Riwayat Pasien DBD Meninggal di Jombang, Dua Kali Terinfeksi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 24 Feb 2024 20:05 WIB

Riwayat Pasien DBD Meninggal di Jombang, Dua Kali Terinfeksi

SURABAYA PAGI, Jombang -  Pasien anak-anak yang meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD), memiliki riwayat pernah menjadi pasien DBD pada tahun 2023 lalu.

"Kalau dari riwayatnya dia (K) ini sudah pernah, terkena (DBD) dan dirawat di sini, kira-kira setahun yang lalu. Jadi pernah kena demam berdarah juga, memang beresiko kalau sudah serangan kedua memang agak berat," kata Direktur RSUD Jombang, dr Ma'murotus Sa'diyah, Sabtu (24/2/2024).

Baca Juga: Stop Demam Berdarah, Pj Wali Kota Mojokerto Gencarkan Kerja Bakti Massal 3M Plus

Menurutnya, sebelum meninggal K (8), sempat menjalani perawatan di RSUD Jombang dan dinyatakan meninggal dunia pada Jumat, 23 Februari 2024 sekira pukul 22.00 WIB.

Saat dirujuk ke RSUD Jombang dari rumah sakit lain pada Jumat 22 Februari 2024 sekira pukul 16.00 WIB, kondisi pasien anak ini sudah sangat buruk.

"Rata-rata pasien infeksi virus dengue (IVD) atau DBD yang meninggal dunia. Saat dibawa ke RSUD Jombang sudah dalam kondisi dengue sock sindrom, DHF great 3. Dimana kondisi pasien yang dirujuk ini sudah dalam kondisi sudah agak berat," jelas Ma'murotus Sa'diyah.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus tersebut, pihaknya mengaku tengah menyiapkan sejumlah persiapan pelayanan di rumah sakit plat merah itu.

"Karena kebanyakan pasien demam berdarah usianya kebanyakan anak-anak, untuk itu kita nambah 12 bed, dan untuk ICU kita nambah 40 tempat tidur," ujarnya.

Waspada DBD, Masyarakat Diminta Gencar PSN

Baca Juga: Jumlah Pasien DBD Meninggal di Jombang Bertambah Jadi 5 Orang

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang mencatat hingga Sabtu 24 Februari 2024 dari ratusan kasus infeksi virus dengue (IVD), 5 orang pasien positif demam berdarah dengue (DBD) meninggal dunia.

Plt Kepala Dinas Kesehatan, Syaiful Anwar, mengatakan kasus IVD tahun ini tercatat mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu sebanyak 130 kasus, sedangkan tahun 2022 sebanyak 117 kasus.

"Dari 331 kasus IVD tersebar di semua Kecamatan di Jombang, untuk pasien DBD yang meninggal ada di wilayah Kecamatam Sumobito, Peterongan, Mojoagung dan Jombang," jelasnya, Kamis (22/2/2024).

Diungkapkan Syaiful, melonjaknya kasus IVD yang meliputi demam berdarah dengue (DBD), demam dengue (DD) serta suspek demam dengue tersebut terjadi karena beberapa faktor. Diantaranya, meningkatnya aktifitas nyamuk Aedes Aegypti penyebab virus dengue saat musim hujan, kemudian rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri.

Baca Juga: 2022, DBD di Kota Batu Capai 132 Kasus

"Itu menjadi tanggung jawab kita semua, baik Dinkes maupun masyarakat secara umum untuk lebih meningkatkan kesadaran PSN. Yang jelas angka bebas jentik nyamuk masih di bawah 90 persen. 10 persen inilah yang menyebabkan melonjaknya kasus IVD, dan ini menjadi dasar kami untuk lebih mengoptimalkan PSN," kata Syaiful.

Selanjutnya, masih perlunya peningkatan perilaku pola hidup bersih dan sehat masyarakat. "Ini menjadi tugas berat kami, dalam melakukan pembinaan dan pendampingan di masyarakat terkait pola hidup bersih dan sehat," tuturnya.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat selalu waspada dengan penyebaran penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu.

Masyarakat diminta untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya masing-masing, sebagai upaya pencegahan.sar

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU