Tingkat Inflasi Jatim 0,29 Persen, Tertinggi Sumenep Tembus 5,08 persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 03 Jan 2024 16:58 WIB

Tingkat Inflasi Jatim 0,29 Persen, Tertinggi Sumenep Tembus 5,08 persen

Baca Juga: Dipicu Harga Beras, BPS: Tren Inflasi Kota Madiun Alami Penurunan

 
SURABAYAPAGI, Surabaya - Tingkat inflansi yang dialami Jawa Timur (m-to-m) dari delapan kota mencapai 0,29 persen dari November hingga Desember 2023.
 
Sedangan, inflasi dalam periode mulai Desember 2022 hingga Desember 2023 (y-to-y) sebesar 2,92 persen.
 
Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, terbaru Selasa, (2/1/2024), inflalasi pasa level kota tertinggi di Sumenep yakni 5,08 persen sementara terendah terjadi Banyuwangi 2,15 persen. 
 
Diketahui, ada enam kota lainnya yang mengalami inflasi, Surabaya (3,03 persen), Probolinggo (2,86 persen), Kediri (2,64 persen), Malang (2,56 persen), Madiun (2,35 persen), dan Jember (2,29 persen). 
 
Ketua BPS Jatim Zulkipli menyampaikan terdapat komoditas penyumbang inflasi dan deflasi seperti beras, cabai rawit dan cabai merah yang mengalami kenaikan harga pasar 36,22 persen dengan akumulasi inflasi 0,6 persen. 
 
"Daging Ayam Ras menjadi komoditas dominan penyumbang deflasi terbesar yaitu dengan persentase perubahan penurunan harga sebesar 3,22 persen dengan andil deflasi sebesar 0,03," ujar Zulkipli, yang diterima Surabaya Pagi, Rabu, (3/1/2024).
 
Selain daging ayam, beras juga menjadi penyumbang inflasi dan deflasi terbesae dalam skala (yoy) dengan kenaikan harga pasar 20,55 persen dan andil inflasi 0,83 persen.
 
"Telur Ayam Ras menjadi komoditas dominan penyumbang deflasi terbesar yaitu dengan persentase perubahan penurunan harga sebesar 9,29 persen dengan andil deflasi sebesar 0,07," pungkasnya.  Ain/ana

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU