Home / Politik : Silahturahmi ke PPP dan Gerindra

Wiranto Pendiri Hanura, Buka Front Terbuka

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 02 Mei 2023 20:54 WIB

Wiranto Pendiri Hanura, Buka Front Terbuka

i

Wiranto bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di rumah kebangsaan, Senin (1/5/2023). Wiranto ditemui Prabowo Subianto bersama petinggi partai Gerindra lainnya.

Olok-olok Pimpinan Hanura Ibarat Navigasi Kapal Perang tak Ikut Arah. Juga Kader Potensial, dan Veteran Digiring ke PPP dan Gerindra

 

Baca Juga: Bisnis Susu akan Dimudahkan Prabowo

  

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Tak disangka sangka Ketua Watimpres Jenderal (Purn) Wiranto buka Front terbuka (Gerakan Kesatuan atau Gerakan Bersama Dalam Mencapai Suatu Tujuan Politik atau Ideologi). Sebagai pendiri Partai Hanura, ia nyatakan keluar dari partai non parlemen yang kini dipimpin Osman Sapto Odang. Mantan Panglima ABRI ini mengolok olok kondisi partai besutannya.

Olok-olokan Wiranto, ditanggapi Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPP Partai Hanura Benny Rhamdani. Ia menilai pernyataan Wiranto yang menyebut membawa kader potensial ke PPP dan Gerindra, patut dipertanyakan.

"Disebut potensial ya, namanya eks, namanya mantan, namanya veteran, gimana mau disebut potensial? Karena namanya eks, namanya bekas," kata Benny di Jakarta, Selasa (2/5/2023).

 

Ibaratkan Kapal Perang

Wiranto mengibaratkan Partai Hanura sebagai kapal perang yang sistem navigasinya sudah tak sesuai dengan jalan pemikirannya. Maka ia rela meninggalkan Partai Hanura yang saat ini dipimpin Oesman Sapta Odang (OSO).

Dia mengibaratkan Partai Hanura sebagai sebuah kapal perang. Menurutnya, navigasi kapal Hanura yang sudah tidak sesuai dengan pemikirannya. "Karena satu dan lain hal di mana navigasinya tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, terpaksa saya melepaskan kapal perang itu," kata Wiranto di Kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (1/5/2023).

Wiranto mengatakan sebenarnya masih banyak kader Hanura yang potensial. Oleh karena itu, ia membawa gerbong sekitar seratus orang untuk bergabung dengan PPP.

Ia berharap ratusan eks Hanura itu bisa menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari PPP di Pemilu 2024. Dia percaya orang-orang itu bisa memenangkan PPP pada 2024. Wiranto pun tetap mendoakan Partai Hanura bisa selamat sampai tujuan.

"Saya lepaskan dan saya memilih untuk berdoa mudah mudahan kapal yang saya lepaskan itu selamat sampai tujuan," ucap Wiranto.

 

Baca Juga: Prabowo dan Wiranto, Hadiri Ultah Adik Bu Tien Soeharto

Tak Ikut Daftar ke PPP

Meski begitu, Wiranto tidak ikut mendaftar ke PPP. Dia mengaku masih harus membantu Presiden Joko Widodo di pemerintahan.

"Saya sementara akan tetap bekonstentrasi untuk membantu Presiden, memberikan nasihat dan pertimbangan yang beliau perlukan sehingga saya tidak atau belum terikat dengan satu partai politik," ucapnya.

Wiranto merupakan tokoh kunci dalam pembentukan Partai Hanura pada November 2006 silam. Wiranto membidani lahirnya Partai Hanura usai pensiun dari militer.

Pada Pilpres 2009, Wiranto sempat maju menjadi calon wakil presiden mendampingi Jusuf Kalla. Namun, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono yang memenangkan kontestasi.

Terbaru, Wiranto dikabarkan bakal bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) jelang Pemilu 2024. Namun, hingga saat ini belum dideklarasikan secara resmi. Wiranto juga masih menjabat

Benny menyebut penyampaian Wiranto yang menyerahkan eks kader potensial tak logis. Ia menilai jika tokoh itu berpotensi, maka sudah dilirik terlebih dahulu oleh partai lain.

 

Baca Juga: Politisi Jalin Politik Silaturahmi

Cari Panggung

"Itu nggak logis. namanya mantan, namanya eks nggak kepakai lagi di kepengurusan. Kok bisa disebut kader potensial, kalau potensial dia eks kader potensial ini pasti sudah direkrut di partai mana," ujar Beni.

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) ini menyatakan sikap Wiranto ke PPP dan Gerindra tak akan berdampak ke Partai Hanura.  Ia menilai Wiranto hanya mencari panggung jelang Pemilu 2024.

"Yang dilakukan Wiranto motif cari panggung (politik) jelang Pemilu, dan hiburan di hari tua. Ini lelucon pemilu, 'cara ketawa' ala Wiranto," kata Benny.

Ia menyebut yang dilakukan Wiranto membuka aib dalam perpolitikan. Benny menyinggung sosok Wiranto yang sempat menjabat sebagai ketum partai justru menawarkan kader-kader ke pihak lain, bukan justru didatangi para elite.

"Wiranto sebenarnya membuka aib kualitas berpolitik dirinya secara langsung ke publik. Dia kan mantan ketua umum partai politik, dan berpengalaman di sejumlah jabatan sebelumnya, tapi dengan cara murah menyerahkan anak buahnya ke partai lain," tutur Benny.

"Jika Wiranto itu tokoh besar dan memiliki kader-kader sebagaimana yang ia klaim, harusnya ia yang didatangi para elite partai untuk dimintai pertimbangan tentang orang-orang yang kompeten yang menjadi kadernya untuk dilamar sebagai calon legislatif. Bukan dia yang mendatangi partai-partai dan menyerahkan anak buahnya. Kayak ngasih bungkus kacang aja," ingat Beni. n erc/jk/cr5/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU