Pemimpi Jaksa, Terpilih Ketua MK Gantikan Anwar Usman

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 09 Nov 2023 20:50 WIB

Pemimpi Jaksa, Terpilih Ketua MK Gantikan Anwar Usman

i

Suhartoyo (batik biru) terpilih menjadi Ketua  Mahkamah Konstitusi (MK) menggantikan Anwar Usman. Keputusan ini disampaikan oleh Wakil Ketua MK Saldi Isra di Gedung MK, pada Kamis (9/11/2023)

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Hakim konstitusi Suhartoyo disepakati menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Suhartoyo menggantikan Anwar Usman.

"Yang disepakati dari hasil kami tadi adalah untuk menjadi Ketua MK ke depan adalah Bapak Suhartoyo," ucap Saldi Isra dalam jumpa pers di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).

Baca Juga: Yusril Dicemes Ketua MK Suhartoyo

"Dan saya tetap menjalankan tugas sebagai Wakil Ketua," imbuhnya.

Keputusan ini diambil dalam rapat permusyawaratan hakim (RPH) yang digelar secara tertutup. RPH itu dipimpin oleh Wakil Ketua MK Saldi Isra.

Pemilihan Ketua MK ini merupakan tindak lanjut putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) pada Selasa (7/11) lalu. MKMK sebelumnya memberhentikan Anwar Usman dari jabatan Ketua MK karena terbukti melakukan pelanggaran etik berat.

 

Bermimpi Jadi Jaksa

Baca Juga: MK Akui Putusan yang Muluskan Gibran Maju Cawapres, Keliru

Dikutip dari laman Mahkamah Konstitusi, Suhartoyo dikenal sosok yang sederhana.

Hakim pada Pengadilan Tinggi Denpasar Suhartoyo terpilih menjadi Hakim Konstitusi menggantikan Ahmad Fadlil Sumadi yang habis masa jabatannya sejak 7 Januari 2015 lalu.

Pada 17 Januari 2015, pria kelahiran Sleman ini mengucap sumpah di hadapan Presiden

Joko Widodo.

Baca Juga: Ipar Jokowi, Bermanuver

Tercatat ia berasal dari keluarga sederhana. Sejak kecil, tidak pernah terlintas dalam pikiran Suhartoyo menjadi seorang penegak hukum. Minatnya ketika Sekolah Menengah Umum justru pada ilmu sosial politik. Ia berharap dapat bekerja di Kementerian Luar Negeri. Namun kegagalannya menjadi mahasiswa ilmu sosial politik memberi berkah tersendiri karena ia akhirnya memilih mendaftarkan diri menjadi Mahasiswa Ilmu Hukum.

“Saya tidak menyesali tidak diterima menjadi Mahasiswa Ilmu Sosial, karena sebenarnya ilmu sosial politik sama dengan lmu hukum. Orientasinya tidak jauh berbeda,” ujar suami dari Sutyowati ini.

Seiring waktu ia semakin tertarik mendalami ilmu hukum untuk menjadi seorang jaksa, bukan menjadi seorang hakim. Namun karena teman belajar kelompok di kampus mengajaknya untuk ikut mendaftar dalam ujian menjadi hakim, ia pun ikut serta. Takdir pun memilihkan jalan baginya. Ia menjadi hakim, terpilih di antara teman-temannya. n jk/erc/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU