Harga Minyak Mentah Dunia Naik, Arab Saudi Melakukan Pengurangan Produksi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 05 Sep 2023 11:26 WIB

Harga Minyak Mentah Dunia Naik, Arab Saudi Melakukan Pengurangan Produksi

i

Kilang Minyak Aramco, Saudi Arabia

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Harga minyak mentah naik tipis pada Selasa (05/09/2023) pagi ini. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November naik 45 sen menjadi US$ 89.00 per barel di London ICE Future Exchanges, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Oktober naik 40 sen menjadi US$ 85.95 per barel.

Pengurangan produksi secara sukarela dalam jumlah besar, adalah salah satu upaya Arab Saudi untuk mendukung harga. Upaya ini merupakan kesepakatan produksi yang disepakati oleh kelompok produsen OPEC+ yang terdiri dari organisasi Negara-negara pengekspor minyak. (OPEC) dan sekutunya Rusia.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 2 Persen Jelang Pertemuan OPEC+

Pemotongan sukarela yang dilakukan Arab Saudi diperkirakan akan diperpanjang selama empat bulan hingga oktober, dengan jumlah 1 juta barel per hari yang akan dilakukan secara berturut-turut.

Adapun Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, menyatakan bahwa Moskow sepakat dengan mitra OPEC+ terkait parameter pengurangan ekspor lanjutan pada Oktober.

Baca Juga: SKK Migas Jabanusa: Wilayah Jatim dan Jateng Capai 106 Persen Produksi Minyak Mentah

Arab Saudi dan Rusia bisa menarik pemotongan tersebut kapan saja, kata analis OANDA Craig Erlam, "tapi saya tidak bisa membayangkan mereka akan terburu-buru dan berisiko membuat harga jatuh lagi," katanya.

Russell Hardy, kepala eksekutif pedagang minyak independen terbesar di dunia, Vitol, mengatakan meskipun minyak mentah masam akan tetap terbatas, dalam enam hingga delapan minggu kedepan, pasokan minyak mentah global diperkirakan akan meningkat karena pemeliharaan kilang. 

Baca Juga: Aksi Militer Israel di Gaza Sebabkan Harga Minyak Mentah Memanas

Sementara itu, data ketenagakerjaan AS pada Agustus memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunganya pada bulan ini.

Di China, aktivitas manufaktur meningkat secara tak terduga pada Agustus dan serangkaian langkah ekonomi untuk mendukung pemulihan negara tersebut pasca pandemi telah memicu optimisme bahwa permintaan akan meningkat di negara importir minyak terbesar di dunia tersebut. jk-03/Acl

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU