Perkuat Ketahanan Pangan, Pemkot Malang Gencarkan Program Urban Farming

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 16 Feb 2023 06:38 WIB

Perkuat Ketahanan Pangan, Pemkot Malang Gencarkan Program Urban Farming

i

Walikota Malang H. Sutiaji saat memberikan sambutan dalam kegiatan Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian di Grand Mercure Kota Malang, Rabu (15/02/2023).

SURABAYAPAGI.COM, Malang - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang terus berupaya menguatkan ketahanan pangan Kota Malang. Maka dari itu, Dispangtan Kota Malang menggelar kegiatan penyusunan program penyuluhan pertanian di Grand Mercure Kota Malang pada Rabu (15/02/2023) siang.

Penguatan ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas Wali Kota Malang, Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko di tahun 2024. Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan kota yang berdaulat dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan.

Baca Juga: Pasokan Kebutuhan Pokok Stabil Pasca Lebaran

Guna memaksimalkan ketahanan pangan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kini tengah menggencarkan program urban farming mengingat ketersediaan lahan pertanian di Kota Malang yang cenderung terbatas. Dispangtan Kota Malang mengungkapkan bahwa luas lahan pertanian produktif di Kota Malang hanya tersisa seluas 803 hektar.

Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi mengatakan, pertemuan ini bertujuan untuk menyusun program penyuluhan pertanian tahun 2024 mendatang.

“Kira-kira dari masing-masing bidang itu apa saja program dan kegiatan untuk 2024 mengacu pada apa yang menjadi prioritas dari Wali Kota Malang dan Wakil Wali Kota Malang. Salah satunya penguatan ketahanan pangan dan urban farming,” kata Slamet, Rabu (15/2/2023).

Slamet menuturkan bahwa para pelaku urban farming akan mendapatkan bantuan berupa bibit tanaman.

“Yang menjadi prioritas, kita menguatkan urban farming. Penguatan urban farming di tahun ini akan memberikan bibit tanaman cabai lagi,” ujarnya.

Terkait dengan urban farming agar hasil yang didapat lebih optimal, ia menyebut bahwa pihaknya berupaya mengembangkan mini food terintegrasi. Di mana dalam hal ini artinya, ada kegiatan urban farming secara hidroponik. Skema pengembangan urban farming akan dilakukan dengan mengintegrasikan bersama peternakan dan perikanan.

Hal tersebut, lanjut Slamet, akan didorong untuk dikembangkan di wilayah Kota Malang agar ketahanan pangan di tingkat keluarga, RT dan RW, dapat tertanggulangi.

"Itu kita dorong untuk dikembangkan di Kota Malang. Agar ketahanan pangan di tingkat keluarga, RT dan RW dapat tertanggulangi," tuturnya.

Saat ini, hampir seluruh kelurahan di Kota Malang telah memiliki pelaku urban farming. Dispangtan pun secara rutin menggalakkan lomba urban farming demi memaksimalkan ketahanan pangan di Kota Malang.

“Kemarin yang kita ikutkan lomba di masing-masing kelurahan ada perwakilan, jadi ada 57 kelurahan. Tapi yang di luar lomba juga masih banyak pelaku urban farming, hampir seluruh kelurahan ada. Kemarin yang juara ada di kelurahan Lesanpuro,” jelasnya.

Baca Juga: 4 Perampok di Malang Tertangkap, 2 Masih Buron

Selain bagi pelaku urban farming, pihaknya mengaku telah menjadwalkan pemberian bantuan untuk petani tanaman pangan berupa benih jagung dan padi. Di samping itu, ia juga akan melengkapi beberapa kebutuhan sarana dan prasaranan (sarpras) penunjang.

“Di kegiatan pertanian tanaman pangan padi, kami memberikan fasilitasi benih padi, jagung, sarana prasarana, seperti mesin traktor, kemudian ada power weeder, kemudian jaring untuk melindungi bulir-bulir padi agar tidak rusak oleh burung, juga pemberian racun tikus. Ini akan kita lakukan terus menerus dan berkelanjutan di setiap tahunnya,” terangnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji juga menyinggung terkait usulan pemberian insentif terhadap lahan pertanian sekaligus pemberian subsidi kepada para petani.

“Subsidi pertanian ada pupuk, traktor, bantuan alat-alat lainnya, dan benih juga. Tadi kita usulkan pemberin insentif, jadi lahan yang dilindungi nanti ada insentifnya,” ujar Sutiaji.

Sutiaji mengungkapkan bahwa terdapat keluhan dari para petani terkait penurunan harga gabah kala panen raya. Namun, ia menilai jika beberapa keluhan dari para petani tersebut nantinya akan dapat teratasi.

Ia pun akan meminta pemerintah pusat untuk memberikan standarisasi harga pasar sehingga tidak merugikan petani.

Baca Juga: Pj Wali Kota Malang: Layanan Jemput Bola Efektif

“Keluhan dari petani itu rata-rata ketika panen raya, harga gabah itu kan turun. Kalau itu kan bukan kebijakan kami. Kami sekedar mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk harus ada standarisasi masalah harga pasar,” tuturnya.

Orang nomor satu di Kota Malang ini menambahkan bahwa kendala lain yang dirasakan petani yakni berkaitan dengan inovasi teknologi yang diharapkan terus berkembang sehingga dapat meningkatkan produksi.

Sutiaji menyebut, pihaknya akan berkolaborasi dengan menggandeng berbagai pihak sehingga inovasi teknologi yang masuk dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di tengah kondisi keterbatasan lahan.

Lebih lanjut, ia juga meminta untuk mengumpulkan para penyuluh agar nantinya bisa menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi.

“Tentu kami harapkan ada inovasi teknologi yang masuk sehingga kemampuan produksi semakin bagus. Ini nanti saya meminta agar dikumpulkan para penyuluh. Terus nanti kita jalin kerjasama dengan perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi yang punya fakultas ilmu pertanian, terutama padi,” ucapnya.

“Dan mungkin, karena ini berbicara ketahanan pangan. Jadi bisa dikembangakan untuk yang lain. Ini tadi kan karena masih ditingkat masalah banyak gerakan kelompok tani (Gapoktan). Itu yang akan kita kuatkan,” pungkasnya. mlg

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU