuan korban yang bersangkutan ke posko, tak ada yang terinjak – injak di area wajah apalagi mata.

“Dari situlah muncul kecurigaan kami, bagaimana bisa wajah tidak bisa terinjak, tapi matanya merah, untuk itu kami melakukan pendampingan melakukan pemeriksaan pembanding, sebagai second oponion ke dokter spesialis,” kata Anjar, Minggu (16/10/2022).

Lebih lanjut, Anjar menambahkan, dokter menemukan adanya kandungan paparan zat dari luar yang menyebabkan pecah pembuluh darah. Hal ini disebabkan karena kornea mengalami iritasi dari dugaan gas air mata yang masuk ke mata.

Baca Juga: Eks Kasat Samapta Polres Malang Lebih Beruntung Ketimbang Eks Danki Brimob Polda Jatim

"Pernyataan dokter dan bukti medisnya, bahwa korban mengalami pecah pembuluh darah pada bagian mata,” ujarnya.

 Jika kondisi kornea mata semakin memburuk maka mereka terancam mengalami kebutaan.

“Jika berdampak parah di bagian korneanya bisa mengakibatkan cacat permanen alias buta. Untuk mengetahui lebih dalam harus diperiksa kornea mata secara intensif,” katanya.

Baca Juga: Dua Terdakwa Tragedi Kanjuruhan, Divonis Bebas

Menurut Anjar, penting untuk mencari penyebab pasti luka yang dialami agar peristiwa ini lebih menemukan titik terang juga. Pasalny,a Aremania menilai minimnya informasi mengenai rekam medis penyakit yang dialami para korban.

“Ini yang harus menjadi fokus kita bersama, itu yang belum muncul dalam rekomendasi dan kesimpulan yang disampaikan tim gabungan independen mencari fakta. Sehingga menjadi catatan besar buat kami,” pungkasnya. mlg

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU