Sepuluh Investor Swasta di IKN, Total Investasi Hingga 20 Triliun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 22 Sep 2023 10:26 WIB

Sepuluh Investor Swasta di IKN, Total Investasi Hingga 20 Triliun

i

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Investasi sektor swasta mulai masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Sejauh ini sudah ada sepuluh investor dari dalam negeri yang menanamkan investasinya senilai Rp 20 triliun untuk dana pembangunan fasilitas publik di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Juga: Realisasi Investasi di Madiun per Triwulan Pertama 2024 Belum Capai Target

Hal ini disampaikan oleh Bambang Susantono selaku Kepala Otorita IKN.

“Konsorsium ini beranggotakan sepuluh perusahaan," katanya dalam sebuah pernyataan tertulis, Kamis.

Adapun sepuluh investor tersebut adalah Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinar Mas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart group.

Baca Juga: Sektor Properti Serap Investasi Rp 29,4 Triliun

Bambang juga menyampaikan bahwa terdapat investor lain yang juga dilibatkan yakni di sektor perhotelan, shopping mall, rumah sakit, pendidikan, dan perkantoran seperti Pakuwon, Marriott, Jambuluwuk, Vasanta, Hermina, dan Jakarta Intercultural School.

"Di dalam konsorsium tersebut nilai investasi yang telah masuk sejauh ini di IKN sekitar Rp20 triliun," ujarnya.

Adapun menurut Kepala Otorita IKN ini, Ground Breaking Hotel Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo hari ini sekaligus menandai masuknya investasi sektor swasta untuk kali pertama di IKN.

Baca Juga: BKPM: Singapura Investor Terbesar Sejak 2019

Presiden Jokowi pada acara tersebut mengatakan investasi sektor swasta di IKN diharapkan dapat menjadi magnet bagi masyarakat Indonesia yang semula Jawa sentris, menjadi Indonesia sentris.

"Penduduk Indonesia 56 persen itu berada di Pulau Jawa, berarti kurang lebih 149 juta ada di Jawa. Pulau Jawa menjadi magnet dari negara kita Indonesia, utamanya ke Jakarta, sehingga beban yang terlalu berat ini harus dikurangi dari yang dulunya kita Jawa sentris, kita tarik menjadi Indonesia sentris," katanya. jk-1/Acl

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU