Eri Cahyadi Ungkap Biang Kerok Kelangkaan MinyaKita di Surabaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 10 Feb 2023 10:52 WIB

Eri Cahyadi Ungkap Biang Kerok Kelangkaan MinyaKita di Surabaya

i

Walikota Kota Surabaya Eri Cahyadi. Foto: Diskominfo Kota Surabaya.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Stok minyak goreng subsidi pemerintah merek Minyakita masih langka di pasar tradisional Surabaya. Walikota Kota Surabaya Eri Cahyadi mengakui para pedagang pasar tradisional di Surabaya masih menghadapi kesulitan.

Pria yang akrab disapa Cak Eri tersebut mengatakan, selama ini pedagang pasar tradisional mengaku kesulitan mendatangkan minyak goreng bersubsidi merk Minyakita karena terkendala aplikasi. Pasalnya, untuk bisa menjual Minyakita, pedagang harus mendaftar dahulu melalui aplikasi SIMIRAH (Sistem Informasi Minyak Goreng Curah).

Baca Juga: Gelar Kompetisi Meracik Kopi, NESC Tingkatkan Ketrampilan Barista Surabaya

"Minyakita sudah kami koordinasikan dengan Pak Mendag dan kami rapatkan dengan direkturnya. Ternyata untuk Minyakita itu setiap pengusaha harus mendaftar ke aplikasi. Nah, pedagang ini kan tidak punya kemampuan (mendaftar aplikasi)," kata Eri di Balai Kota Surabaya, Kamis (9/2/2023).

Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Cak Eri menuturkan bahwa pihak Pemkot akan memberikan pendampingan bagi pedagang yang kesulitan mendaftar melalui aplikasi SIMIRAH.

Selain itu, Kemendag juga akan menggelontorkan Minyakita ke pasar-pasar tradisional di Kota Surabaya sesuai hasil inspeksi ke Pasar Tambahrejo, Surabaya pada Senin (6/2/2023) lalu. Sehingga pedagang bisa menjual Minyakita lagi usai kosong lebih dari satu bulan.

"Pak Mendag juga sudah menyampaikan pihaknya akan menggelontorkan Minyakita itu. Karena pada waktu sidak ke Surabaya terkait beras, kami sudah bisa menahan (menstabilkan) berasnya. Kami sampaikan juga terkait dengan minyak, langsung beliau rapat di pemkot dengan menugaskan direkturnya," terangnya.

Orang nomor satu di Kota Surabaya itu juga memastikan akan terus memonitoring harga bahan pokok (Bapok) khususnya minyak goreng dan beras di lapangan. Termasuk pula melakukan pengawasan pedagang yang menjual produk MinyaKita di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Baca Juga: Ajak Masyarakat Berolahraga dan Bersenang-senang, AKG Entertainment Gelar Pokemon Run 2024 di Surabaya

"Kalau pemkot hanya melakukan cek (monitoring) lapangan, siapa yang menjual MinyaKita di atasnya HET. Tapi yang melakukan penindakan adalah Satgas Pangan (provinsi) dan kita bukan termasuk Satgas. Tugas kita (pemkot) adalah bagaimana ketika ada harga Bapok yang tinggi, maka kita lakukan operasi pasar dan tindakan lainnya," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan harga Bahan Pokok (Bapok) di pasar tradisional Surabaya stabil. Namun, ia mengakui jika keberadaan MinyaKita mulai langka di pasaran.

"MinyaKita sudah sedikit, harganya Rp15.000, padahal HET itu Rp14.000 paling mahal. Inilah yang kita selesaikan, mudah-mudahan dua minggu mendatang teratasi," ujar Zulhas saat meninjau Pasar Tambahrejo Surabaya pada Senin (6/2/2023).

Menurut Zulhas, langkanya MinyaKita di pasaran disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya karena harganya lebih murah, sehingga warga banyak yang beralih dari minyak premium ke MinyaKita. Di samping itu juga dikarenakan banyak warga yang memborong MinyaKita melalui situs online.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Sambut Delegasi Perdagangan dari Tiongkok

"Mudah-mudahan dua minggu ini bisa diatasi. Satu, jualan daring nanti tidak boleh lagi, karena daring nanti borong. Sekarang akan diutamakan ke pasar dan belinya harus pakai KTP, agar satu orang tidak borong, jual lagi," tegas Zulhas.

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya akan menaikkan jumlah produksi MinyaKita untuk mengatasi kelangkaan MinyaKita di pasar tradisional. Zulhas akan mengurangi pasokan MinyaKita ke pasar modern dan lebih dimasifkan ke pasar rakyat.

"Dulu (produksinya) 300.000 ton satu bulan, sekarang dinaikkan menjadi 450.000 ton satu bulan. Mudah-mudahan MinyaKita seminggu mendatang di pasar-pasar sudah beredar lagi," ucapnya. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU