Meski Musim Hujan, Warga Surabaya Ngerasa Sumuk dan Mudah Berkeringat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 18 Des 2023 20:47 WIB

Meski Musim Hujan, Warga Surabaya Ngerasa Sumuk dan Mudah Berkeringat

i

Meski sudah masuk musim hujan, tetapi hawa di Surabaya sumuk dan bikin berkeringat.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Meski sudah memasuki musim penghujan, namun cuaca di Kota Surabaya, Senin (18/12/2023) justru sumuk dan panas. Bahkan, dari cek suhu yang dikeluarkan accuweather, suhu Kota Pahlawan mencapai 35 derajat celsius. Ada apa?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda membeberkan bahwa cuaca di kota Surabaya dan sekitarnya masih sekitar 34-35 derajat celcius. Ini dikarenakan masih adanya pergerakan tekanan rendah yang menyebabkan belokan angin dan perlambatan angin.

Baca Juga: Kebut Musim Penghujan, Drainase Jalan Mastrip Ditargetkan Rampung

“Suhu di Surabaya Raya di prediksi berkisar antara 24 hingga 35 derajat Celsius. Dengan kecepatan angin rata-rata diperkirakan mencapai sekitar 30 kilometer per jam. Sedangkan tingkat kelembapan bervariasi antara 45 hingga 95 persen,” ujar Oky Sukma Hakim, S.Tr, prakirawan BMKG Juanda Surabaya.

Bahkan, cuaca panas dan gerah masih bisa dirasakan beberapa hari kedepan di Surabaya. Meski, lanjut Oky, ada pergerakan awan di atas langit Surabaya.

Hal senada juga diungkapkan Deputi BMKG Pusat, Guswanto, yang menyebutkan cuaca panas ditengah musim hujan karena pola turunnya hujan masih belum merata.

"Kondisi ini cenderung relatif masih sama untuk tiga sampai empat hari kedepan. Mengingat ada beberapa daerah di pulau Jawa masih kering. Terlihat ada awan, tetapi kelembaban sangat kering, yang membuat mudah berkeringat," kata Guswanto.

Selain kondisi hujan yang belum merata, lama durasi turunnya hujan disebut Guswanto juga berpengaruh pada cuaca. Meski sudah memasuki musim hujan, sejumlah daerah mencatat intensitas hujan dengan durasi yang singkat. Kondisi ini dipicu dinamika atmosfer.

"Dinamika atmosfer tersebut adalah terdapatnya pola tekanan rendah yang menyebabkan pola belokan dan perlambatan angin yang memicu pertumbuhan awan hujan cenderung terjadi di wilayah tengah dan timur," lanjut dia.

 

Mudah Berkeringat

Baca Juga: Sambut Musim Penghujan, Gubernur Khofifah Konsisten Bangun Mitigasi dan Kesiapsiagaan Darurat Bencana Hidrometeorologi di Jatim

Di tengah cuaca kembali panas, sejumlah masyarakat mengeluhkan 'mandi keringat' yang dikhawatirkan bisa berdampak pada kesehatan. Menurut pakar kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban, hal tersebut sebenarnya wajar terjadi lantaran saat udara panas, peredaran darah banyak berkumpul di dekat kulit.

Walhasil, terjadi penguapan sehingga keluar keringat. "Karena keringat keluar, maka suhu badan agak menurun sedikit. Jadi itu wajar," terang Prof Zubairi dalam cuitan di akun X, Senin (18/12/2023).

Keringat yang menjadi pertanda bahaya kesehatan adalah saat pasien mengidap kelenjar thyroid. Hal ini ditandai dengan produksi hormon thyroid yang berlebihan menyebabkan gemetar dan banyak keringat.

"Kalau dipegang, kulitnya itu agak halus dan tensinya sedikit tinggi. Kemudian kalau denyut jantung, nadi kita juga menjadi agak cepat, itu disebut dengan hyperthyroid," sambung Prof Zubairi.

 

Baca Juga: BMKG Ingatkan Bahaya Hujan Pertama di Masa Pancaroba, Pakar: Bawa Polutan dan Penyakit

Warga Surabaya Sumuk

Cuaca panas cenderung sumuk dan mudah berkeringat ini pun dirasakan warga Surabaya, Senin (18/12/2023). Khususnya mereka yang kerap beraktivitas diluar ruangan.

"Siang ini padahal yo wis mendung lho. Tapi sumuk'e puoll. Gampang kemringet. Aneh cuaca saiki," keluh kesah Yuskandia, driver online yang ditumpangi Surabaya Pagi, Senin (18/12/2023) kemarin siang.

Bahkan, lanjut Yuskandia, sudah beberapa hari terakhir, Surabaya masih tetap sumuk kalau siang hari. "Hari Sabtu kemarin sempat hujan, tapi yo tetep sumuk, mbak. Nggarai pengen minum es," lanjut Yus.

Tak hanya Yus, cuaca panas dan sumuk juga dirasakan Winarsih, pegawai toko di daerah Jagalan juga merasakan sehari-hari berjualan di dalam ruangan masih berkeringat. "Meski hawane ini adem-adem,mbak. Tapi kadang sumuk," lanjut Winarsih. ana/ain/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU