Disperpusip dan DPRD Komisi E Jatim Berkolaborasi Galakkan Literasi Ponpes

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 08 Des 2023 18:35 WIB

Disperpusip dan DPRD Komisi E Jatim Berkolaborasi Galakkan Literasi Ponpes

SURABAYAPAGI, Surabaya – Demi meningkatkan minat dan kegemaran membaca serta kreatifitas menulis di lingkungan pondok pesantren (ponpes) untuk para santri. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Prov. Jatim bersama Komisi E DPRD Jatim berkolaborasi mensosialisasikan literasi ponpes selama dua hari, 7-8 Desember 2023.

Acara yang bertajuk "Literasi Santri Jayakan Negeri" ini dihadiri 100 peserta dari beberapa ponpes di Jatim. Turut hadir pula sebagai narasumber diantaranya ada Kepala Disperpusip Jatim, Tiat S. Suwardi, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, Pustakawan Utama (Pustama) Perpusnas RI Dr. Upriyadi, SS, M. Hum, Sekretaris Umum Nahdlatul Turats Dr. Ahmad Karomi, Wartawan dan Penulis Moch. Sururi

Baca Juga: Apresiasi Penurunan Dispensasi Nikah Komisi E Bakal Tingkatkan Pengawasan

Kepala Disperpusip Jatim, Tiat S. Suwardi mengatakan, sosialisasi tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan literasi melalui peran perpustakaan di ponpes. "Sosialisasi ini diharapkan juga semakin meningkatkan minat dan kegemaran membaca serta kreatifitas menulis di lingkungan pondok pesantren," kata Tiat, Surabaya, Jumat, (8/12/2023).

Sementara melalui jaringan zoom, Asisten Administrasi Umum Setdaprov Jatim Dr. Akh. Jazuli, SH, MSi dalam kata sambutan pembukaannya menyampaikan, dunia pesantren dikenal memiliki kiprah dan sumbangsih yang luar biasa terhadap penguatan literasi di negeri ini.

Utamanya literasi di bidang keagamaan dan kebangsaan. Sehingga tradisi literasi umat Islam Indonesia, khususnya di kalangan pesantren sudah mengakar kuat.

Bahkan, sebut Jazuli, literasi pesantren menjadi referensi universal dalam menyikapi segala tantangan kehidupan. Salah satu buktinya adalah adanya berbagai karya ulama pesantren nusantara yang sudah mendunia.

"Peran ulama Indonesia yang luar biasa, itu tentu harus dilanjutkan dan ditingkatkan oleh para santri dan pesantren di masa kini. Yakni dengan segala tantangan dan problematika yang sangat mungkin berbeda dengan masa 1-2 abad yang lalu," kata Jazuli.

Sekretaris Umum Nahdlatul Turats Dr. Ahmad Karomi menyampaikan tentang episentrum literasi pesantren. Menurutnya, pesantren adalah tempat memperdalam ilmu agama yang mencakup lima elemen, yaitu santri, kyai, kitab, masjid, dan pondokan. Sejak dulu, pesantren telah menjadi pusat literasi dengan menggunakan metode sorogan.

"Mereka pembelajarannya secara individual dan menghadap bergiliran, menghafalkan, lalu menjelaskan di hadapan kyai," terangnya.

Baca Juga: DPRD Targetkan Putus Bisnis Seragam Siswa SMA/SMK di Jatim

Sehingga, banyak sekali karya tulis yang masih masyhur hingga saat ini. Karyanya bahkan dijadikan sebagai sumber rujukan dimana karya tersebut lahir dari pesantren.

 Sementara Pustama Perpusnas RI Dr. Upriyadi, SS, M. Hum menyampaikan terkait kebijakan pengembangan perpustakaan pesantren sebagai pusat inkubasi literasi. Menurutnya, pesantren menjadi bagian dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Hal tersebut sesuai dengan tujuan negara kita, yakni NKRI. Sehingga pesantren dapat bersinergi dan berperan aktif membangun perpustakaan pesantren yang masuk pada kategori perpustakaan khusus," jelasnya.

Arah kebijakannya pun disesuaikan dengan pengembangan perpustakaan khusus. Seperti aspek kelembagaan, pengembangan kompetensi SDM, dan pengembangan koleksi.

"Termasuk soal sarana dan prasarana, pengembangan layanan, serta pendanaannya," jelasnya.

Baca Juga: Komisi E Pastikan Anggaran Porprov Jatim VIII Tidak Tersendat Lagi

Di sesi lain, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hj. Hikmah Bafaqih menyampaikan soal bagaimana membangun literasi di kalangan ponpes bisa berjalan efektif. Menurutnya, para pengasuh ponpes perlu mendorong para santrinya untuk terus berkarya dalam berliterasi. Para santri diharapkan terbangun semangatnya dalam membaca dan menulis.

"Ajak santri-santri kecil kita untuk terus belajar membaca dan menulis," katanya.

Terpenting, sebut Hikmah Bafaqih, semua keinginan itu harus dimulai. Pasalnya, dengan cara itu semuanya akan menjadi terbiasa.

"Keterbatasan tidak usah jadi kendala, karena sumber informasi kita sangat luar biasa. Karena keterbatasan menimbulkan kecerdasan," pungkasnya. Ain

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU