Politik Devide et Impera ala Surya Paloh

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 04 Sep 2023 20:33 WIB

Politik Devide et Impera ala Surya Paloh

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Siapa sangka manuver Surya Paloh, mengundang Anies, Kamis malam, berbuah hiruk pikuk. Dua hari kemudian, Anies gacoan NasDem, mendeklarasikan capres-cawapres dengan Cak Imin. PKS menyebut ini manuver tidak smoot.

Anggan-angannya, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sebagai bakal cawapres Anies Baswedan seharusnya halus atau smooth. Harapannya, masuknya PKB seharusnya tak menimbulkan gesekan dalam koalisi.

Baca Juga: Jurnalistik Investigasi Ungkap Kejahatan Tersembunyi untuk Kepentingan Umum

Saat ini elite PKS ini menunggu hasil musyawarah Majelis Syuro, sebagai pemegang keputusan tertinggi partai. Proses ini dilakukan sebelum ikut menyepakati keputusan Partai NasDem dan Anies Baswedan memilih Ketua PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).

Berbeda dengan Partai Demokrat cara Paloh itu sebuah pengkianatan. Bahkan SBY menilai cara Anies dan Paloh, melebihi batas kepatutan moral dan etika dalam politik. "ya kasar, ya kalau bisa menggunakan istilah Bahasa Inggris, it is very ugly," ungkap ayah AHY.

Kini, komposisi Koalisi Perubahan dengan tiga parpol menyusut. Koalisi ini tinggal dua parpol yaitu NasDem dan PKB. PKS tunggu musyawarah Majelis Syuro. Apa taglinenya berubah? Mari kita tunggu.

Akal sehat saya berpikir, tekesan ada politik devide et impera dibalik manuver Ketum NasDem, Surya Paloh.

 

***

 

Secara harfiah, devide et impera artinya pecah dan berkuasa.

Politik Devide et Impera adalah politik pecah belah yang diterapkan oleh Belanda. Tepatnya oleh VOC selama berada di Indonesia.

VOC (Kongsi Dagang Hindia Belanda) dibentuk pada 20 Maret 1602. Orientasi VOC adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menaklukkan berbagai kerajaan di Nusantara.

Selain itu, VOC juga berusaha menguasai jalur perdagangan sekaligus memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia.

Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, VOC menerapkan strategi politik adu domba atau devide et impera.

Maklum, saat Belanda pertama kali datang ke Indonesia, jumlah mereka masih sangat kecil dan hanya mampu menguasai beberapa pos dagang dan benteng di Ambon dan kemudian Batavia (Jakarta).

Untuk memperluas wilayah kekuasaannya, VOC menerapkan politik devide et impera.

Padahal, strategi politik devide et impera ini dipopulerkan oleh Julius Caesar dalam upaya untuk membangun Kekaisaran Romawi.

Nah, setelah Belanda datang ke Indonesia, mereka mempraktikkan politik devide et impera dengan tujuan memecah belah sebuah kelompok menjadi lebih kecil sehingga lebih mudah untuk ditaklukkan.

Dalam literasi, Divide et impera merupakan kombinasi strategi orang belanda dalam hal politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukkan.

Baca Juga: Komedian jadi Menteri, Bisa Campurkan Humor dan Joke

Dalam konteks lain, politik pecah belah juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat.

Ada dua opsi. Ilham politik Divide et impera saat ini, menyatukan kelompok kecil agar besar atau mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu.

 

***

 

Surya Paloh terkenal di masyarakat sebagai pengusaha pers dan pemilik stasiun televisi Metro TV. Tidak hanya itu, Surya Paloh juga aktif sebagai politikus dan memiliki harian Media Indonesia dan Lampung Post yang tergabung dalam Media Group.

Ia pernah jadi mantan Ketua Dewan Penasihat Golkar. Paloh lalu mendirikan Nasional Demokrat (NasDem) bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X. Saat itu, Surya Paloh menjadi Ketua Dewan Pembina Organisasi Masyarakat NasDem.

Sebelumnya, Surya Paloh pernah tergabung dalam organisasi massa dan menjadi salah satu pemimpin Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI). Tahun 1978, setelah KAPPI bubar, Surya Paloh bersama anak-anak anggota ABRI mendirikan Organisasi Putra-Putri ABRI. Surya Paloh menjadi pimpinan bagian Sumatera Utara. Selanjutnya, organisasi ini dikenal sebagai Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI).

Saat menjadi anggota MPR, Surya Paloh harus hijrah ke Jakarta. Namun ibukota tidak menghalangi kesuksesan Surya Paloh sebagai pengusaha. Sejak Orba, ia sudah dikenal sebagai pengusaha muda di Jakarta. Dunia pers menarik perhatiannya. Saat itu bisnis di bidang ini masih belum banyak digarap oleh pengusaha. Usaha Surya Paloh yang paling fenomenal adalah Metro TV. Ini menjadi saluran televisi berita pertama di Indonesia. Bisnis katering juga menjadi ladang bisnis yang sukses digarap oleh Surya Paloh.

Baca Juga: Aib Eks Mentan SYL, Dibeber di Ruang Sidang

Pertanyaannya, selaku Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh mengapa memilih Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta sebagai capres yang diusungnya.?

Apakah Anies dianggap kelompok kecil agar besar ? Bisa jadi. Mengingat Anies, masih sendiri. Dan tak punya partai. Kini, Anies digandengkan orang bertubuh kecil,Ketua PKB Muhaimin Iskandar. Saat Pemilu 2019 suara yang diraih PKB 13,57 juta suara (9,69%).

Partai NasDem tahun itu berhasil meraih 12,66 juta suara atau 9,05% dari total suara sah nasional. Capaian suaranya PKB lebih unggul. Pertanyannya, mengapa Cak Imin, mau diatur parpol yang suaranya lebih kecil.

Surya Paloh punya strategi ketimbang Cak Imin. Koalisi PKB - Gerindra dipecah. Harapan AHY bisa gandeng Anies dibuyarkan.

Akal sehat saya tegas bilang gaya Surya Paloh, kayak saudagar VOC.

Ini langkah Surya Paloh yang mengejutkan kayak Belanda dulu. Apalagi saat ia memecah belah dua koalisi, partai - partai lain belum berani terang-terangan menyampaikan capres-cawapres jagoannya. Paloh, sudah melakukan langkah itu.

Ini sama pada 2014, Nasdem yang paling awal mengusung Jokowi sebagai capres saat itu.

Pertanyaannya, benarkah Anies Baswedan disuruh rangkul pemilih PKB untuk mendapatkan kekuasaan orang nomor satu di Indonesia?

Praktis, Paloh telah memecah koalisi besar yaitu Gerindra, Golkar, PAN dan PBB, menjadi kelompok-kelompok kecil. Ini agar Prabowo, kehilangan suara Nadhiyin. Ini bisa menjadi langkah awal Paloh menaklukan koalisi gemuk. Terlepas pro-kontra cara kerja Surya Paloh, bongkar kekuatan dua koalisi. Publik mencatat, politisi brewok yang wartawan ini mencatatkan diri mampu menentukan calon presiden dan calon wakil presiden dalam hitungan menit. Furthermore? Wait and see. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU