22 Caleg Top Bertarung di Dapil Jatim I DPR RI, tapi Jatahnya Cuma 10 Kursi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 25 Agu 2023 21:13 WIB

22 Caleg Top Bertarung di Dapil Jatim I DPR RI, tapi Jatahnya Cuma 10 Kursi

Ada Mantan Wali Kota sampai Crazy Rich 

 

Baca Juga: IAW Kembali Beberkan 30 Sosok Artis Terlibat Pencucian Uang, Ada 3 Grup Band Besar

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Komisi Pemilihan Umum RI sudah mempublikasikan daftar nama calon legislatif sementara (DCS) untuk kursi senayan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Daerah Pemilihan Jawa Timur I yang meliputi wilayah Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo menjadi arena pertarungan paling panas dari total 14 dapil Jawa Timur. Sedikitnya ada 22 nama top yang bakal bertarung di Daerah pemilihan yang sering dijuluki ‘Dapil Neraka’ ini. Wartawan Surabaya Pagi, Riko Abdiono, coba merangkum siapa saja 'calon' politisi yang siap bertarung memperebutkan kursi di Senayan.

Dimulai dari 10 nama tenar yang sudah berulang kali duduk di Senayan dan nanti bakal maju lagi dalam pemilu legislatif 2024. Mereka ini disebut incumbent.

Diantaranya dari Partai Golkar, sang jagoannya, Adies Kadir. Pria yang berangkat dari seorang advokat ini sudah dua periode menjadi wakil rakyat di Senayan. Selama dua periode, juga mengawal di Komisi III DPR RI.

Kemudian, dari Partai Amanat Nasional (PAN) ada Sungkono, yang merupakan seorang pengusaha kelahiran Lamongan ini sudah dua periode di kursi DPR RI.

Sedangkan, dari PDI Perjuangan ada tiga nama yakni Bambang DH, Puti Guntur Soekarno dan Indah Kurnia.

Lalu dari Partai Demokrat ada nama Lucy Kurniasari, dari Partai Keadilan Sosial (PKS) ada Sigit Sosiantomo. Dari Partai Gerindra ada Rahmat Muhajirin dan dari PKB ada Syaikul Islam dan seorang artis yang juga politisi, Arzeti Bilbina.

Kemudian 12 Nama pendatang baru juga tidak kalah hebat. Dari Partai Demokrat ada nama M Ali Affandi (Ketua Kadin Kota Surabaya) yang juga putra dari Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti. Kemudian dari PDI-P ada penyanyi Andre Hehanusa yang sempat maju di pileg 2019 lalu kini tak kapok untuk maju lagi di pemilu 2024.

Sedangkan, PAN, yang pada Pemilu 2024 banyak diisi anak muda dan artis, juga mengusung pendatang baru, anak muda Tom Liwafa yang dikenal sebagai crazy rich Surabaya. Untuk PKS ada 2 nama baru, yaitu Reni Astuti anggota DPRD Kota Surabaya 3 periode dan Jalaludin Alham mantan anggota DPRD Jatim dari Demokrat kini naik ke DPR RI. Sedangkan dari PKB hanya satu pendatang baru yakni Dita Indah Sari mantan aktivis PRD.

 

NasDem Ikut Bertarung

Paling menarik ada di Partai Nasdem yang pada Pemilu 2019 kemarin tidak mendapatkan satupun kursi. Partai besutan Surya Paloh ini di Dapil Jatim I memasang 5 caleg top sekaligus.

Antara lain, Ipong Muchlissoni mantan Bupati Ponorogo, Lita Mahfud Arifin istri mantan Kapolda Jatim, Pengacara M Sholeh yang kini beken dengan slogan 'No Viral No Justice'.

Kemudian ada Haruna Soemitro mantan anggota DPRD Jatim tahun 1999-2004 dan Krisna Mukti, seorang presenter TV.

 

Hanya Dijatah 10 Kursi

Baca Juga: Menkes Budi, Diuring-uringi lagi oleh Anggota DPR-RI

Hari Fitrianto, Pengamat Politik dari Universitas Airlangga berpendapat, pertarungan caleg di Dapil Jatim I ini cukup rapat. Karena hanya memiliki jatah 10 kursi namun yang bertarung banyak sekali caleg-caleg yang memiliki ketokohan dan popularitas tinggi.

“Dapil I itu menjadi over rated atau seperti film, artinya melebihi rating dan melebihi dari kualitas film itu sendiri,” sebut Hari, Jumat (25/8/2023).

Sehingga yang dikejar hanyalah prestige sebuah partai. Ketika melihat caleg dari Partai lain memiliki tokoh Kuat, maka partai ini memasang caleg yang seakan-akan lebih kuat.

“Saya melihat strategi placement nya yang kurang tepat dilakukan partai,” cetus Hari.

 

Berebut Ruang Sempit

Begitu melihat caleg-caleg partai lain dipenuhi bintang, partai lain kemudian menghadirkan sekaliber partai lawan. Meskipun niatnya adalah memperbesar suara partai dengan mengisi banyak petarung di satu dapil.

“Sehingga caleg hebat menumpuk di dapil Jatim I ini, mereka berebut di ruang yang sempit karena jatahnya hanya 10 kursi DPR RI,” paparnya.

Penempatan seperti Dapil I ini jauh berbeda dengan Dapil lainnya yang cenderung krisis figur. Misalnya di Dapil X Gresik Lamongan yang paling dekat dengan Dapil I, tidak semua partai memiliki petarung. Bahkan hampir semua partai hanya memasang maksimal satu petarung saja.

Baca Juga: Tan Paulin, Ratu Batu Bara, Gegerkan Gedung DPR-RI

“Distribusi caleg yang memiliki ketokohan masih belum merata, terlalu menumpuk di Dapil Jatim I. Sehingga di dapil lain, tidak second layer atau setaranya,” sebut Hari.

 

Resiko Partai

Ketika memasang terlalu banyak caleg dalam satu partai, tentu akan beresiko pada partai itu sendiri. Pertarungan yang seharusnya antar partai menjadi pertarungan antar caleg.

Contohnya di dapil Jatim I dulu, partai Nasdem memasang nama-nama hebat seperti Hayono Isman dan Maruli Simanjuntak (mantan Kajati).

“Keduanya cukup punya nama tapi akhirnya mengalami kegagalan meraih elektabilitas karena ruang pertarungan yang sempit,” nilainya.

Yang dikuatirkan, kata Hari, Kanibalisme akhirnya bakal terjadi caleg sesama partai. “Konsekuensi sistem terbuka penuh, kanibalisme di dalam internal partai sendiri. Karena lebih dari satu suara saja, caleg ini mengklaim mendapatkan kursi,” sebutnya.

Ia berharap pemilu 2024 ini menjadi adu gagasan caleg-caleg untuk menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat. Partai politik juga perlu melakukan kajian matang dalam menentukan caleg di satu dapil agar menciptakan pertarungan yang lebih sehat.

“Dengan model penumpukan caleg partai di satu dapil, Caleg bukan fokus memekarkan jumlah kursi, tapi dia fokus melebihi elektabilitas caleg lain di dalam satu partai,” pungkasnya. rko/rmc

Editor : Moch Ilham

Tag :

BERITA TERBARU