Berkonsep Ramah Lingkungan, Bandara Banyuwangi Jadi Ikon Daerah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 11 Jul 2023 11:54 WIB

Berkonsep Ramah Lingkungan, Bandara Banyuwangi Jadi Ikon Daerah

i

Penampakan bandara Banyuwangi dari atas, nampak hijau dan ramah lingkungan. SP/ BNY

SURABAYAPAGI, Banyuwangi - Bandara Banyuwangi yang terlihat unik dan asri memiliki konsep ramah lingkungan. Desain yang unik membuat ciri khas tersendiri untuk menonjolkan lokalitas dan tetap menjaga kehijauan di sekitarnya.

Tak ayal, jika kini bandara Banyuwangi tersebut mendapatkan mendapat kategori Green Airport-Desain Unik pada ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA) 2022. 

Baca Juga: Banyuwangi Jadi Pilot Project Pengembangan UMKM Secara Nasional

Penghargaan bergengsi bertaraf internasional tersebut, menghidupkan kejayaan kembali Indonesia. Setelah terakhir diterima pada 1995 untuk bandara Soekarno Hatta, Jakarta.

Selain itu, menurut Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, bandara Banyuwangi merupakan bandara hijau pertama di Indonesia yang berhasil bersaing dengan 20 karya arsitektur lain dari 16 negara. "Bandara ini menjadi bandara hijau pertama di Indonesia," ungkapnya, Selasa (11/07/2023).

Dilain sisi, menurut Andra Matin sang arsitek bandara Banyuwangi itu, menurutnya konsep yang diambil memang beda. Dia menyebut, succes story di Banyuwangi itu menginspirasi daerah lain untuk mengadaptasi konsep yang sama.

Sementara, arsitektur hijau terlihat dari atap terminal bandara yang ditanami tanaman, konservasi udara, dan sunroof yang menjadi sumber cahaya alami pada siang hari. 

Baca Juga: Heboh! Kilat Petir Unik di Dubai Berbentuk Mirip Peta Palestina, Pertanda Apa?

Sementara atap bangunan bandara terbagi dalam dua bagian yang membedakan terminal kedatangan dan keberangkatan, serta terinspirasi dari bentuk tradisional budaya tanah air. 

Adapun bahan-bahan yang dipilih mengutamakan ketersediaan lokal, fungsionalitas, dan pemeliharaan ekonomis. 

Baca Juga: Bupati Banyuwangi Halalbihalal Bersama Penyandang Disabilitas

"Untuk bisa memenuhi syarat pertimbangan dalam penghargaan AKAA 2022, arsitektur bangunan harus diselesaikan dalam rentang waktu 1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2021 dan telah digunakan minimal satu tahun," kata Bupati Ipuk.

Sebagai informasi, menurut Andra, ada beberapa daerah yang terang-terangan meminta untuk membangun airport serupa. Dia mencatat ada tiga bandara, di antaranya, dua di Sumatera Utara dan Papua Barat.

Saat ini bandara Banyuwangi bahkan menjadi ikon di daerahnya. Bandara Banyuwangi dinilai unik karena desainnya serupa bentuk ikat kepala Suku Osing atau masyarakat asli Banyuwangi. dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU