Jelang Natal dan Libur Akhir Tahun, Tingkat Inflasi Diprediksi Meningkat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 13 Nov 2023 11:02 WIB

Jelang Natal dan Libur Akhir Tahun, Tingkat Inflasi Diprediksi Meningkat

i

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono. SP/ JKT

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan periode libur akhir tahun mengakibatkan tekanan inflasi pada akhir 2023 turut diprediksi meningkat pada Desember 2023 dan Maret 2024.

Berdasarkan Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI), peningkatan inflasi pada Desember 2023 dan Maret 2024 masing-masing sebesar 131,2 dan 133,0, lebih tinggi daripada IEH bulan sebelumnya masing-masing sebesar 119,9 and 129,7.  

Baca Juga: Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen

“Responden menginformasikan peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan harga seiring dengan periode HBKN Natal, libur akhir tahun dan sekolah, serta momentum bulan Ramadan pada 2024,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Senin (13/11/2023).

Sebagaimana diketahui, inflasi IHK pada September 2023 tercatat sebesar 2,28% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari inflasi IHK bulan sebelumnya sebesar 3,27% yoy.  

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh inflasi inti yang menurun menjadi 2,00% yoy dan inflasi kelompok administered prices yang juga lebih rendah menjadi 1,99% yoy. 

Baca Juga: BI Sebut Dolar AS dan Emas, Aset Aman

Di sisi lain, kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 3,62% yoy, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 2,42% yoy, sejalan dengan kenaikan harga beras dan daging sapi.  

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelumnya menyampaikan bahwa Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam TPIP dan TPID melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.  

Baca Juga: Heboh! Penerbitan Uang Kertas Pecahan Baru BI, Bernominal Rp 1.0

“Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati sejumlah risiko yang dapat menimbulkan tekanan terhadap tetap terkendalinya inflasi, termasuk dampak kenaikan harga energi dan pangan global serta tekanan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap imported inflation,” katanya. 

Dalam hal ini, Perry mengatakan bahwa BI akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan mempererat sinergi dengan pemerintah untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2%-4% pada 2023 dan 1,5%-3,5% pada 2024. jk-04/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU