Produksi Beras di Daerah Lain 'Nelongso', di Kabupaten Sidrap Sulsel Surplus 261 Ribu Ton

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 21 Feb 2024 10:45 WIB

Produksi Beras di Daerah Lain 'Nelongso', di Kabupaten Sidrap Sulsel Surplus 261 Ribu Ton

i

Ilustrasi. Para petani tengah panen padi. SP/ SLW

SURABAYAPAGI.com, Sulawesi - Harga beras di sejumlah wilayah Indonesia rata mengalami kenaikan, salah satunya karena produksi beras petani lokal menurun usai diterjang cuaca ekstrem, kemarau panjang hingga banjir.

Namun, tak semua daerah mengalami susut produksi hingga ‘nelongso’ (sengsara). Ada salah satu daerah di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang justru berhasil mencatatkan surplus beras di akhir 2023 sebanyak 261 ribu ton lebih dan menjadi lumbung padi untuk wilayah Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Himbauan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia: Pabrik-pabrik Keluarkan Stok-stok Berasmu

"Kabupaten Sidrap memiliki peranan dalam menunjang program pangan nasional, terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi wilayah Indonesia timur,” ujar Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Sidrap, Muhammad Yusuf DM di Sidrap, Rabu (21/02/2024).

Diketahui, produksi padi di Kabupaten Sidrap, Sulsel tersebut sebanyak 502.652 ton dan setelah diolah menjadi gabah kering giling (GKG) menjadi 465.958,40 ton pada tahun 2023 lalu.

Lebih lanjut, hasil produksi beras dari pengolahan gabah kering giling sebanyak 465.958,40 ton itu menjadi 298.306,57 ton beras. sedangkan kebutuhan beras di daerah itu hanya 36.663,74 ton, sehingga Sidrap bisa surplus sekitar 261 ribu ton lebih, tepatnya 261.642,83 ton beras.

Baca Juga: Stok Beras di Jatim Dipastikan Aman

Ia menambahkan bahwa Sidrap merupakan salah satu sentra produksi pangan di Sulawesi Selatan dan berperan penting dalam mendukung program pangan nasional. 

“Peran Sidrap sangat penting dalam mendukung program pangan nasional, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan di wilayah Indonesia timur,” pungkasnya.

Ia menguraikan di Sidrap luas lahan sawah irigasi teknis mencapai 36.578,10 hektare (ha), dan lahan sawah tadah hujan 11.810,50 ha.

Baca Juga: Harga Beras Masih Meroket Jelang Pemilu dan Ramadhan, Diprediksi Stabil Maret 2024

Sementara persawahan didukung empat daerah irigasi yang menjadi kewenangan pusat, dua daerah irigasi kewenangan provinsi, dan 94 daerah irigasi kewenangan kabupaten serta sawah tadah hujan.

“Semua keberhasilan ditunjang oleh penyediaan sarana dan prasarana pertanian serta peningkatan kualitas sumber daya manusia,” tuturnya. slw-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU